STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. mempunyai dua orang mu’adzdzin yaitu Bilal (bin Rabah) dan Abdullah bin Ummi Maktum yang buta.” Dari Aisyah r.a, ia berkata : “Ibnu Ummi Maktum biasa adzan untuk Rasulullah Saw., sedangkan ia buta.” Dari Abu Sa’id al Khudriy r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila kamu mendengar adzan, maka bacalah yang sama dengan apa yang dibaca oleh Mu’adzdzin.”
Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila kamu mendengar mu’adzdzin menyerukan adzan, maka bacalah sama seperti dengan yang dibacanya, kemudian bacalah shalawat untukku, karena orang yang membaca shalawat untukku satu kali, Allah akan melimpahkan rahmat kepadanya sepuluh kali. Sesudah itu mohonkanlah bagiku kepada Allah al-wasilah yaitu tempat di surga yang hanya pantas ditempati oleh seorang hamba Allah. Saya berharap sayalah yang akan menempatinya. Maka Barangsiapa yang memintakan al-wasilah itu untukku, ia akan memperoleh syafaatku.”
Dari Sa’id hin Abu Waqash r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang mendengar mu’adzdzin menyerukan adzan, lalu ia mengucapkan : ‘Asyhadu anlla ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu radliitu billahi raban wabi muhammadin rasuulan wabil islami diinan.’ Maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.'”
Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan r.a, ia berkata : “Seseorang mengajaknya untuk shalat. Mu’awiyah berkata “Saya pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Para mu’adzdin itu paling panjang kuduknya (jadi pemimpin) kelak di hari kiamat.'”
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya setan itu apabila mendengar suara adzan ia lari terkentut-kentut, sehingga tidak terdengar lagi olehnya. Tapi apabila adzan sudah berhenti, ia kembali lagi lalu menghasut. Apabila mendengar iqamat, ia pergi sampai tidak mendengarnya; tetapi setelah iqomat berhenti, ia kembali lagi lalu menghasut lagi.”
Dari Salim r.a, dari ayahnya, ia berkata : “Saya melihat Rasulullah Saw. ketika beliau memulai shalat; diangkatnya kedua tangannya hingga sejajar dengan pundak, dan ketika akan ruku’, dan ketika bagun dari ruku’. Dan beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud.'”
Dari Malik bin Huwairits r.a, bahwa Rasulullah Saw. apabila bertakbir, beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua telinga; jika ruku’ mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua telinga, kalau mengangkat kepala dari ruku’, beliau membaca : “Sami’allahu liman hamidah” sambil mengangkat tangan seperti itu pula.'”
Dari Abu Bakar bin Abdurrahman r.a , bahwa ia mendengar Abu Huarirah r.a, bahwa ia berkata : Bila Rasulullah Saw. melakukan shalat, mula-mula beliau takbir. Kemudian bertakbir dari ruku’ lalu membaca : “Sami’allahu liman hamidah”. Ketika telah sempurna berdiri dari ruku’, beliau membaca : “Rabbana walakal hamdu.” Ketika merunduk hendak sujud, takbir pula. Ketika hendak sujud lagi, juga takbir pula. Ketika mengangkat kepala hendak berdiri untuk rakaat yang kedua, begitu pula sesudah tasyahud yang pertama, beliau membaca takbir pula. Demikianlah seterusnya pada setiap rakaat hingga selesai. Kemudian Abu Hurairah r.a berkata : “Sesungguhnya saya lebih mirip denga Rasulullah Saw. dalam hal shalat daripada kamu.”
Dari Abu Salamah r.a bahwa Abu Hurairah r.a didalam shalatnya, bertakbir setiap bangun dan turun. Kami bertanya : “Ya Abu Hurairah, takbir apa ini ?” Abu Hurairah menjawab, “Sesungguhnya, bagitulah cara Rasulullah Saw. dalam melakukan shalat”.
Dari Ubadah bin Shamit r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada shalat bagi orang yang tidak membaca Al Fatihah.”
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak sempurna shalat melainkan dengan membaca bacaan (ayat)” Abu Hurairah r.a berkata : “Apa yang diumumkan oleh Rasulullah Saw., maka saya umumkan pula kepadamu, dan apa yang dirahasiakan oleh beliau, maka sayapun merahasiakannya terhadapmu.”
Dari Atha’ r.a, r.a berkata : Abu Hurairah r.a berkata : “Di dalam setiap shalat, beliau membaca. Jadi apa yang diperdengarkan oleh Rasulullah Saw. kepadaku, saya perdengarkan pula kepadamu; tetapi apa yang disembunyikan dariku, saya sembunyikan pula darimu”. Lalu seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana kalau saya tidak tambah lagi bacaanku selain membaca Al Fatihah ?” Ia menjawab, “Jika anda tambah lebih baik, dan jika tidak, maka surat Al Fatihah sudah cukup bagimu”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila imam telah mwmbaca Aamiin, maka baca pulalah Aamiin. Karena orang yang membaca Aamiinnya bersamaan dengan Aamiinnya malaikat, dosanya yang telah lalu akan diampuni”. Ibnu Syihab berkata : “Rasulullah Saw. biasa membaca Aamiin”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila imam telah selesai membaca ‘Ghairil maghdluubi ‘alaihim waladldlaalliin’, lalu orang yang di belakangnya membaca Aamiin, dan Aamiinnya itu bersamaan dengan penduduk langit, maka dosanya yang telah lalu diampuni'”.
Dari Aisyah r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. pernah sakit lalu orang-orang yaitu para sahabat beliau, datang menjenguk beliau. Kemudian beliau shalat dengan duduk, dan mereka makmum kepada beliau dengan berdiri. Beliau memberi isyarat kepada mereka supaya mereka duduk, maka merekapun duduk. Ketika sudah selesai, beliau bersabda, ‘Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti. Apabila imam itu ruku’, ruku’ pulalah kamu sekalian. Apabila imam itu bangkit, bangkit pulalah kamu. Dan apabila imam itu shalat sambil duduk, maka duduk pulalah kamu semuanya'”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita : “Janganlah kamu mendahului imam ! Apabila imam takbir, takbirlah. Dan apabila imam membac, ‘Waladldlaallin’, maka bacalah Aamiin. Apabila ia ruku’ maka ruku’lah, dan apabila ia membaca, ‘Sami’allahuliman hamidah’ maka bacalah ‘Allahumma rabbanaa lakal hamdu'”.
Dari Ya’la, yaitu Ibnu Atha’ ia mendengar dari Abu Al Qamah, dari Abu Hurauirah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya imam itu perisai. Karena itu apabila ia shalat sambil duduk, maka shalat pulalah kamu dengan duduk. Dan apabila imam membaca, ‘Sami’allahuliman hamidah’, maka bacalah : ‘Rabbanaa lakal hamdu’. Kalau bacaan penghuni bumi bertepatan dengan bacaan penghuni langit, maka dosa yang telah lalu diampuni'”.
Dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sempurnakanlah ruku’ dan sujud kalian ! Demi Allah, sesungguhnya saya dapat melihat kalian di belakangku, bagaimana caranya kalian ruku’ dan sujud”.
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata : “Pada suatu hari Rasulullah Saw. shalat mengimami kami. Setelah shalat, beliau menghadap kepada jamaah, lalu bersabda, ‘Hai Fulan, mengapa kamu tidak membaguskan shalatmu ? Tidakkah orang yang shalat itu merenungkan Bagiamana shalatnya ? Karena sesungguhnya ia shalat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh saya dapat melihat yang di belakangku, sebagaimana saya melihat yang di depanku.'”
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak takutkah orang-orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, bahwa kepala mereka akan diganti oleh Allah dengan kepala Himar ?”
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Orang yang di dalam shalatnya mengangkat kepalanya sebelum imam, dikhawatirkan Allah akan merubah bentuknya dengan bentuk keledai.”
Dari Jabir bin Samurah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Hendaklah orang-orang itu berhenti memandang ke langit ketika dalam shalat; atau mereka tidak bisa kembali lagi kepada mereka.”
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Hendaklah orang-orang itu berhenti memandang ke langit ketika berdoa dalam shalat, atau pandangan mereka akan direnggut.”
Dari Abu Mas’ud r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. menyentuh pundak-pundak kami sebelum shalat sambil bersabda, “Luruskan barismu, jangan bengkok-bengkok. Karena barisan yang bengkok niscaya akan menyebabkan hatinya berpecah belah. Hendaklah orang-orang yang dewasa dan pandai berdiri di belakangku, lalu orang-orang yang sesudahnya, kemudian yang berikutnya.”
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Hendaklah orang -orang yang dewasa yang cerdik dan pandai di belakangku, kemudian orang-orang yang sesudahnya (tiga kali). Dan jauhilah hiruk pikuk seperti di pasar”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Rapikanlah shaf di dalam shalat, karena merapikan shaf itu adalah termasuk kebagusan dalam shalat”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Shaf yang paling baik bagi seorang laki-laki adalah shaf yang pertama, dan yang paling jelek adalah shaf yang terakhir. Sedangkan shaf yang paling baik bagi perempuan adalah shaf yang terakhir dan yang paling jelek adalah shaf yang pertama”.
Dari Abu Huarirah r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Andaikata orang-orang tahu yang terdapat di dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan cara diundi di antara mereka, pasti mereka mau mengundinya. Dan kalaulah mereka tahu keutamaan segera pergi shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba ke sana. Dan kalaulah mereka tahu keutamaan shalat Isya’ dan Shubuh berjama’ah, niscaya mereka akan mendatanginya, sekalipun mereka akan merangkak.”
Dari Salim r.a, dari ayahnya, ia berkata : bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila istrimu minta izin hendak pergi ke masjid, maka janganlah kamu mencegahnya.”
Dari Ibnu Umar r.a, dari ayahnya, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Hendaknya kamu jangan menghalangi kaum wanita untuk merebut keuntungan di dalam masjid, apabila ia meminta izin kepadamu.”