STRATEGIC ASSESSMENT-Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dengan bangga memamerkan capaian China tersebut yang merupakan akumulasi sejak 2014 hingga 2022. “Sehingga bersama-sama dengan Tiongkok kita berjuang menjadi negara maju di 2045 nanti,” tulis Luhut di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, dikutip Rabu (5/4).
Luhut lantas mengundang Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) Zheng Shanjie untuk datang ke Indonesia agar bisa meninjau langsung progres proyek-proyek kerja sama antara RI dan China. “Semoga kerja sama baik yang terjalin antara Indonesia dan Tiongkok mampu menginspirasi negara-negara berkembang dan negara maju untuk berkolaborasi mencapai tujuan pembangunan yang adil dan berkelanjutan,” tutup Luhut.
Menko Marves Luhut tak merinci daftar proyek China di Indonesia. Namun, ada beberapa proyek jumbo RI yang sudah dikenal merupakan andil Negeri Tirai Bambu, yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Selain KCJB, ada juga proyek-proyek fantastis lain yang merupakan sinergi Indonesia-China. Berikut daftar 5 proyek RI yang dibiayai China:
China sukses mengalahkan Jepang dalam rebutan tender proyek KCJB. Mereka menawarkan proyek dengan nilai US$5,5 miliar atau lebih murah dari Jepang yang mematok US$6,2 miliar. Namun, pembengkakan biaya (cost overrun) dalam pembangunan proyek ini terus menanjak, bahkan menembus US$1,2 miliar atau sekitar Rp 18 triliun. Luhut sampai harus terbang ke China untuk negosiasi bunga utang tersebut. Rencananya, KCJB beroperasi Agustus 2023. Luhut mengklaim kereta cepat bakal jadi kado terindah HUT ke-78 Republik Indonesia.
Selain kereta cepat, China ada di balik proyek Kawasan Industri Morowali alias Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah. Luhut mengklaim kawasan ini menjadi pabrik bahan baku baterai terbesar di dunia. Investor pabrik ini adalah perusahaan baterai terbesar China CATL, perusahaan daur ulang baterai GEM, Tsingshan Group, dan perusahaan Jepang Hanwa.
Luhut menyebut investasi awal mencapai US$720 juta. Namun, investor telah berkomitmen untuk menanamkan investasi hingga US$4,2 miliar selama lima tahun ke depan, terhitung sejak 2019.
PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) merupakan perusahaan pengolahan bijih nikel yang dimiliki pengusaha tambang asal China bernama Tony Zhou Yuan. Pusat operasinya ada di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun. Pabrik smelter PT GNI dibuka dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Desember 2021. PT GNI bahkan masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang hilirisasi mineral dan batu bara (minerba).
“Saya sangat menghargai, mengapresiasi pembangunan smelter oleh PT GNI dan ini akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari bijih nikel yang diolah menjadi feronikel. Ini nilai tambahnya meningkat 14 kali,” kata Jokowi.
Berdasarkan data di situs GNI, mereka melakukan ekspor perdana produk hasil olahan nikel pada 20 Januari 2022. Hasil olahan yang diekspor adalah produk turunan nikel dalam bentuk nickel pig iron (NPI) atau feronikel. Bos sekaligus Direktur Operasional PT GNI Tony Zhou Yuan menyebut ada 13.650 ton feronikel yang diekspor ke China. Nilai ekspornya mencapai US$23 juta.
Tak kalah jumbo, China juga ambil bagian dalam pembangunan PLTA Sungai Kayan. Proyek ini ditandai dengan kontrak kerja sama antara PT Kayan Hidro Energi dan Powerchina International Group yang diteken pada 31 Oktober 2018. Proses pembangunan PLTA Sungai Kayan digarap dalam lima tahap. PLTA ini dibangun di atas lahan seluas 12 ribu hektare, di mana ditargetkan menghasilkan listrik hingga 9.000 megawatt.
Bendungan pertama menghasilkan daya 900 megawatt, bendungan kedua 1.200 megawatt, bendungan ketiga dan keempat masing-masing 1.800 megawatt, serta bendungan kelima sekitar 3.200 megawatt.
Proyek Tol Medan-Kualanamu menelan biaya Rp1,34 triliun yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pinjaman dari Export Import Bank of China. Penandatanganan kontrak dilakukan oleh perwakilan kontraktor dari China Harbour Engineering Co Ltd, China State Construction Engineering Co Ltd, dan PT Hutama Karya Persero dengan PPK Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Medan Kualanamu pada Desember 2011 lalu. Jalan tol ini dibangun sepanjang 17,8 km, terdiri atas dua seksi, yakni seksi 1 sepanjang 10,75 km dan seksi 2 sepanjang 7,05 km.