STRATEGIC ASSESSMENT. Polisi Israel menduduki Masjid Al Aqsa di Yerusalem dan menutup total aksesnya bagi seluruh umat Islam. Informasi ini dilaporkan oleh Layanan Wakaf Islam setempat yang mengelola tempat suci tersebut. Dilaporkan Palestinian News & Information Agency (WAFA), polisi Israel melakukan operasi secara mendadak dengan menutup semua gerbang menuju kompleks suci tersebut.
Selain itu, pihak Israel juga memblokade akses masuk bagi seluruh umat Islam dari segala usia. Aksi tersebut berlangsung pada Selasa siang saat polisi Israel mencegah muslim yang hendak memasuki Masjid Al Aqsa untuk menunaikan salat Zuhur.
Otoritas Israel dikabarkan sudah membatasi akses masuk ke Masjid Al Aqsa sejak dini hari. Mereka hanya membolehkan para jemaah lansia (lanjut usia) untuk masuk.
“Sejak pagi hari, Israel memberikan memperketat akses masuk jemaah ke Masjid Al-Aqsa, di mana hanya orang tua yang diizinkan masuk. Israel mencabut (aturan) ini, (lalu) tidak membiarkan siapa pun masuk,” kata Layanan Wakaf Islam di Yerusalem dalam keterangannya, dikutip dari Yemen News Agency (SABA).
Aksi penutupan total Masjid Al Aqsa tersebut disebut warga muslim setempat sebagai aksi pertama yang dilakukan Israel setelah beberapa bulan belakangan. Namun, dianggap sebagai aksi yang lazim dilakukan seiring dengan memanasnya konflik antara Israel dan Hamas.
Pada saat yang sama, polisi Israel justru membuka akses bagi orang-orang Yahudi fanatik untuk memasuki kompleks suci ketiga umat Islam tersebut. Mereka dibiarkan untuk berjalan-jalan dan melakukan ritual peribadatan mereka dengan bebas.
Aksi tersebut dianggap WAFA sebagai pelanggaran terhadap status quo di masjid. Status quo Masjid Al Aqsa menyatakan bahwa masjid tersebut hanya dikhususkan untuk tempat peribadatan umat Islam.
Berdasarkan status quo yang mengatur kompleks masjid tersebut, dikutip dari English Al Arabiya, penduduk nonmuslim memang dibolehkan berkunjung ke Masjid Al Aqsa. Namun hanya umat Islam yang boleh beribadah di kompleks suci tersebut.
Sebelumnya pada April 2023 lalu, dilaporkan Arab News, polisi Israel juga pernah melancarkan serangan pada jemaah Masjid Al Aqsa. Salah seorang wanita muslim yang menjadi korban mengaku, saat itu dirinya tengah membaca Al-Qur’an hingga tiba-tiba lemparan granat mengenai dadanya.
Namun, polisi Israel dalam pernyataannya mengklaim, mereka terpaksa memasuki kompleks tersebut karena adanya kelompok penghasut bertopeng yang melempari mereka dengan kembang api, tongkat, dan batu dari dalam masjid.
Kementerian Kesehatan di Palestina menyatakan, terjadi peningkatan jumlah korban tewas akibat agresi pasukan pendudukan Israel yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat (West Bank) sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Total korban yang terbunuh dari kedua wilayah tersebut berjumlah 5.795 orang di mana 5.700 di antaranya berada di Jalur Gaza dan 95 orang sisanya di Tepi Barat. Sementara itu, total korban yang mengalami luka-luka yakni, 18.000 orang dengan rincian 16.000 korban di Jalur Gaza dan 1.836 korban di Tepi Barat.
Disebutkan dalam laporan tersebut, sebesar 70 persen korban meninggal dunia berasal dari kelompok rentan yakni, anak-anak, wanita, dan lansia. Sebanyak 2.360 korban atau 40 persen dari total korban kelompok tersebut adalah anak-anak, sedangkan 1.292 korban lainnya adalah wanita, dan 295 orang berasal dari golongan lansia