STRATEGIC ASSESSMENT. Tanggung jawab kita semuanya sebagai semua umat beragama ini, bagaimana melestarikan alam agar kiamat ‘tertunda’. Kiamat itu pasti akan tiba, tapi bagaimana merawat bumi ini sesuai bahasa agama itu sangat penting, ujar Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A dalam webinar Literasi Keagamaan Lintas Budaya yang diadakan oleh Masjid Istiqlal dan Leimena Institute yang mengangkat tema “Deklarasi Istiqlal: Kolaborasi Umat Beragama untuk Kemanusiaan”, belum lama ini di Jakarta.
Masing-masing umat beragama melalui corong ibadahnya masing-masing perlu menyuarakan tentang kesadaran lingkungan hidup, seperti bagaimana merawat sungai, danau, tumbuh-tumbuhan, juga alam semesta, kata Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
Menurutnya, umat beragama juga perlu mengetahui bahwa perbuatan dosa terjadi tidak hanya pada saat menzalimi sesama manusia, namun juga hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Hal tersebut menjadi salah satu poin utama dalam Deklarasi Istiqlal yang perlu direalisasikan, setelah diserukan beberapa waktu yang lalu.
Oleh karena itu, kepada seluruh umat beragama untuk membaca dan mendalami secara luas tentang apa yang diajarkan oleh masing-masing agama melalui kitab sucinya masing-masing. Semakin kurang penghayatan seorang umat terhadap kitab suci agamanya, maka makin kurang baik pula kemampuan komunikasi seorang umat terhadap sesama manusia, ujar Nasaruddin Umar.
Direktur Eksekutif Leimena Institute Matius Ho menyampaikan bahwa Deklarasi Istiqlal adalah dimana dua tokoh agama yang menandatanganinya, yang selama ini pengabdiannya telah menunjukkan keteladanan nilai-nilai yang diangkat dalam deklarasi ini. Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana kunjunganbapak suci Paus Fransiskus ke Indonesia bulan September kemarin disambut dengan begitu hangat oleh masyarakat luas terlepas dari latar belakang agama dan kepercayaan.
Umat dari berbagai kalangan agama dan kepercayaan merasa begitu dekat dan terinspirasi oleh sosok pemimpin tertinggi Gereja Katoilik se-dunia ini. Ditengah situasi dunia yang tengah mengalami perpecahan dan konflik, sikap dan perkataan beliau senantiasa mengingatkan umat manusia untuk selalu berpihak pada perdamaian, rekonsiliasi, kerukunan, dan kemanusiaan. Yang kemudian dituangkan juga dalam deklarasi Istiqlal ini, terang Direktur eksekutif Leimena Institute ini.
Sedangkan menurut Kabid Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal Dr. Faried F. Saenong M.A bahwa kita mengetahui beberapa isu penting didalam deklarasi ini, baik itu dalam isu-isu lingkungan, isu perdamaian dan isu diplomasi agama untuk perdamaian. Kami di Istiqal bekerja dengan intens dalam rangka terus membuat deklarasi ini terus terus menjadi inspirasi buat kita semua, dengan mencanangkan beberapa kegiatan, baik yang sifatnya diskusi atau bukan.
Dalam beberapa waktu kedepan kita akan menerbitkan sebuah buku terkait dengan deklarasi Istiqlal. Kemudian dalam pertemuan yang lebih besar nanti bulan Desember di Bali, kita juga akan menjadikan tema deklarasi Istiqlal ini menjadi topic utama dalam kegiatan tersebut, ujar Kabid Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal.
Berikutnya kita akan bawa lagi dalam kesempatan-kesempatan yang lain, bekerja sama dengan banyak partner kita, termasuk Leimena Institut untuk mengadakan konferensi Nasional terkait dengan deklarasi Istiqlal. Tentu bukan untuk berbicara atas nama Masjid Istiqlal saja, atau Leimena Insitut saja, tapi atas nama seluruh agama, agar deklarasi ini betul-betul memberikan inspirasi buat kita semua, jelas Faried.