STRATEGIC ASSESSMENT. Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.Resolusi tersebut, yang diadopsi melalui konsensus oleh 193 anggota badan dunia dan disponsori bersama oleh 55 negara mayoritas Muslim, menekankan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan dan mengingatkan resolusi 1981 yang menyerukan “penghapusan segala bentuk intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan.”
Keputusan itu diambil Selasa, 15 Maret 2022. Adapun tanggal 15 Maret dipilih untuk memperingati serangan terhadap jamaah Shalat Jumat di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 2019 yang menewaskan 51 orang dan 40 luka-luka.
PBB mengungkapkan keprihatinan mendalam atas “peningkatan keseluruhan dalam kasus diskriminasi, intoleransi dan kekerasan, terlepas dari aktornya, yang ditujukan terhadap anggota dari banyak agama dan komunitas lain di berbagai belahan dunia, termasuk kasus-kasus yang dimotivasi oleh Islamofobia, antisemitisme, Christianofobia, dan prasangka terhadap orang-orang dari agama atau kepercayaan lain.”
Resolusi tersebut meminta semua negara, badan-badan PBB, organisasi internasional dan regional, masyarakat sipil, sektor swasta dan organisasi berbasis agama “untuk mengatur dan mendukung berbagai acara dengan visibilitas tinggi yang bertujuan untuk secara efektif meningkatkan kesadaran semua tingkatan tentang mengekang Islamofobia”.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyambut baik keputusan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyetujui resolusi 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.
“Hari ini PBB akhirnya mengakui tantangan besar yang dihadapi dunia: Islamofobia, penghormatan terhadap simbol dan praktik agama, serta membatasi pidato kebencian dan diskriminasi sistematis terhadap Muslim,” tulis Khan.
“Tantangan selanjutnya adalah memastikan implementasi resolusi penting ini.”
Amerika Serikat pada Minggu (20/3/2022) menetapkan, kekerasan yang dilakukan oleh militer di Myanmar terhadap minoritas Rohingya merupakan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha sejak 2017, setelah tindakan keras militer yang sekarang menjadi subyek kasus genosida di pengadilan tertinggi PBB di Den Haag, Belanda. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan secara resmi mengumumkan penetapan tersebut dalam sambutannya saat kunjungan ke Museum Holocaust di Washington, Senin (21/3/2022), menurut laporan AFP.
Museum itu menggelar pameran berjudul “Jalan Burma menuju Genosida”–menggunakan nama lama Myanmar. Sebelumnya, Blinken dalam kunjungan ke Malaysia pada Desember 2021 berujar, Amerika Serikat sangat aktif menelusuri apakah perlakuan terhadap Rohingya mungkin merupakan genosida. Sekitar 850.000 orang Rohingya mendekam di kamp-kamp di negara tetangga Banglades, sementara 600.000 anggota masyarakat lainnya tetap berada di negara bagian Rakhine di barat daya Myanmar.
Kasus yang dibuka terhadap Myanmar di Mahkamah Internasional pada 2019 diperumit oleh kudeta militer tahun lalu yang menggulingkan Aung San Suu Kyi dan pemerintah sipilnya, kemudian memicu protes massal dari warga sipil dan tindakan keras berdarah oleh aparat keamanan.
Aung San Suu Kyi yang merupakan peraih Nobel perdamaian menghadapi kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia atas keterlibatannya dalam kasus Rohingya. Ia sekarang berada di bawah tahanan rumah dan diadili oleh jenderal yang dia bela di Den Haag.
Bagaimana di Indonesia?
Acara Muslim Life Fair rencananya dihelat di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Jumat-Ahad (25-27/3/2022). Selain diisi kajian para penceramah, acara tersebut juga menampilkan booth pameran beragam produk, kuliner, hingga workshop bisnis.
Namun, pada hari pertama penyelenggaraan, tiba-tiba aparat keamanan membatalkan jadwal kajian asatidzah yang mengundang ulama terkemuka Tanah Air. Dampaknya jadwal ceramah Ustadz Khalid Basalamah pada Jumat pukul 16.00-17.30 WIB, pun batal.
Selain Ustadz Khalid, panitia berencana mengundang Ustadz Luthfi abdul Jabbar, Ustadz Syafiq Riza Basalamah, Ustadz Muhammad Arifin Badri, Ustadz Subhan Bawazier, Ustadz Ami Nur Baits, Ustadz Muhammad Nuzul Dikri, dan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal untuk mengisi kajian asatidzah. Jadwal para penceramah itu sudah diatur mulai Jumat siang saat pembukaan hingga Ahad malam menjelang penutupan.
Hanya saja, aparat masih membolehkan kegiatan Muslim Life Fair yang lain tetap berjalan. Padahal, pada Jumat, sudah ribuan peserta hadir di Istora.
Akun Instagram resmi @muslimlifefair pun mengunggah informasi pembatalan acara pengajian tersebut. “Qodarullah wama sya’a fa’ala. Karena satu dan lain hal kajian offline tidak dapat dilaksanakan. #kitabersama,” kata pengumuman resmi panitia dikutip di Jakarta, Jumat.
Aparat cuma melarang acara pengajian yang dihadiri ustadz undangan. Adapun acara pendukung lain masih dibolehkan. “Silakan mengunjungi booth pameran Muslim LifeShop dengan booth-booth yang menarik di lantai 1 dan 2, serta ikuti workshop yang ada di classroom dan kids corners,” kata pengumuman yang disiarkan panitia.
Salah seorang peserta Annisa yang sudah tiba di Istora pun mengungkapkan curahan hati (curhat) atas peristiwa itu melalui akun Twitter, @ketupatkartini. Status tersebut viral hingga ditanggapi beragam kekecewaan yang mempertanyakan keputusan aparat. Apalagi, ada warganet yang membandingkan aparat mengizinkan konser Justin Beiber di Jakarta.
“Ya Allah, 7.000-an pengunjung sudah memadati Istora untuk kajian Ustad-Ustadz di #MuslimFair, tiba2 dibatalkan begitu saja sama aparat!!!! Ya Allah Ya Allah….,” kata Annisa.
Dia mengaku tidak tahu mengapa aparat tiba-tiba melarang acara itu. “Apa alasannya? Meskipun ribuan jamaah, tapi ini acaranya di main stage Istora, tertib, rapi. Dan acaranya pun sudah lama diumumkan. Tiba-tiba dilarang sama aparat,” kata Annisa.
Kajian di muslim life fair di GBK di larang alasan gk boleh berkumpul pic.twitter.com/xc0AzefHoE— 404 NOT FOUND (@annaufal31) March 25, 2022
Sementara itu, Immanuel Ebenezer menceritakan momen momen mengharukan bertemu Munarman menyampaikan siap jadi saksi meringankan bagi tokoh FPI itu.
Saking mengharukan, Immanuel Ebenezer sampai nangis dengan sikap humanis dari sosok Munarman lho.
Gimana enggak mau nangis, Munarman justru malah mengkhawatirkan posisi Immanuel Ebenezer lho. Nah penasaran Sobat Hopers dengan momen itu, yuk simak yuk.
Immanuel Ebenezer atau Noel menceritakan momen tersebut saat dia bertemu Munarman untuk jadi saksi di persidangan. Respons Munarman kala itu nggak diduga bagi Noel.
“Munarman memeluk saya, Munarman justru mengkhawatirkan posisi saya. Itu yang buat saya kaget. Kalau (Munarman) seorang teroris tak punya rasa kemanusiaan, apalagi saya seorang Kristen, dia tahu saya seorang Kristen,” kata Noel dikutip Hops.ID dari Youtube Realita TV, Sabtu 26 Maret 2022. Menyadari respons humanis dari Munarman, Noel tertegun banget haru.
“Kalau mau jujur saya nangis, saya kaget sampai saya pikir Tuhan apalagi yang bisa saya lakukan. Saya sebut saja kalau secara manusiawi, saya nggak sanggup,” kata Noel.
Namun Noel kemudian bisa menguasai diri dari rasa haru itu, dan menyikapinya sebagai sebuah jalan yang digariskan Tuhan. “Saya nggak tahu apa ini kehendak Tuhan yang harus saya lakukan. Ini risiko pilihan dari yang saja perjuangannya yaitu rekonsiliasi,” ujarnya.
Nah soal Munarman, Noel kenapa punya pandangan yakin mantan Sekretaris Umum FPI itu bukan teroris.
“Dia mau diajak dialog. Dia mau diajak komunikasi. Dia bicara tentang bangsa ini, dia ngakuin republik ini Republik Indonesia. Makanya saya heran, kenapa dia harus, kita tahu lah orang yang hajar Murnaman ini kan karena sikap dan pandangannya yang kritis kan,” ujar Noel.
Lebih heran lagi, kata Noel, dia saja diteroriskan setelah bersaksi meringankan untuk Munarman, pantas kalau Munarman gampang dilabeli teroris.
“Saya saja diteroriskan, apalagi Munarman. Kan saya satu gerbong dengan presiden saja dilabeli teoris, keji kan,” kata dia.
Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer mengaku dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Independen anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), yakni PT Mega Eltra. Ia mengatakan tahu kabar pencopotan itu di dapatkan pada hari ini Rabu (23/3). “Benar [dicopot]. Hari ini dan besok RUPSLB,” kata pria yang akrab disapa Noel itu kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/3). Meski begitu, Noel tak tahu persis alasan Menteri BUMN Erick Thohir mencopotnya dari jabatannya tersebut.
Ia menduga ada kaitannya dengan kehadirannya sebagai saksi meringankan bagi mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, dalam kasus dugaan tindak pidana terorisme. “Sepertinya iya karena saya menjadi saksi meringankan Munarman,” ucap dia.
Noel sempat hadir menjadi saksi yang meringankan bagi Munarman dalam kasus dugaan tindak pidana terorisme di Pengadilan Negeri Jakarta Timur 23 Februari 2022. Ia menilai tuduhan terorisme yang dilayangkan kepada Munarman sebagai tudingan yang keji dan menyesatkan. Di sisi lain, Noel mengklaim tetap berada di barisan pendukung Presiden Joko Widodo meski dicopot sebagai komisaris. “Sikap saya tidak berubah, saya tetap di barisan Jokowi dan berjuang di garis perjuangan ini,” kata dia.
Tak hanya itu, Noel juga menegaskan agenda politik Joman di Pemilu 2024 tetap mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden. Baginya, pilihan politik bagi Joman itu tak akan berubah ke depannya. “Agenda 2024 untuk Ganjar tidak ada yang berubah. Saya tetap mendukung Ganjar Pranowo 2024 presiden,” kata Noel.
Noel diangkat sebagai Komisaris PT Mega Eltra pada 12 Juni 2021. Sebagai informasi, PT Mega Eltra merupakan anggota holding perusahaan pelat merah yakni PT Pupuk Indonesia (Persero).
Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman, red) dan Komisaris Utama PT Mega Elektra Immanuel Ebenezer di akun channel Youtube Macan Idealis (5/3/2022) mengatakan, orkestrasi yang dibuat Denny Siregar membuat sekelompok orang sampai demo di depan kantor Kementerian BUMN, PT Mega Elektra, hingga base camp Joman, karena Denny Siregar menuding semua orang itu bergerak gara-gara narasi kebencian. Dirinya memang berbeda pandangan politik dengan Munarman. Namun, siap membela teman apapun konsekuensinya. Bahkan, Immanuel siap jika memang dicopot dari kursi komut anak perusahaan PT Pupuk Indonesia Holding Company.
Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman,red) Immanuel Ebenezer akan menempuh langkah hukum terhadap beberapa orang yang diduga telah menghina dan melakukan ujaran kebencian terhadap nama baiknya ke pihak kepolisian, dengan dalih pelanggaran Undang-undang ITE, karena melakukan penghinaan dan melakukan ujaran kebencian karena perbedaan pendapat tidak dibenarkan menurut aturan tersebut.
Sebelumnya, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (23/2/2022), Immanuel Ebenezer menjadi saksi yang meringankan bagi mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, dalam kasus dugaan tindak pidana terorisme. Menurutnya, tudingan terorisme yang dilayangkan kepada Munarman sebagai tudingan yang keji dan menyesatkan.
Sedangkan, Imam dan pendakwah yang aktif di New York, Amerika Serikat, Ustaz Shamsi Ali, buka suara soal viralnya pernikahan beda agama Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Ia pun mengaku heran dengan banyaknya wanita Muslimah berhijab yang belakangan viral di Indonesia karena menikahi pria non Muslim. Atas keheranannya tersebut, apalagi Kemenag katanya diam saja, ia pun merasa curiga bahwa hal itu kemungkinan memang disengaja untuk tujuan tertentu.
“Saya curiga ini disengaja untuk mengetes respons masyarakat Muslim, tujuannya adalah ke depan menghalalkan praktek pernikahan yang haram ini,” ujarnya saat dihubungi langsung terkini.id pada Sabtu, 19 Maret 2022.
“Jadi, saya curiga memang ini bagian dari gerakan masif untuk meliberalkan umat Islam Indonesia,” tegasnya.
“Agar hukum-hukum Islam sedikit demi sedikit, tapi sistematis dipreteli. Para ulama harus menyuarakan resistensi kepada upaya masif ini.”
Ia pun memberikan wanti-wanti kepada umat Islam agar terus berhati-hati karena siapa tahu saja ini merupakan cara halus untuk melemahkan iman.
“Ingat, cara yang paling efektif melemahkan Umat ini adalah dengan melemahkan komitmen beragama,” imbaunya.
“Umat ini tidak bisa dihentikan dengan kekerasan dan kekuatan, tapi dengan cara halus melemahkan iman dan mempreteli komitmen agama,” sambungnya lagi. “
Itulah cara untuk menghancurkan yang paling efektif. Umat harus berhati-hati,” pungkas Ustaz Shamsi Ali.
Sebelumnya, ada Surat Edaran (SE) dari Menteri Agama (Menag) Yaqut C. Qoumas bernomor SE Menag No. 05/2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musalah juga mengatur terkait ibadah salat tarawih dan tadarus Alquran selama Ramadan.
Dalam aturan tersebut tertuliskan, ibadah salat tarawih atau pun Tadarus Alquran yang dilakukan pada bulan Ramadan diatur untuk tidak menggunakan pengeras suara luar masjid, melainkan menggunakan suara dalam.
“Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam,” tulisnya dilansir KompasTV.
Dalam aturan tersebut juga tertulis, pengeras suara dalam merupakan perangkat pengeras suara yang difungsikan atau diarahkan ke dalam ruangan masjid dan musala.
Sedangkan pengeras suara luar difungsikan atau diarahkan ke luar ruangan masjid dan musala. Ini sebagai upaya syiar Islam, seperti waktu salat, pengajian maupun dakwah lainnya.
“Menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas baik di dalam maupun di luar masjid/musala,” kata aturan itu.
Selain aturan terkait tarawih yang menggunakan pengeras suara luar masjid, SE Menag tersebut juga mengatur terkait hari besar umat Islam (HBI).
“Pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar,” tulisnya.
Melansir Suara.com jaringan Telisik.id, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif memberikan kritik terhadap Surat Edaran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas soal pedoman penggunaan pengeras suara di masjid.
Slamet menyayangkan adanya pembatasan penggunaan speaker luar saat takbir Idul fitri dan Idul adha. “Dulu zaman penjajahan Belanda aja enggak begini-begini amat, ya,” kata Slamet Maarif (Red/dari berbagai sumber).