STRATEGIC ASSESSMENT- Kita harus waspada tentang narasi angket di tunggangi pihak asing atau sangat mungkin ada amerika karena beberapa bukti amerika terlibat permainan politik di tahun 2024 ini
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyuarakan desakan agar lembaga parlemen tersebut menggulirkan hak angket terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024 di tengah rapat paripurna pada Selasa (05/03).
Namun sejauh ini, usulan itu belum diikuti langkah konkret agar bisa digulirkan lebih lanjut.
Dari lima fraksi yang sempat diklaim “berkomitmen” mendukung hak angket, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Nasdem masih menegaskan komitmen itu pada Selasa.
Sementara itu, PDI-P menyatakan bahwa “hak angket itu perlu, tapi masih dalam kajian”. Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) “tidak berminat” menggunakan hak angket.
Belum ada satu pun fraksi yang menyatakan secara jelas kapan mereka akan menyerahkan tanda tangan untuk mengajukan hak angket secara resmi.
Tapi rakyat indonesia harus waspada adanya pihak asing apalagi amerika menunggangi tokoh atau partai politik atau calon presiden dan wakil presiden yang kalah,
Terlalu besar negara ini dan pihak asing yang selama ini merong rong kedaulatan republik indonesia dan hal itu jangan sampai terjadi, kalau asing menghendaki negara kita hancur karena memang sudah lama negara asing banyak mengingkan negara indonesia pecah san hanya persatuan bangsa indonesia dari semua suku agama ras unruk menjaga negara sebesar Indonesia.
Kita melihat para tokoh politik dan para capres cawapres yang kalah sedang asik memerankan narasi kecurangan,mereka tidak sadar dan kenapa tidak mementingkan kepentingan bangsa yang lebih besar daripada mempertahankan ego malu kalah,disetiap pertandingan itu pasti ada yang kalah dan yang menang,yang kalah legowo yang menang jangan sombong.
Tapi mereka tambah asik dan apa mereka itu tidak sadar sumber masalah sebenarnya memperkeruh dan membenturkan sesama bangsa indonesia,para tokoh politik dan calon yang kalah sedang asik memainkan narasi kecurangan.
Siapapun yang kalah akan selalu teriak curang dan itu semua sudah tradisi di indonesia kalau kalah dalam kompetisi selalu akan bilang .
Sebenarnya indonesia belum sepenuhnya mengenal demokrasi yang selayaknya karena semua baru berfantasi dan ikut ikutan saja.