STRATEGIC ASSESSMENT. Capaian Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng dari sudut ekonomi sebagai berikut :
Pertama, Produk Domestik Bruto (PDB), selama Anies Baswedan menjadi Gubernur Jakarta Oktober 2017 hingga September 2022, Produk Domestik Bruto (PDB) Jakarta yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa tumbuh 6,11% pada 2018, di atas pertumbuhan PDB nasional yang tercatat 5,17%. Sedangkan Ganjar yang menjabat Jawa Tengah selama dua periode yakin 2013-2018 kemudian berlanjut 2018-2023, dimana PDB Jawa Tengah tahun 2018 tumbuh 5,3%, masih di atas pertumbuhan PDB nasional yang tercatat 5,17%, namun lebih rendah dari pertumbuhan PDB DKI Jakarta. Di tahun 2021, ekonomi Jawa Tengah tumbuh 3,33%, juga di bawah pertumbuhan PDB nasional dan juga di bawah pertumbuhan PDB DKI Jakarta.
Kedua, tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan DKI Jakarta masih tinggi hingga Maret 2022 mencapai 4,72% per Maret 2021 dan sedikit melandai ke 4,69% per Maret 2022. Penurunan kemiskinan di Jakarta lebih lambat dibandingkan rata-rata nasional yang tercatat 10,14% pada Maret 2021 menjadi 9,54% pada Maret 2022. Di Jawa Tengah, tingkat kemiskinan terpantau lebih tinggi dari tingkat kemiskinan di DKI Jakarta. Pada Maret 2018, kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 11,32%. Angka ini ternyata berada di atas rata-rata nasional. Angka kemiskinan di Jawa Tengah juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan di DKI Jakarta, bahkan di nasional setelah pandemi Covid-19 mulai mereda.
Ketiga, Tingkat Pengangguran. Jakarta Barat dan Jakarta Pusat adalah kantong-kantong pengangguran terbesar di wilayah DKI Jakarta. Pada periode Februari 2021, angka pengangguran turun menjadi 8,51% dan terus menurun hingga Agustus 2022. Di Jawa Tengah, tingkat pengangguran sempat melonjak dari sebelumnya sebesar 4,2% per Februari 2020, menjadi 6,48% pada Agustus 2020. Meski melonjak, tetapi angka pengangguran Jawa Tengah lebih rendah dari DKI Jakarta saat pandemi merebak.
Keempat, inflasi. Inflasi Jakarta pada masa pemerintahan Anies mengalami penurunan yang cukup signifikan. Inflasi tercatat 3,27% pada 2018, 3,23% pada 2019, 1,59% pada 2020 dan 1,53% pada 2021. Sementara di Jawa Tengah pada masa pemerintahan Ganjar, inflasi juga mengalami penurunan. Inflasi tercatat 2,82% pada 2018, 2,81% pada 2019, 1,56% pada 2020 dan 1,7% pada 2021. Inflasi Jawa Tengah dalam kurun waktu 2018-2021 cenderung lebih rendah dari DKI Jakarta. Namun di tahun 2022, inflasi DKI Jakarta justru lebih rendah dari Jawa Tengah yang mencapai 4,21%, sedangkan inflasi Jawa Tengah 2022 mencapai 5,63%. (www.cnbc.com)