STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Hamzah bin Amer al Aslamiy r.a, sesungguhnya ia bertanya kepada Rasulullah Saw. : Ya Rasulullah, Sesuhgguhnya saya kuat untuk berpuasa dalam perjalanan; apakah saya berdosa jika itu saya lalukan ?” Rasulullah Saw. menjawab, “Hal itu merupakan kelonggaran atau keringanan dari Allah. Oleh karena itu, barangsiapa mau memanfaatkannya maka hal itu merupakan kebaikan. Dan Barangsiapa yang lebih suka berpuasa maka tidak berdosa”.
Dari Abu Darda r.a, ia berkata : “Kami bepergian bersama-sama Rasulullah Saw. dalam suatu perjalanan dalam bulan Ramadhan di bawah terik matahari yang sangat panas, sehingga masing-masing kami meletakkan tangannya di kepala karena sangat panas. Ketika itu tidak seorang juapun berpuasa, melainkan Rasulullah Saw. dan Abdullah bin Rawahah”.
Dari Maimunah r.a, istri Rasulullah Saw., ia berkata : “Sesungguhnya orang-orang merasa ragu-ragu, apakah pada hari Arafah itu Rasulullah Saw. berpuasa atau tidak. Oleh karena itulah Maimunah lalu mengirimkan atau menyuguhkan segelas susu kepada beliau yang saat itu tengah berada di tempat wuqufnya di Arafah. Ternyata beliau berkenan meminumnya, sedangkan orang banyak melihatnya”.
Dari Aisyah r.a, ia berkata : “Sesungguhnya kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura’ dan Rasulullah Saw. juga berpuasa pada hari itu. Kemudian ketika beliau sudah berhijrah (berimigrasi) ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu. Bahkan beliau memerintahkan umatnya mempuasakannya pula. Maka tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang suka berpuasa di hari Asyura’ silahkan, dan siapa yang tidak suka, tidaklah mengapa'”.