STRATEGIC ASSESSMENT, Aneuk Syuhada Aceh yang tergabung dalam Jaringan Aneuk Syuhada (JASA) Kabupaten/Kota di Aceh menyuarakan untuk perang kembali dengan Pemerintah Indonesia dan menuntut merdeka.
Pasalnya, hingga saat ini poin-poin yang tertuang dalam MoU Helsinki RI-GAM pada 15 Agustus 2005, belum tuntas terealisasi sebagaimana mestinya.
Hal itu ditegaskan Ketua Pembina Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) M. Jhony, SH, dalam sambutannya dalam acara pelantikan dan pengukuhan 3 daerah Dewan Pimpinan Wilayah Jaringan Aneuk Syuhada (JASA) Kabupaten Aceh Utara pada Sabtu malam, (18/11) di Aula Hotel Lido Graha Aceh Utara.
“Hari ini Anak Syuhada Aceh juga sudah menyuarakan perang kembali, karena mereka sudah jenuh dengan hasil perjanjian MoU Helsinki RI-GAM yang tak kunjung terealisasi seutuhnya, maka kawan-kawan anak syuhada se Aceh selalu mendorong kami agar membuka ruang untuk mereka memperjuangkan sebagaimana ayahnya sudah berkoban untuk Rakyat Aceh,”ucap M. Jhony, SH yang juga Ketua DPW Partai Aceh Kabupaten Aceh Utara ini.
Ia mengatakan, dalam grup WhatsApp para Aneuk Syuhada Aceh selalu bahas masalah perang dan ini menjadi tantangan serta rintangan yang akan kita hadapi. “Kalau itu terjadi siapa yang akan bertanggung jawab, maka malam ini harus saya sampaikan kepada semua pihak yang hadir,”kata M. Jhony.
Disebutkan, apalagi MoU ini tidak selesai maka kita berharap pada tahun 2024, Mualem bisa menjadi Kepala Pemerintahan Aceh untuk menyelesaikan perkara Aceh yang belum tuntas.
“Untuk DPR RI, dulu Mualem memerintahkan langsung kepada saya, supaya memenangkan Ir. TA Khalid, MM (Partai Gerindra) dan terbukti dalam lima tahun terakhir ini, cuma TA Khalid anggota DPR RI yang berani menyuarakan kepentingan Aceh di Parlemen dan Senayan Jakarta. Sebetulnya, ada 13 orang anggota DPR RI asal Aceh, tapi hanya TA Khalid yang selalu memperjuangkan kepentingan Aceh di Jakarta sesuai MoU Helsinki RI-GAM,”terangnya.
Kata Jhony, perjanjian MoU antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Republik Indonesia sudah berjalan 18 tahun lamanya. Namun, masih banyak poin-poin dalam MoU itu belum terealisasi di Aceh.
“Jika Aceh tidak sesuai dengan perjanjian MoU Helsinki maka kami dari Aneuk Syuhada Aceh akan kembali tuntut merdeka,”tegas M. Jhony.
Sementara pelantikan dan pengukuhan 3 daerah Jaringan Aneuk Syuhada (JASA) dilakukan oleh Ketua KPA Wilayah Samudera Pasee Abu Bakar A Latif akrab disapa Abu Len.
Ketiga daerah itu yakni, D. II Tgk Chiek Di Cot Plieng, D.III Tgk Chiek Di Paya Bakong dan D.IV Tgk Chiek Di Tunong.
Kemudian, dilanjutkan dengan peusijuk (tepung tawar) oleh Ketua KPA Wilayah Samudera Pasee Abu Bakar A Latif, Ketua KPA Pusat Muzakir Manaf akrab di sapa Mualem dan Ir. H. T.A Khalid Anggota DPR RI asal Aceh dari Fraksi Partai Gerindra.
Dalam kegiatan itu, juga dihadiri oleh Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali, Anggota DPR Aceh, Tarmizi Panyang, Anggota DPRK Aceh Utara, Anwar Sanusi, para Caleg dari Partai Aceh, para pengurus KPA Samudera Pasee dan undangan lainnya. (arm/ra)
Foto: Ketua Pembina Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) M. Jhony, SH. ARMIADI RAKYAT ACEH
Sumber: Harian Rakyat Aceh