STRATEGIC ASSESSMENT. Pertahanan yang dibangun Rusia disebut punya sederet kelemahan yang bisa dimanfaatkan Ukraina untuk melakukan serangan balasan. Kelemahan pertahanan Rusia itu dibeberkan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns. William Burns optimistis, merujuk informasi intelijen yang sudah dia telaah, Ukraina akan dapat melakukan serangan balasan terhadap Rusia.
Rusia disebut menderita beberapa kelemahan struktural yang signifikan di balik pertahanan besar yang telah dibangunnya, kata Burns di Forum Keamanan Aspen di Colorado.
Kelemahan pertahanan Rusia antara lain: Moral yang buruk; Kepemimpinan yang buruk; Kekacauan koordinasi di antara para pemimpin politik dan militernya.
“Ini akan menjadi pekerjaan yang sulit, tapi kami akan melakukan semua yang kami bisa sebagai badan intelijen untuk memberikan dukungan intelijen dan berbagi informasi yang akan membantu Ukraina untuk membuat kemajuan,” kata Burns.
Burns mengatakan bahwa pemberontakan pemimpin tentara bayaran Yevgeny Prigozhin pada bulan Juni telah mengekspos beberapa kelemahan signifikan dalam sistem yang telah dibangun oleh Putin.
“Bagi banyak orang Rusia yang menonton ini, yang terbiasa dengan citra Putin sebagai penentu ketertiban, pertanyaannya adalah apakah kaisar tak punya baju atau setidaknya mengapa butuh waktu lama baginya untuk berpakaian,” kata Burns, dilansir dari Yahoo News.
Komentar Burns ini menggemakan pernyataan awal pekan ini oleh Sir Richard Moore, kepala Badan Intelijen Rahasia Inggris yang dikenal dengan sebutan MI6.
Moore mengatakan bahwa pemerintahan Putin diliputi oleh kebencian, pertikaian, dan ketidakmampuan yang tak berperasaan.
Ini juga akibat dari pemberontakan Prigozhin telah mempermalukan Putin.
Putin kemungkinan akan berusaha menghindari kesan bahwa ia bereaksi berlebihan terhadap pemberontakan tersebut, sambil mencoba mengambil apa yang bisa ia dapatkan dari jaringan Wagner milik Prigozhin, kata Burns.
Namun, Burns mengatakan bahwa Prigozhin kemungkinan akan mendapatkan pembalasan dari Putin pada suatu saat nanti. “Putin adalah rasul pembalas dendam,” kata Burns.
“Jika saya adalah Prigozhin, saya tidak akan memecat pencicip makanan saya.”
Burns mengatakan bahwa pemberontakan itu menghadirkan kesempatan sekali dalam satu generasi untuk perekrutan CIA di Rusia.
CIA baru-baru ini membuat unggahan video pertamanya di Telegram, media sosial dan situs perpesanan yang dikembangkan dan digunakan secara luas di Rusia.
Tujuannya, untuk memberi tahu orang-orang Rusia bagaimana cara menghubunginya di web gelap.
Burns mengatakan bahwa video tersebut ditonton sebanyak 2,5 juta kali dalam seminggu setelah diunggah.
Burns, seorang diplomat sebelum menjadi kepala CIA, telah muncul sebagai saluran balik utama untuk hubungan pelik pemerintahan Biden dengan Rusia dan China.
Dia pergi ke Moskwa sebelum invasi Rusia ke Ukraina dalam upaya untuk membujuk pemerintah Putin agar tidak menyerang dan, baru-baru ini, melakukan perjalanan ke Beijing dalam upaya untuk menjaga agar saluran intelijen dengan China tetap terbuka.
Burns mengatakan bahwa CIA telah membuat kemajuan dalam membangun kembali jaringan intelijennya di China setelah mengalami kemunduran di negara tersebut.
“Kami telah membuat kemajuan dan kami bekerja sangat keras selama beberapa tahun terakhir untuk memastikan bahwa kami memiliki kemampuan intelijen manusia yang kuat untuk melengkapi apa yang dapat kami lakukan melalui metode lain,” kata Burns.