STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Zaid bin Khalid Al-Juhany r.a bahwa Nabi Saw. bersabda, “Maukah kalian aku beri tahu sebaik-baik persaksian ? Yaitu orang yang datang memberi saksi sebelum diminta persaksian nya.” (Riwayat Muslim).
Dari Imran bin Hushain r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik orang diantara kalian ialah mereka yang hidup semasa denganku, lalu orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka; setelah itu datanglah suatu bangsa yang memberi persaksian, padahal mereka tidak diminta menjadi saksi, mereka berkhianat dan mereka tidak dapat diberi amanat, mereka bernazar dan tidak memenuhinya, dan tubuh mereka tampak gemuk.” (Muttafaq ‘Alaih).
Dari Abdullah bin Amar r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak dianggap sah persaksian seorang laki-laki dan perempuan pengkhianat, persaksian orang yang menyimpan rasa dengki terhadap saudaranya, dan tidak sah pula persaksian pembantu rumah terhadap keluarga rumah tersebut.” (Riwayat Ahmad dan Abu Dawud).
Dari Umar bin Khattab r.a bahwa ia dalam khutbah pernah berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang pada zaman Rasulullah Saw. diputuskan hukumannya melaui wahyu, dan sekarang wahyu telah terputus maka saat ini kami memutuskan hukuman pada kalian berdasarkan perbuatan yang tampak pada kami.” (Riwayat Bukhari).
Dari Abu Bakrah r.a dari Nabi Saw. bahwa ia menggolongkan persaksian palsu termasuk di antara dosa-dosa besar yang paling besar. (Muttafaq ‘Alaih, hadisnya panjang).
Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Nabi Saw. pernah bertanya kepada seseorang, “Apakah engkau melihat matahari ?” Ia menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Seperti jelasnya engkau melihat matahari maka bersaksilah Anda, atau jika tidak maka tinggalkanlah.” (Riwayat Ibnu Ady dengan sanad lemah. Hadis ini sahih menurut Al-Hakim, namun ia keliru).