STRATEGIC ASSESSMENT. Putra bungsu Presiden Joko Widodo yang juga Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, menyampaikan pernyataan berbeda terkait wacana duet dengan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Kaesang, yang tadinya antusias dengan wacana itu, kini justru bilang berbeda dengan Anies.
Isu atau wacana keduanya maju di Pilgub Jakarta 2024 ini bermula dari DPW PKB DKI Jakarta. PKB DKI menjadi partai pertama yang mencalonkan Anies maju di Pilgub Jakarta.
“Seluruh proses-proses pencalonan Pilkada untuk tahun 2024-2029 itu sudah kita proses. Puncaknya tanggal 8-9 itu kita mengadakan raker desk pilkada DKI Jakarta di puncak untuk menentukan calon,” ujar Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas.
Tak berhenti sampai di situ, DPW PKB DKI ternyata juga membuka peluang menduetkan Anies dengan Kaesang. PKB DKI mengaku sudah berkomunikasi dengan PSI terkait usulan itu.
Kaesang menyambut usulan DPW PKB DKI tersebut. Dia menyebut, berdasarkan survei, memang yang paling realistis dengan Anies.
Menanggapi Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sepakat jika Ridwan Kamil maju ke Pilgub Jakarta, Kaesang mengatakan dirinya tidak masalah karena dirinya memang belum dicalonkan dengan siapa pun.
Partai Gerindah sudah resmi mengusung Marshel Widianto sebagai calon sakil Wali Kota Tangerang Selatan pada Pilkada 2024 nanti.
Namun, diusungnya Marshel Widianto dalam Pilkada 2024 ini menimbulkan pro kontra. Terlebih, setelah Nikita Mirzani membongkar borok pelawak 28 tahun tersebut.
Nikita Mirzani menyarankan warga Tangsel tidak memilih Marshel Widianto, karena beberapa alasan problematik yang salah satunya berkaitan dengan pengkhianatan.
Berikut ini, beberapa kontroversi suami Yansen Indiani aliaas Cesen JKT 48 sebelum terjun ke dunia politik. Pada 2022 lalu, Marshel Widianto sempat terseret kasus pronografi Dea OnlyFans. Ayah 2 anak ini kedapatan pernah membeli Google Drive berisi 76 video syur Dea OnlyFans senilai lebih dari Rp 1 juta.
Marshel Widianto juga pernah berkhianat dengan Denny Cagur. Padahal, manajemen pelawak 46 tahun itulah yang sudah menaikkan namanya di dunia hiburan.
Sayangnya, tak diketahui persis pengkhianatan yang dilakukan ayah 2 anak itu pada Denny Cagur. Marshel hanya mengataka lebih baik dirinya keluar sebelum nama manajemen Denny Cagur ikut buruk akibat perilakunya yang tidak baik.
Marshel Widianto juga pernah mengakui dirinya sudah diblacklist oleh beberapa stasiun TV karena masalah kedisiplinan. Nikita Mirzani juga mengungkapkan pelawak 28 tahun itu adalah orang yang tidak pernah on time ketika bekerja dan tak tahu diri. Karena itu, banyak stasiun TV yang enggan bekerjasama lagi. Namun, Marshel Widianto berdalih masalah kedisiplinannya tersebut karena dirinya mengalami star syndrome, sehingga sering datang telat ketika syuting.
Pada akun TikToknya, finalis Stand Up Comedy Academy musim ketiga ini pernah mengunggah video yang menyertakan sebuah tangkapan layar dari komentar TikTok yang dianggap milik UNHCR Indonesia.
Pada tangkapan layar tersebut tertulis informasi dari akun yang mengaku sebagai UNHCR Indonesia yakni, “Semoga rakyat Rohingya bisa diterima masyarakat Indonesia, dan pemerintah bisa berikan dia rumah, makan, dan tempat tinggal, dan buat KTP Indonesia”.
Marshel Widianto langsung dicibir netizen karena dianggap minim usaha untuk melakukan verifikasi dalam memanfaatkan media sosial.
Pada 2022, Marshel Widianto juga pernah dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik oleh maskapai Lion Air. Sebab, dirinya membuat konten video Lelah Miskin Project (LMP) yang dianggap menyudutkan Lion Air.
Nikita Mirzani juga mengungkapkan Marshel Widianto salah satu public figure yang suka gimmick dan settingan. Salah satunya, Marshel Widianto pernah membuat gimmick jalin hubungan dengan Celine Evangelista.
Padahal, selama gimmick itu terjadi ternyata dirinya sudah memiliki istri, Cesen tetapi sengaja tidak dipublikasikan sampai anak pertamanya lahir.
Anies Baswedan berpeluang menjadi calon gubernur DKI Jakarta usai kalah di Pilpres 2024. Elektabilitasnya masih terbilang tinggi.
Dia sudah menyatakan diri siap untuk memperebutkan kursi gubernur di Pilkada 2024 untuk periode kedua. Tinggal menunggu tiket dari koalisi partai politik pemilik kursi DPRD.
Sejak beberapa bulan lalu, lembaga survei telah menghitung elektabilitas para kandidat yang berpotensi maju mengikuti kontestasi.
Dari hasil survei sejumlah lembaga, elektabilitas Anies bersaing dengan Ridwan Kamil dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang digadang-gadang turut akan maju sebagai calon gubernur.
Berikut elektabilitas Anies dalam survei yang dilakukan sejumlah lembaga.
Survei yang dirilis Proximity Indonesia menunjukkan Anies memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 18,50 persen.
Di urutan kedua ada nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, lalu Ridwan Kamil di urutan ketiga.
Survei dilakukan pada 16-25 Mei 2024 dengan melibatkan 800 responden dari 80 kelurahan di Jakarta yang tersebar secara proporsional.
Anies Baswedan: 18,50 persen
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): 14 persen
Ridwan Kamil (RK): 12,50 persen
Lembaga Survei Jakarta (LSJ)
Elektabilitas Anies kalah dari Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini berdasarkan hasil survei LSJ. Anies hanya mempunyai elektabilitas 18,4 persen.
RK berada di posisi puncak elektabilitas cagub Jakarta dengan elektabilitas sebesar 23,4 persen.
Survei digelar oleh LSJ ketika masa kampanye Pilpres 2024 berlangsung yakni pada 8-15 Januari lalu.
Ridwan Kamil (RK): 23,4 persen
Tri Rismaharini: 19,2 persen
Anies Baswedan: 18,4 persen
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): 8,7 persen
Heru Budi Hartono: 5,5 persen
Kaesang Pangarep: 3,9 persen.
Arus Survei Indonesia
Elektabilitas Anies kalah tipis dengan RK berdasarkan hasil survei Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI). Survei ini dilakukan dengan simulasi 15 nama.
RK duduk di posisi pertama dengan elektabilitas 30,5 persen sementara Anies sebesar 29 persen.
Duduk di posisi ketiga yaitu Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dengan elektabilitas sebesar 7 persen.
Ridwan Kamil (RK): 30,5 persen
Anies Baswedan: 29 persen
Heru Budi Hartono: 7 persen
Ahmad Sahroni: 6,8 persen
Tri Rismaharini: 4 persen
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep siap menerima pinangan Partai Gerindra sebagai calon gubernur Jakarta. Pernyataan Kaesang itu merespons Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman. Habib menyebut putra bungsu Presiden Joko Widodo itu masuk opsi calon gubernur Jakarta dari Gerindra.
Kaesang mengatakan modal maju menjadi gubernur Jakarta tak cukup hanya popularitas dan elektabilitas. Menurutnya, perlu sosok dengan etos kerja baik untuk masyarakat Jakarta.
Saat ditanya soal wacana maju bersama petahana Anies Baswedan, Kaesang memberi sinyal menolak. Akan tetapi, dia tak menjelaskan alasannya.
“Selama ini belum ada komunikasi, tapi sekadar info saja ya buat teman-teman semua yang saya kira sudah tahu, Pak Anies sama saya ini kan beda ya,” ucapnya.
Sebelumnya, Gerindra mendorong mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi calon gubernur Jakarta pada Pilkada Serentak 2024.
Mereka juga menyiapkan beberapa opsi, termasuk Kaesang Pangarep. Kaesang dinilai memenuhi syarat untuk ikut di Pilgub Jakarta.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berbicara tentang pentingnya seseorang untuk menjalankan sebuah proses dalam berorganisasi untuk bisa mendapatkan posisi tertentu. Nilai-nilai ini yang terus ditanamkan oleh partainya yakni PDI-Perjuangan dalam mencetak calon-calon pemimpin kepada generasi muda.
Hal ini dikatakan Ahok saat ditanya awak media perihal nama putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang kini digadang-gadang akan maju dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
“Jadi semua orang harus melakukan sebuah proses. Nah itu yang kita diajarkan dalam berorganisasi (di PDIP). Harus ada kader, harus ada pembuktian, baru kemudian naik, naik, naik,” kata pria yang akrab disapa Ahok ini usai mengisi acara Ask Ahok Anything (A3) di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2024).
Kendati demikian, Ahok mengaku tidak etis untuk memberikan penilaian apakah Kaesang Pangarep layak maju di Pilkada Jakarta atau tidak. Menurutnya, penilaian sepenuhnya diserahkan kepada warga Jakarta. “Itu tergantung pemilih. Saya enggak mengatakan itu (Kaesang terlalu cepat),” ujarnya.
Nama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tiba-tiba masuk ke bursa Pilkada Jabar 2024. Pemilik maskapai Susi Air tersebut merupakan tokoh di Jawa Barat, tepatnya di Pangandaran.
Susi Pudjiastuti akan bersaing dengan sosok ternama lain di Pilkada Jabar 2024.
Di Jawa Barat, Susi akan berhadapan dengan Ridwan Kamil hingga Dedi Mulyadi. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, buka suara mengenai peluangnya maju dalam Pilkada Jabar 2024.
Susi mengatakan, saat ini dirinya belum berkomunikasi dengan partai politik (parpol) manapun. “Saat ini belum ada komunikasi dengan pihak manapun,” kata Susi Pudjiastuti kepada wartawan.
Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product ini mengaku tidak terlalu tahu mengenai politik. Susi menyebut, dirinya akan meminta saran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, dan Megawati Soekarnoputri.
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP Jawa Barat (Jabar), Ono Surono melirik Susi Pudjiastuti untuk diusung dalam Pilkada Jawa Barat 2024. Ono mengatakan, Susi sudah menyatakan kesiapannya maju di Pilkada Jawa Barat jika didukung masyarakat.
Dia menegaskan, PDIP akan mendalami kemungkinan Susi maju di Pilkada Jawa Barat dan akan berkomunikasi dengan partai lain.
Ono menuturkan, Susi merupakan figur yang menarik. Dia mengakui belum bertemu secara langsung dengan Susi. Namun, dirinya memastikan akan menemuinya.
Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC menunjukkan, nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi paling menonjol untuk menjadi bakal cagub di Pilkada Jabar 2024. Hal ini diketahui dari hasil jejak pendapat yang dilakukan SMRC kepada 810 orang warga Jabar pada 27 Mei -2 Juni 2024.
Nama Ridwan Kamil menjadi top of mind saat responden ditanya sosok yang akan dipilih menjadi Gubernur jika pilkada dilakukan hari ini.
Nama eks Bupati Purwakarta yang juga politikus Partai Gerindra itu berada di bawah Ridwan Kamil, dengan elektabilitas 16,3 persen.
Di bawah Dedi Mulyadi, ada nama eks Wali Kota Bogor Bima Arya dengan elektabilitas 1,3 persen dan eks Wakil Gubernur Jabar, Dedi Mizwar dengan elektabilitas 0,9 persen.
Adapun survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah proporsional.
Toleransi kesalahan atau margin of error survei diperkirakan ±3.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka ole pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hail wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih atau spot check. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
LS Visi Nusantara
Lembaga Survei (LS) Visi Nusantara merilis hasil riset pada 25 April hingga 3 Mei 2024 di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. “Elektabilitas Ridwan Kamil berada di urutan pertama sebesar 15,25 persen. Urutan kedua ditempati Dedi Mulyadi sebesar 12,50 persen,” kata Direktur Eksekutif LS Vinus, Yusfitriadi di Cibinong.
Elektabilitas kedua tokoh ini jauh meninggalkan nama-nama lainnya seperti M Iriawan atau Iwan Bule di urutan ketiga sebesar 3,25 persen.
“Posisi keempat ditempati mantan Walikota Bogor Bima Arya sebesar 2,75 persen. Lalu posisi kelima ada politisi PKS Haru Suandharu,” tutur Yusfitriadi.
Sebut saja Desi Ratnasari 1,75 persen, Rhesa Yogaswara 1,25 persen, Uu Ruzhanul Ulum 1 persen, Dada Rosada 1 persen dan Hilman Umar Basori 0,75 persen. Sementara untuk elektabilitas posisi wakil gubernur, Uu Ruzhanul Ulum berada di urutan teratas dengan 4 persen, disusul Dedi Mulyadi 3 persen dan Desi Ratnasari 2,50 persen.
Yusfitriadi menjelaskan survei ini melibatkan 1.600 responden di Jawa Barat dengan metode cluster random sampling menggunalan teori slovin dalam pengambilan samplenya.
“Margin error survei ini 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. “Kami menggunakan instrumen terbuka dan semi terbuka saat wawancara tatap muka,” tandasnya.
Survei Archi
Berdasarkan hasil Survei ARCHI terbaru, Ridwan Kamil terpantau unggul tapi punya banyak saingan. Seperti diketahui, Sejumlah nama tokoh kuat maju di Pilkada Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2024 bermunculan setelah hajat Pemilu 2024 rampung. Setidaknya ada 7 nama tokoh kuat yang memiliki basis dukungan dan bakal diusung oleh sejumlah partai untuk bertarung di Pilgub Jabar 2024.
Dalam hasil sruvei yang dirilis oleh ARCHI, pada Maret 2024, 7 nama tersebut, teratas ada Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat periode 2019-2024. Dalam hasil survei tersebut, dengan menggunakan pertanyaan, Siapakah Calon Gubernur Provinsi Jawa Barat yang akan Anda pilih pada Pilkada 2024? Responden memilih Ridwan Kamil sebanyak 21,43 persen.
Bila Ridwan Kamil kembali maju di Pilgub Jabar, maka dia wajib memasang strategi yang jitu sebab, para penantangnya juga memiliki basis dukungan tinggi. Dalam hasil survei ARCHI, nama politikus Partai Gerindra Dedi Mulyadi berada diurutan kedua dengan jumlah keterpilihan sebanyak 18,37 persen. Anak buah presiden terpilih Prabowo Subianto juga dikenal sangat dekat dengan masyarakat Jawa Barat. Bahkan dia kerap memberi solusi atas masalah-masalah yang membelit masyarakat.
Dalam unggahan Youtube Kang Demul, banyak cerita dia menyambangi orang-orang yang tengah mengalami kesulitan, lalu memberi bantuan. Dalam Pemilu Legislatif 2024, Dedi Mulyadi menjadi caleg terpilih dengan suara dari Partai Gerindra terbanyak se-Indonesia. Bahkan dari semua partai, dia termasuk dalam 10 besar caleg dengan suara terbanyak.
Nama tokoh kuat maju di Pilgub Jabar ketiga adalah Uu Ruzhanul Ulum, mantan wakil Gubernur Jawa Barat pendamping Ridwan Kamil. Responden memilihnya sebanyak 14,24 persen.
Keempat, nama tokoh kuat maju di Pilgub Jabar adalah Mochamad Iriawan atau biasa disapa Iwan Bule. Dari hasil survei, keterpilihannya sebanyak 12.24 persen.
Kelima, ada Dede Yusuf, anggota DPR dari Partai Demokrat, yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, saat Gedung Sate dipimpin oleh Gubernur Achmad Heryawan.
Keenam, tokoh kuat maju di Pilgub Jabar adalah Syaiful Huda, Ketua DPW PKB Jawa Barat. Dia mendapat suara sebanyak 4.08 persen.
Ada nama lain yang muncul dalam hasil survei ARCHI. Mereka adalah Haru Suandharu, Ketua DPW PKS Jawa Barat, Bima Arya mantan Wali Kota Bogor, Dada Rosada mantan Wali Kota Bandung, dan Rhesa Yogaswara tokoh muda ICMI.
7 Tokoh Kuat Maju di Pilkada Jabar 2024 : Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jabar; Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta dan Anggota DPR; Uu Ruzhanul Ulum, mantan Wakil Gubernur Jabar; Mochamad Iriawan, mantan Kapolda Jabar; Dede Yusuf, mantan Wakil Gubernur Jabar dan Anggota DPR; Syaiful Huda, Ketua DPW PKB Jabar; Desy Ratnasari, Ketua DPW PAN Jabar.
Efek dari Presiden Jokowi terhadap calon pemilih di Pilkada 2024 terpantau dominan. Adalah survei dari Litbang Kompas yang menghitung suara responden mengenai Jokowi effect di Pilkada 2024 ini.
Survei itu menyatakan 54% responden mempertimbangkan calon yang memiliki hubungan dengan Jokowi. Ini membuktikan bahwa Jokowi effect dominan di Pilkada serentak 2024 nanti.
Survei ini dilakukan pada 27 Mei hingga 2 Juni 2024 melalui wawancara tatap muka. Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error kurang lebih 2,83 persen.
Responden diberi pertanyaan ‘Dalam memilih kepala daerah, apakah Anda mempertimbangkan untuk memilih calon yang memiliki hubungan kedekatan dengan Presiden Jokowi?’. Hasilnya sebanyak 54,3% menjawab ‘ya, mempertimbangkan’. Berikut hasil lengkapnya:
* Ya, mempertimbangkan 54,3%
* Tidak mempertimbangkan 32,9%
* Tidak tahu 12,7
Selain itu, Litbang Kompas juga mengeluarkan persentasi respons responden yang mempertimbangkan paslon Pilkada yang diusung PDIP. Hasilnya, 58,5% menjawab akan mempertimbangkan. Berikut hasil lengkapnya:
* Ya, mempertimbangkan 58,5%
* Tidak mempertimbangkan 25,3%
* Tidak tahu 16,2%
Sandiaga Salahuddin Uno menjadi salah satu tokoh yang digadang-gadang layak maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2024. Sejumlah relawan mendorong Sandi untuk maju. Sandi pun buka suara soal dorongan tersebut.
Ia tidak secara gamblang menjelaskan sikap pribadinya atas dorongan sejumlah pihak untuk maju di Jawa Timur. Namun, Sandi justru menjelaskan tentang potensi perekonomian Jatim yang harus ditingkatkan, karena memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini menambahkan, sebagai kader partai politik ia mengaku telah memiliki pengalaman ditugaskan di berbagai tempat, termasuk menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Saat ditanya wartawan terkait pilihan daerah yang bisa menjadi ajang kompetisi pilkada, Sandi mengaku tidak pernah mempersoalkan. Sebab, salah satu poin penting saat maju sebagai kepala daerah harus siap dengan berbagai strategi pembangunan sesuai dengan arahan dari partai politik.
Sebelumnya sejumlah pihak menyebut Sandiaga Uno layak untuk berkompetisi di Pilgub Jatim 2024 melawan petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Sekjen PDIP Hasto Kristianto juga sempat menyebut bahwa partainya terbuka dengan seluruh nama yang diaspirasikan. Termasuk mendengarkan usulan untuk mendukung duet Tri Rismaharini-Sandiaga Uno.
PDIP, PKS dan PPP telah sepakat menjalin kerja sama politik untuk menghadapi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat. Koalisi tiga partai tersebut tinggal menunggu persetujuan dari DPP masing-masing partai.
Ketiga partai ini telah menyiapkan beberapa nama untuk diajukan sebagai calon gubernur Jabar. PDIP menyiapkan Ono Surono, PKS ada nama Haru Suandharu dan PPP memunculkan Pepep Saeful Hidayat serta Uu Ruzhanul Ulum.
Bukan cuma empat nama itu, PDIP, PKS dan PPP juga melirik sosok-sosok lain yang dianggap punya potensi. Susi Pudjiastuti, Sandiaga Uno dan Bey Machmudin masuk radar ketiga partai tersebut.
Namun siapa yang akan diusung nanti, masih dalam pembahasan mendalam. Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono memastikan, siapapun yang diputuskan maju di Pilgub Jabar nanti adalah sosok pemimpin yang mampu membuat Jawa Barat lebih baik lagi.
Menurut Ono, sosok yang akan dipilih nanti harus punya kapasitas mumpuni agar bisa memenangkan Pilgub Jabar, termasuk salah satu aspek penilaiannya adalah bisa melawan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
Seperti diketahui, Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei opini publik terkait Pilgub Jabar 2024 beberapa waktu lalu. Hasilnya, nama mantan Ridwan Kamil ada di urutan teratas diikuti Dedi Mulyadi.
Bagi Ono, hasil survei tidak akan dijadikan parameter utama bagi PDIP, PKS dan PPP untuk menetukan calon gubernur dan wakil yang akan diusung. Namun dia tidak menampik ketiga partai ini juga mencari sosok yang punya popularitas dan elektabilitas tinggi di Jabar.
Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo memprediksi potensi keburukan yang terjadi selama proses Pilpres 2024 akan tereplikasi di Pilkada 2024. Ia menyebutkan tiga indikasi yang mengarah pada potensi tersebut.
“Pertama, ada kecenderungan Jokowi melakukan cawe-cawe di Pilkada 2024 melalui instrumentasi Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang berencana melanjutkan kerja sama politik hingga Pilkada 2024,” kata Ari dalam keterangannya yang diterima Inilah.com, dikutip di Jakarta.
Sebelumnya, ujar dia, KIM di Pilpres 2024 mengusung pasangan jagoan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo-Gibran. Kerja sama ini membuat dinamika koalisi partai di Pilkada 2024 dalam banyak hal jadi terkondisikan. “KIM akan tetap kompak. Ini bisa jadi kendaraan politik bagi Jokowi agar tetap memberi pengaruh, terutama setelah dirinya selesai jadi presiden Oktober nanti,” ujar Ari.
Karena itu, lanjut Ari, faktor Jokowi masih diperhitungan di Pilkada 2024. Menurutnya, cawe-cawe Jokowi terlihat jelas dari manuver politik pengusulan menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilgub Sumatera Utara, yang mendapat dukungan Golkar dan menyingkirkan kader partai sendiri Musa Rajekshah (Ijeck) dari bursa kandidasi.
Hal yang sama, menurut dia, juga terbaca dari dinamika elite politik dalam bursa kandidasi Pilgub Jakarta 2024. “Kabarnya KIM didorong oleh Jokowi untuk mengusung Ridwan Kamil demi menghadang Anies Baswedan di Jakarta,” ungkapnya.
Indikasi kedua, tutur Ari, masih terjadi instrumentasi hukum yang ditengarai untuk kepentingan melanggengkan dinasti politik penguasa. Publik membaca ada aroma politik di balik putusan Mahkamah Agung (MA) terkait syarat batas usia calon kepala daerah di tengah tahapan Pilkada 2024 yang sudah berlangsung.
Putusan tersebut dicurigai akan memuluskan jalan bagi putra Jokowi, Kaesang Pangarep maju di Pilgub 2024. “Ini persis polanya seperti yang terjadi menjelang Pilpres 2024, di mana MK saat itu menerbitkan putusan yang menjadi karpet merah bagi Gibran ke Pilpres,” terangnya.
Selanjutnya, indikator ketiga, menurut Ari, ada potensi penyelewengan demokrasi dan konstitusi melalui politisasi bantuan sosial (bansos) dan politik uang. Politisasi bansos berpotensi kembali terjadi, mengingat kebijakan penyaluran bansos dikabarkan akan dilanjutkan Presiden Jokowi sampai Desember 2024.
Ia juga menyoroti mobilisasi politik yang membuat netralitas TNI-Polri dipertanyakan serta netralitas Pj Kepala Daerah dan ASN rawan konflik kepentingan. Meski saat ini demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja, namun di tengah kegelapan itu, Ari berharap, “optimisme harus tetap diupayakan bersama. Kita sedang ditantang dan dipanggil untuk jangan pernah letih untuk mencintai Indonesia.”