STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang mengurus anak yatim, kerabatnya atau bukan kerabatnya, saya dengan orang itu seperti dua ini dalam surga (telunjuk dan jari tengah)”.
Dari Ubaidillah al Khaulani r.a, ia berkata : “Ia menyebutkan Usman bin Affan mengucapkan perkataan : ketika orang banyak membicarakannya (mencelanya) waktu ia membangun masjid Rasulullah Saw. Katanya : “Sesungguhnya kamu banyak bicara, sedang saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang membangun masjid dengan tujuan hendak mencari keridhoan Allah, niscaya Allah akan membangunkan untuknya serupa pula dalam surga”.
Dari Abu Syuraih Al Adawi r.a, ia berkata : “Kedua telinga saya mendengar dan kedua mata saya melihat, ketika Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan hari kemudian, maka hendaklah ia memuliakan tamunya, jamuan tambahannya”. Mereka bertanya : “Apakah jamuan tambahan itu ya Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Sehari dan malamnya”. Menerima tamu itu hanya tiga hari dan barang yang lebih dari itu, adalah sedekah. Beliau bersabda lagi, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia berbicara dengan perkataan yang baik atau (kalau tidak dapat) diam saja”.
Dari Abu Syuraih Al Khuza’i r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Menerima tamu itu tiga hari dan jamuan tambahannya adalah sehari semalam. Tidak halal bagi seorang muslim bertamu pada saudaranya sesama muslim sampai menimbulkan saudaranya berdosa”. Para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana menimbulkan saudaranya berdosa ?” Beliau menjawab : “Ia masih tinggal di rumah saudaranya, sedangkan saudaranya itu tidak mempunyai apa-apa untuk menyuguhinya”.
Dari Uqbah bin Amir r.a, ia berkata : “Wahai Rasulullah, engkau mengutus kami, lalu kami mampir pada suatu kaum, tetapi mereka tidak menyuguhi kami, apa pendapatmu ?” Rasulullah Saw. bersabda kepada kami, “Bila kalian bertamu pada suatu kaum, lalu mereka menyuguhi kalian dengan apa yang memang pantas untuk kamu, maka terimalah. Kalau mereka tidak melakukannya, maka ambilah dari mereka hak tamu yang sepatutnya mareka berikan”.
Dari Umar bin Khaththab r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melarang kamu bersumpah dengan (menyebut nama) bapak kamu.” Kata Umar : “Maka demi Allah, saya tidak bersumpah (dengan nama bapak), semenjak saya mendengar Rasulullah Saw. melarangnya, baik secara sengaja maupun sekedar untuk membela diri”.
Dari Abdullah r.a, ia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah mendapati Umar bin Khaththab di kendaraannya, sedang Umar bersumpah dengan nama bapaknya. Lalu Rasulullah Saw. menyerunya (mengatakan) : “Ketahuilah, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian. Maka barang siapa hendak bersumpah, sebaiknya ia bersumpah dengan Allah atau diam saja”.