STRATEGIC ASSESSMENT- Israel dengan kekuatan tentara 650 Ribu dengan senjata super canggih melawan hamas hanya punya kekuatan 22 Ribu tidak bisa memenangkan perang dan hanya mampu menghancurkan gedung kosong dan membunuh sipil.
Pemerintah Israel bersedia membunuh sebanyak mungkin warga sipil Palestina untuk mengalahkan Hamas di Gaza. Israel telah menyampaikan hal ini kepada mitranya di Amerika Serikat (AS) dalam “percakapan pribadi”, menurut laporan New York Times (NYT).
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus mendukung Israel tetapi menjadi “lebih kritis” terhadap tanggapan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terhadap Hamas, karena “krisis kemanusiaan di Gaza,” menurut analisis berita yang diterbitkan NYT pada Senin (30/10/2023).
“Menjadi jelas bagi para pejabat AS bahwa para pemimpin Israel percaya bahwa jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar adalah harga yang dapat diterima dalam kampanye militer,” klaim New York Times.
Sebuah fakta kemampuan tentara israel hanya membunuh sipil bahkan klaim israel sudah membunuh Klaim Teroris Israel Sudah Membunuh 10.000 Hamas Hanya Propaganda yang diterbitkan BBC ini tidak sesuai fakta dilapangan bahwa pejuang hamas dan kelompoknya masih exis mengadakan perlawanan walau perang sudah berjalan selama satu tahun lebih.
Walau israel mengatakan semua baik baik saja baik tentara dan ekonomi namun semua di tutupi melalui propaganda melalui media karena yahudi menguasai semua media arus utama dunia, inilah yang dilakukan selama ini oleh israel untuk menutupi kekalahan dalam perang di gaza ataupun dilebanon,hanya propaganda dan tipu tipu.
Banyak media utama kelas utama dunia menulis artikel bahwa israel kalah perang melawan kelompok kecil setingkat ormas di indonesia Teroris Israel Kalah Perang Melawan Hamas .
Fakta ini tentang kekalahan israel melawan hamas tidak bisa dipungkiri siapapun karena para pengamat sendiri mempunya barometer penilaian tentang kekalahan israel melawan hamas.
Teroris Israel mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 10.000 petempur Hamas lewat berbagai serangan udara dan operasi darat sebagai respons atas serangan Hamas yang menewaskan 1.200 korban jiwa.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara konsisten mempertahankan taktik mereka; menekankan bahwa mereka berusaha menargetkan petempur dan infrastruktur Hamas dengan penuh presisi sembari mencoba meminimalkan jumlah kematian warga sipil.
Hamas tidak merilis angka kematian anggotanya. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa seorang pejabat mengakui 6.000 petempur telah terbunuh, tapi kepada BBC, Hamas membantah angka itu.
Jumlah korban jiwa yang dilaporkan Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikendalikan Hamas, yang dianggap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bisa diandalkan, tidak memisahkan antara korban dari kelompok warga sipil dan kombatan. Namun sejak perang dimulai, angkanya menunjukkan bahwa setidaknya 70% dari seluruh korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.