STRATEGIC ASSESSMENT. Media asing menyoroti langkah pemerintah RI melakukan rapat kabinet pertamanya di ibu kota Nusantara (IKN), Senin. Ini setidaknya terlihat di laman media Prancis, AFP dalam artikel “Indonesia president holds first cabinet meeting in future capital”.
“Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada hari Senin menggelar rapat kabinet pertamanya di ibu kota masa depan negara ini, meskipun sebagian besar kota masih dalam tahap pembangunan karena terlambat dari jadwal,” tulisnya.
“Megaproyek senilai US$32 miliar (sekitar Rp 510 triliun) Nusantara diharapkan akan diresmikan pada tanggal 17 Agustus, Hari Kemerdekaan Indonesia, tetapi keterlambatan pembangunan dan kendala pendanaan telah menimbulkan keraguan mengenai jadwal tersebut,” tambahnya lagi.
Dikatakan bagaimana Jokowi tetap memuji kota yang sedang dalam proses pembangunan itu, yang diharapkan akan sepenuhnya siap pada tahun 2045. Dimuat bagaimana ia mengatakan “tidak semua negara memiliki kesempatan, memiliki kemampuan untuk membangun ibu kota mereka mulai dari nol”.
Menteri Pertahanan RI dan juga presiden terpilih Prabowo Subianto juga dilaporkan ikut dalam rapat kabinet di IKN itu. Ditulis bagaimana Prabowo berjanji untuk melanjutkan ibu kota yang akan dibangun setelah ia menjabat pada bulan Oktober.
“Menghilangkan keraguan atas kesediaannya untuk melaksanakan proyek warisan Jokowi,” muat AFP lagi.
“Jokowi menghidupkan kembali rencana yang telah lama tertunda untuk memindahkan ibu kota segera setelah menjabat pada tahun 2019 setelah para ahli memperingatkan Jakarta, kota besar berpenduduk 12 juta orang, akan tenggelam,” tulisnya.
Hal senada juga dimuat laman asing lain, Reuters. Disebut bahwa ini menjadi upaya Jokowi yang segera meninggalkan jabatan presiden untuk meyakinkan investor bahwa IKN akan tetap berjalan.
“Presiden Indonesia Joko Widodo mengadakan rapat kabinet pertamanya di ibu kota barunya yang direncanakan, Nusantara, pada hari Senin, saat pemimpin yang akan lengser tersebut berusaha meyakinkan investor bahwa megaproyek senilai US$32 miliar miliknya tetap berjalan sesuai rencana sebelum ia lengser pada bulan Oktober ini,” muatnya di artikel berjudul “Indonesia holds first cabinet meeting in planned new capital, Nusantara”.
“Bertahun-tahun setelah mengumumkan proyek infrastruktur andalannya, yang dimaksudkan untuk meringankan beban Jakarta yang padat, tenggelam, dan kelebihan penduduk, Nusantara telah menghadapi berbagai masalah, termasuk keterlambatan konstruksi dan kurangnya investasi asing,” tambahnya lagi.
Sementara itu, media Jepang Nikkei membuat lima sorotan khusus soal rapat Jokowi di IKN. Mulai dari apakah Nusantara akan resmi menjadi ibu kota baru RI, lalu seberapa lengkap pembangunannya dan kapan pemerintah akan mulai pindah ke sana, apakah pemerintah telah mendapatkan cukup komitmen dari sektor swasta untuk melanjutkan proyek, seberapa besar komitmen Prabowo terhadap pemindahan ibu kota, dan bagaimana Nusantara menjadi kota hijau dan smart city.
“Perusahaan teknologi Jepang NEC ingin berpartisipasi dalam eksperimen teknologi kota pintar di Nusantara pada akhir tahun ini,” tambah laman itu memuat komentar salah satu petinggi perusahaan Jepang, tersebut, Joji Yamamoto, presiden direktur unit perusahaan Indonesia.
“Di ibu kota baru … kami dapat membantu menciptakan kota yang maju dan ramah lingkungan, dengan menggunakan teknologi kami, sistem Kota Pintar NEC,” tulisnya (www.cnbcindonesia.com)