STRATEGIC ASSESSMENT, Perdana Menteri (PM) Norwegia Jonas Gahr Store melontarkan kritikan keras atas respons militer Israel terhadap serangan Hamas yang disebutnya tidak proporsional. Store juga mengecam situasi kemanusiaan ‘bencana’ di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel secara terus-menerus untuk membalas Hamas.
Seperti dilansir AFP, kelompok Hamas menyebut wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober lalu dalam serangan paling mematikan dalam sejarah negara Yahudi itu. Para pejabat Tel Aviv menyebut lebih dari 1.400 orang tewas, yang sebagian besar warga sipil, dalam serangan Hamas.
Otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan lebih dari 8.000 orang, yang kebanyakan warga sipil dan nyaris separuhnya anak-anak, tewas akibat gempuran Israel selama tiga pekan terakhir.
“Hukum internasional menetapkan bahwa itu (reaksi) harus proporsional. Warga sipil harus dipertimbangkan, dan hukum kemanusiaan sangat jelas mengenai hal ini. Saya pikir batasan ini sebagian besar telah dilanggar,” sebut Store dalam pernyataan kepada radio publik NRK.
Invasi darat Israel melawan Hamas di Jalur Gaza tampaknya semakin dekat. Terowongan buatan Hamas di bawah Gaza pun menjadi perhatian utama karena di sanalah, banyak pejuang Hamas bermarkas.
Jet tempur Israel, menurut laporan media setempat, telah membombardir sekitar 150 terowongan Hamas. “Permukaan tanah bergetar di Gaza. Kami menyerang baik di atas maupun di bawah tanah,” cetus Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Yihyah Sinwar, salah satu pemimpin Hamas di Gaza, mengklaim di tahun 2021 bahwa terowongan di Gaza panjangnya 500 kilometer. Saat itu, Israel mengklaim telah menghancurkan 100 kilometer terowongan Hamas.
“Mereka mengatakan merusak 100 kilometer terowongan Hamas. Saya katakan pada kalian, terowongan yang kami miliki di Jalur Gaza lebih dari 500 kilometer. Bahkan jika narasi mereka benar, mereka hanya merusak 20% terowongan itu,” katanya.
Israel mengebom dari udara dan menggunakan bahan peledak di darat untuk menghancurkan terowongan di masa lalu. Namun untuk sepenuhnya mengusir Hamas, diperlukan pembersihan langsung, di mana Hamas dapat muncul di belakang pasukan Israel yang bergerak maju.
Selama perang tahun 2014, Hamas membunuh sedikitnya 11 tentara Israel setelah menyusup ke Israel melalui terowongan. Dalam insiden lain, seorang perwira Israel, Letnan Hadar Goldin, diseret ke dalam terowongan di Gaza dan dibunuh.
Ariel Bernstein, mantan tentara Israel yang bertempur dalam perang tersebut, menggambarkan pertempuran perkotaan di Gaza sebagai gabungan antara penyergapan dan jebakan. Dia mengingat terowongan tersebut memiliki efek membingungkan. Orang-orang bersenjata Hamas dapat muncul entah dari mana untuk menyerang.
Membersihkan dan meruntuhkan terowongan-terowongan tersebut sangat penting jika Israel ingin menang. Namun pertempuran di daerah perkotaan padat penduduk dan bawah tanah dapat menghilangkan beberapa keunggulan teknologi militer Israel sekaligus memberikan keunggulan bagi Hamas baik di atas maupun di bawah.
Potensi pertempuran yang dihadapi tentara Israel akan bersifat klaustrofobik dan menakutkan. Daphné Richemond-Barak, profesor di Universitas Reichman Israel yang menulis buku tentang perang bawah tanah, memperingatkan banyak keunggulan teknologi militer Israel akan runtuh, memberikan keunggulan bagi para militan.
Medan perang semacam itu juga dapat memaksa militer Israel terlibat baku tembak yang dapat mengakibatkan para sandera terbunuh secara tidak sengaja. Perangkap bahan peledak juga bisa mengancam, mengubur hidup-hidup baik tentara maupun sandera.
Militer Israel diprediksi mengalami kesulitan besar menjinakkan terowongan Hamas, yang diklaim sepanjang 500 kilometer. Avi Issacharoff, wartawan dan pembuat serial televisi tentang Gaza, menyebut infrastruktur terowongan itu sulit dibayangkan.
“Terowongan itu sangat padat, sebuah sistem sangat besar yang memungkinkan Hamas membawa orang dan sandera, juga sepeda motor, artileri, roket dan semua hal yang bisa Anda imajinasikan,” katanya kepada Times of Israel.
Menurutnya, dari kunjungannya beberapa kali sebagai jurnalis, jaringan terowongan itu berada di seluruh Jalur Gaza. “Mereka (Hamas) semuanya di bawah tanah, di bawah rumah-rumah di Kota Gaza,” katanya.
Tentara Israel sendiri berusaha menghancurkan terowongan Hamas walau diprediksi akan menemui banyak kesulitan. Pejuang Hamas bisa menyerang dan langsung bersembunyi di jaringan terowongan yang membentang luas. Tentara Israel pun tidak bisa sembarangan masuk ke bawah atau menjadi sasaran empuk.
“Sebagian besar doktrin militer menyarankan untuk tidak mengirim tentara ke dalam terowongan. Mengapa? Karena risiko yang sangat tinggi dari lingkungan bawah tanah dengan tentara di dalamnya,” kata Dr Daphné Richemond-Barak, pakar perang bawah tanah yang mengajar di Universitas Reichman di Israel. .
Jika mereka berani pergi ke sana, para ahli mengatakan mereka mungkin akan mengirimkan robot darat dan drone terlebih dahulu untuk mencari tahu tentang situasinya dan memprediksi apa yang akan terjadi.
Jumlah korban tewas terus bertambah seiring serangan Israel terhadap militan Palestina makin intens. Total korban jiwa di Gaza sudah mencapai 10 ribu orang.
Dilansir AFP, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berjanji tidak akan menyerah meskipun ada seruan untuk gencatan senjata. Pejabat Israel mengatakan hal itu buntut serangan Hamas pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.400 orang tewas di Israel, yang menurutnya sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan lebih dari 240 orang disandera.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebut korban tewas di Gaza termasuk lebih dari 4.000 anak-anak. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa wilayah yang dibombardir itu menjadi ‘kuburan bagi anak-anak’.
Rumah sakit di Gaza terus menjadi sasaran serangan Israel. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan terdapat 15 rumah sakit yang kini tidak lagi berfungsi.
Dilansir BBC, Direktur WHO untuk Mediterania Timur, Dr Ahmed Al-Mandhari, mengatakan total terdapat 35 rumah sakit di Gaza. Namun sekitar 15 rumah sakit di Gaza tidak lagi berfungsi.
Dia mengatakan rumah sakit tersebut tidak dapat beroperasi karena diserang oleh Israel. Selain itu, adapula rumah sakit yang tidak dapat beroperasi lantara kekurangan bahan bakar. Sementara rumah sakit lain yang tersisa di Jalur Gaza disebut masih berfungsi sebagian.
Israel melontarkan tudingan keji soal rumah sakit Indonesia di Gaza dimanfaatkan Hamas sebagai terowongan. Bantahan-bantahan atas tudingan ini pun datang dari mana-mana.
Sebagaimana diketahui, di media sosial X, beredar informasi dari pihak Israel mengenai RS Indonesia di Gaza utara yang digunakan Hamas.
Informasi ini disebarkan CEO Combat Antisemitism Movement dan mantan Kepala Media Digital IDF (Tentara Israel).
“Jika Anda memerlukan bukti lebih lanjut tentang bagaimana Hamas memanfaatkan rumah sakit sebagai pusat komando dan infrastruktur sipil untuk operasinya, lihat video ini. Ini menunjukkan apa yang merupakan kejahatan perang. Video ini memperlihatkan pintu masuk terowongan di RS Indonesia di Bait Lahia, Gaza,” cuitnya memperlihatkan video yang dia punya.
Tim pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia-Palestina membantah tuduhan itu. Tidak ada terowongan di RS Indonesia di Gaza.
“Tidak benar tuduhan yang mereka (Israel) katakan terowongan itu bukan di RS Indonesia,” kata Kepala Tim Pembangunan RS Indonesia, Farid Thalib, di Jakarta, dilansir Antara. Farid menegaskan tak ada terowongan yang dituduhkan oleh Israel di RS Indonesia tersebut.
Sementara salah seorang WNI yang pernah menyaksikan kemampuan tempur Hamas mengatakan, tidak mudah untuk bergabung dalam Hamas karena seluruh anggota Brigade Al Qassam Hamas adalah sarjana dan hafidz Al Qur’an, dan setiap pejuang Hamas setelah bertempur dengan tentara kafir Israel selalu membaca Al Qur’an dan Hamas tidak melanggar hukum agama dan hukum internasional dalam jihad melawan Israel. Tentara Israel yang tewas mengerikan karena bertempur dengan Hamas jumlah lebih dari 1500 orang, namun diberitakan media mainstream sangat sedikit, karena banyak media pro Israel hanya Al Jazeera yang jujur memberitakan perang Hamas vs Israel,” tambahnya.
Foto: Nurphoto/Getty Image