STRATEGIC ASSESSMENT. Salah satu kabar paling mengagetkan selama 2023 adalah mundurnya para investor di megaproyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) yang memiliki panjang 206,65 km. Bukan hanya konsorsium BUMN yang mundur tetapi juga para konglomerat yang awalnya tertarik untuk menggarap megaproyek ini.
Nasib pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap pun jadi belum jelas. Kementerian PUPR harus melakukan tender lelang ulang untuk proyek ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, mengungkapkan alasan akan dilakukan tender ulang ini disebabkan, tidak kunjung terjadi penandatanganan dukungan pembiayaan perbankan (financial close).
Sebelumnya konsorsium yang berisikan perusahaan BUMN dan swasta bakal membangun tol ini. Bahkan ada nama-nama perusahaan di balik Konglomerat Martua Sitorus hingga taipan tol Yusuf Hamka.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjadi pemimpin konsorsium pembangunan tol ini, dengan porsi 32,5%, sedangkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki porsi 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 10%. Sisanya PT Gama Grup 13,38%, PT Jasa Sarana 0,75%, PT Wijaya Karya (Persero) 10%.
Gama Group dimiliki oleh salah satu orang paling kaya di Indonesia, pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus. Berdasarkan data real time Forbes, kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar. Ia juga pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group.
Sedangkan ada nama Yusuf Hamka berada di balik perusahaan miliknya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana, yang merupakan BUMD Jabar.
Berdasarkan daftar pemegang saham Perseroan per 31 Desember 2020, 79,11% saham PT Jasa Sarana dipegang oleh Pemprov Jabar, PT Indec Internusa 0,16%, PT Bakrieland Development Tbk 3,76%, dan 16,95% dimiliki PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
Meski ditender ulang, Hedy menjelaskan pembebasan lahan untuk ruas tol ini masih terus berjalan, dengan target penataan sampai Garut. Setelah ada investor baru nanti baru pembangunan tol ini baru akan dilaksanakan.
Adapun imbas pelaksanaan tender ulang ini akan berpengaruh pada penyelesaian proyek, karena proses konstruksi yang mundur.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga bakal melepas kepemilikan pada proyek ini. Hal ini disebabkan perjanjian restrukturisasi dan kondisi finansial.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono saat itu mengungkapkan, dari perjanjian Master Restructuring Agreement (MRA) alias Perjanjian Restrukturisasi Induk Waskita Karya tidak diperbolehkan lagi melakukan investasi.
Selain tidak boleh melakukan investasi baru, Destiawan alasan Waskita mundur karena kondisi finansial perusahaan.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan bahwa perjanjian pengusahaan Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (Getaci) akan diteken pada 2024. Hal itu disampaikan oleh Tulus Abadi selaku Anggota Badan Pengatur Jalan Tol unsur masyarakat mewakili Kepala BPJT Miftachul Munir.
“Dan tahun depan Sentul Selatan sampai Karawang Barat sepanjang 61,50 kilometer dan Gedebage-Tasik-Cilacap sepanjang 108,3 km dengan biaya investasi Rp37,64 triliun,” tuturnya dalam agenda Jalan Tol dan Jalan Daerah di Jakarta.
Dalam progres terbarunya, hingga periode Oktober 2023, proyek Tol Getaci masih berada pada tahap prakualifikasi sebelum melakukan proses pelelangan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan proyek Tol Getaci ditargetkan sudah sampai Ciamis di 2024. Setelah itu, tol ini bisa diperpanjang hingga Cilacap setelah berganti pemerintahan.
Tol Getaci ini merupakan Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Saat ini progresnya sudah penetapan lokasi (penlok) wilayah Jawa Barat, dan dilanjutkan penetapan lokasi di Jawa Tengah. Setelah penlok dilakukan, terdapat proses pengadaan tanah seperti sosialisasi lalu musyawarah. Hingga selanjutnya dapat dimulai pembangunan Tol Getaci pada tahun 2023.
Pembangunan tol ini membutuhkan biaya pembangunan mencapai Rp 56,2 triliun, dengan masa konsesi mencapai 40 tahun. Adapun berdasarkan hasil pengumuman pelelangan Nomor 37.1/BPJT/L/GBTC/2021, untuk tarif tol awal untuk golongan I tahun 2024 mendatang ditetapkan sebesar Rp 2.025 per kilometer.
Sehingga jika dihitung secara kasar tarif tol yang harus dibayarkan dari pintu tol Gedebage hingga tol Cilacap dan sebaliknya mencapai Rp 418.466. Targetnya tol ini untuk tahap pertama dari Gedebage sampai Tasikmalaya bisa selesai pada 2024 mendatang. Selanjutnya dari Tasikmalaya sampai Cilacap pada 2029 mendatang.
Tol Getaci terdiri atas empat seksi, yakni: Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara (45,20 km), seksi 2 Garut Utara – Tasikmalaya (50,32 km), seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 km), dan seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 km).
Untuk Seksi 1 dan 2, jadwal pembebasan tanah ditargetkan Januari 2021 hingga Oktober 2022. Sedangkan jadwal konstruksi adalah April 2022 hingga Juni 2024. Proyek ini ditargetkan bisa operasi pada Juli 2024.
Untuk Seksi 3 dan 4, jadwal pembebasan tanah ditargetkan 2026 hingga 2027. Sedangkan jadwal konstruksi adalah April 2027 hingga Juni 2029. Proyek ini ditargetkan bisa operasi pada Juli 2029 (www.cnbcindonesia.com).