STRATEGIC ASSESSMENT. Pemerintah Taiwan tidak percaya dengan klaim para peneliti Beijing bahwa militer China mampu menenggelamkan kelompok tempur kapal induk Amerika Serikat (AS) dengan puluhan rudal hipersonik. Taipei menganggap klaim itu sebagai upaya perang psikologis terbaru Beijing di tengah meningkatnya ketegangan di antara mereka. Pada bulan Mei lalu, para peneliti China mengeklaim bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dapat “dengan pasti” menghancurkan kelompok tempur kapal induk Angkatan Laut AS dengan hanya 24 rudal anti-kapal hipersonik. Pejabat keamanan nasional Taipei mengatakan klaim itu adalah bagian dari kampanye intimidasi terus-menerus yang bertujuan merusak kepercayaan publik terhadap militer Taiwan.
Mereka menunjukkan bahwa hasil latihan perang China sangat berbeda dari hasil simulasi Taiwan sendiri, yang menyertakan parameter realistis. Menurut pakar latihan perang Taiwan, Lin Chuan-kai, simulasi China itu direplikasi oleh Institute for National Defense and Security Research yang berbasis di Taipei. Itu menunjukkan bahwa hanya dua dari enam kapal dalam gugus tempur kapal induk Angkatan Laut AS yang tenggelam, berlawanan dengan lima yang diklaim para peneliti Beijing. Lembaga tersebut juga menemukan bahwa rudal balistik Dongfeng-20 dan Dongfeng-26 yang digunakan dalam simulasi hanya akan menenggelamkan kapal AS saat tidak bergerak.
“Mereka mendapatkan hasil bahwa mereka dapat menghabisi hampir seluruh kelompok penyerang kapal induk, tetapi hasil kami menunjukkan bahwa mereka hanya akan melakukan sedikit kerusakan. Kami ingin tahu bagaimana perbedaannya bisa begitu mencolok,” kata Lin, seperti dikutip The Defense Post.
Menurutnya, perbedaan hasil latihan perang atau simulasi telah membuktikan bahwa perilaku China harus dilihat sebagai “intimidasi” daripada “agresi”.