STRATEGIC ASSESSMENT. Airlangga Hartarto menyatakan diri mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Hal ini memunculkan spekulasi dan dampak besar pada Pilkada 2024.
Diketahui, sebelum Airlangga mundur, Partai Golkar memberikan dukungan kepada kader Gerindra, Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jabar. Partai berlambang pohon beringin ini menyiapkan kader untuk mengisi calon wakil gubernur sebagai bagian dari kesepakatan.
Di Pilgub Jakarta, Partai Golkar kemungkinan besar mengusung Ridwan Kamil. Jatah wakil masih dalam pembahasan.
Dua skenario itu memang belum diumumkan secara resmi. Namun, tak berselang lama, Airlangga menyatakan mundur sebagai ketua umum partai.
Ditanya mengenai hal ini, Ketua DPD Golkar Jabar Ace Hasan Sadzily memastikan bahwa dukungan untuk Dedi Mulyadi masih tidak berubah.
Begitu pula dengan rencana pengusungan Ridwan Kamil untuk ditempatkan di Pilgub Jakarta tetap berlaku.
Ia menjelaskan bahwa rencana yang sudah disusun untuk menghadapi Pilkada Serentak tahun 2024 masih tetap sama.
Semua strategi itu termasuk dengan figur-figur yang akan maju dalam kontestasi politik di tingkat kabupaten kota. Menurut dia, sejauh ini tidak ada perubahan drastis atau pergantian nama.
Sementara, DPD I Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) menilai adanya keretakan di internal DPP di balik pengunduran diri Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar. Kondisi itu dianggap menimbulkan gejolak di antara kader pada tiap DPD Golkar di daerah termasuk Sulsel, karena kecewa dengan keputusan partai terkait pemilihan kepala daerah (pilkada).
Diketahui, Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketum Golkar pada Sabtu (10/8). Airlangga menyatakan mundur sebelum pergantian ketum baru dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan digelar Desember 2024.
“Sebenarnya kita tidak tahu (Airlangga Hartarto) akan mundur, tetapi kabar tidak solidnya DPP itu kita sudah tahu beberapa waktu yang lalu,” ungkap Sekretaris DPD Golkar Sulsel Marzuki Wadeng kepada detikSulsel.
Marzuki mengakui keputusan Airlangga tersebut demi meredam konflik internal partai. Menurut dia, langkah Airlangga sudah tepat di tengah isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) atau pergantian ketum di luar dari jadwal organisasi.
Sementara itu, rumors yang didengar Redaksi, Jokowi bakal sebagai Ketua Dewan Pembina, dan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar.