STRATEGIC ASSESSMENT, Pada konferensi COP28 di Dubai, negara negara peserta membahas hal primer yaitu soal food security. Pada draft awal deklarasi isu pertanian dinyatakan bahwa perlu dan pentingnya transformasi sistem pangan dan pertanian sebagai upaya atasi perubahan iklim.
Perkumpulan seperti INAgri sejak lama mempromosikan dan berpraktek pertanian yang ramah iklim, ramah lingkungan, sistem pangan nusantara sebagai wujud konkrit aksi iklim. Hal ini mengurangi penggunaan bahan kimia, energi fosil yang menyebabkan efek rumah kaca dan degradasi lingkungan hidup.
dalam konteks agrifood, kita harus belajar dari ketidakberhasilan proyek food estate sebagai proyek strategis nasional yang menelan anggaran triulinan.
Food estate di Gunung Mas Kalimantan Tengah, adalah contoh miris bagaimana 760 ha hutan alam dibabat untuk menanam pangan berupa singkong, sampai detik ini tidak ada kebon singkong seperti yang dianggarkan.
Justru memperparah krisis pangan, dengan hilangnya flora fauna sebagai sumber kehidupan.
Hal ini juga merusak lingkungan yang menyumbang kepada krisis iklim.
Solusi untuk kedaulatan pangan yang utama adalah partisipasi rakyat tani, masyrakat adat dan kepastian lahan bagi mereka semua. Sistem pertanian yang dibangun adalah agroekologis dengan kearifan lokal yang ribuan tahun dipraktekan dan teknologi ramah lingkungan, bukan sistem pangan monokultur skala besar dan meminggirkan peran serta masyarakat.
Achmad Yakub
Caleg DPR.RI PPP Dapil Sumatera Selatan 2
dan
Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud