STRATEGIC ASSESSMENT. Milisi Hizbullah di Lebanon selatan menjadi sorotan usai meluncurkan 320 roket katyusha ke Israel pada akhir pekan lalu.
Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan serangan itu sesuai rencana dan akan melakukan evaluasi serta penilaian terkait operasi mereka. Jika hasilnya belum cukup, Hizbullah bahkan mengutarakan niatnya untuk menggempur Israel lagi. Serangan Hizbullah ke Israel pun sampai membuat Israel menetapkan status darurat selama 48 jam.
Sinyal Hizbullah akan menyerang Israel berarti mereka masih memiliki banyak senjata mengingat ratusan roket sudah diluncurkan. Lalu dari negara mana pasokan senjata Hizbullah?
Iran
Hizbullah merupakan proksi Iran. Negara ini juga dilaporkan memasok berbagai senjata termasuk rudal ke milisi tersebut.
Pada Juli lalu, Iran dilaporkan memasok bom elektromagnetik ke Hizbullah usai kelompok ini saling serang dengan Israel.
Bom elektromagnetik bisa melumpuhkan komunikasi dan menonaktifkan radar, demikian dikutip Jerusalem Post.
Suriah
Suriah juga menjadi salah satu negara yang mengirim senjata ke Hizbullah.
Pada 2013, Nasrallah mengatakan Suriah akan memasok senjata yang dia sebut “game changer.”
Dia mengatakan pengiriman senjata itu merupakan respons Suriah setelah Israel menggempur Damaskus.
“Ini lebih penting dari pada menembakkan roket atau melakukan serangan Udara ke Israel,” kata Nasrallah, dikutip Associated Press.
Namun, Nasrallah tak merinci senjata apa yang dikirim Suriah.
Hizbullah dan Iran kerap membantu Suriah dengan memasok pasukan dan penasihat militer untuk membantu Presiden Bashar Assad melawan pemberontak.
Sebulan usai agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, intelijen Amerika Serikat juga menduga Suriah mengirim sistem pertahanan rudal Rusia atau Pantsir ke Hizbullah.
Pengiriman itu dilakukan dengan bantuan tentara bayaran Wagner, demikian dikutip CNN.
Rusia
Rusia diduga mendukung Hizbullah karena beberapa senjata buatan mereka dipasok ke milisi itu meski melalui negara lain.
Namun, sejauh ini tak jelas seberapa besar pengaruh Rusia dalam mengambil keputusan untuk mengizinkan senjata buatan mereka dikirim ke Hizbullah.
Di luar itu, Hizbullah dan Wagner membantu Angkatan Bersenjata Rusia di Suriah melawan pemberontak yang ingin mengkudeta Assad.