STRATEGIC ASSESSMENT. Diriwayatkan dari Abu Mas’ud Al-Anshariy r.a, dia berkata : Ada seseorang melaporkan, “Ya Rasulullah, aku hampir saja tidak kuat mengikuti shalat jamaah karena imamnya (si Fulan) memanjangkan shalat”. Kata Abu Mas’ud : Aku tidak pernah melihat Rasulullah marah melebihi kemarahan beliau pada hari itu. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai umatku, di antara kalian ada orang yang menjadi imam shalat yang membuat makmumnya lari. Siapa yang menjadi imam dalam shalat jamaah hendaklah dia tidak memperlama shalatnya, karena di antara makmum ada orang yang sakit, ada orang yang lemah, dan ada orang yang akan menyelesaikan keperluannya”.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, dia berkata : Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Terdapat tiga macam orang yang mendapat pahala ganda : 1). Orang Ahli Kitab yang beriman kepada Nabinya (orang Yahudi yang beriman kepada Nabi Musa atau orang Nasrani yang beriman kepada Nabi Isa), kemudian beriman kepada Nabi Muhammad Saw. (dengan memeluk Islam). 2). Seorang budak yang melaksanakan kewajiban terhadap Allah dan terhadap majikannya. 3). Laki-laki yang memiliki budak perempuan yang halal disetubuhihya, lalu dia mendidiknya dengan baik dan mengajarinya tentang Islam dengan baik, kemudian memerdekakan-nya lalu dia menikahinya, maka dia mendapat pahala ganda”.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa pada suatu saat Rasulullah Saw. keluar dengan disertai Bilal. Beliau mengerti bahwa sabda beliau tidak dapat didengar oleh sekelompok wanita yang ada di sana, kemudian beliau mendekati mereka, lalu beliau menasehati mereka dan menganjurkan agar mereka bersedekah, maka mulailah mereka bersedekah, ada yang menyedekahkan anting-antingnya dan ada yang menyedekahkan cincinnya, sementara Bilal mengumpulkan dengan ujung pakaiannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata: Aku pernah bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling beruntung pada hari kiamat karena memperoleh syafaat (pertolongan) anda ?” Rasulullah menjawab, “Hai Abu Hurairah, aku telah menduga bahwa tidak ada orang yang bertanya kepadaku mengenai hal itu sebelum kamu, karena aku tahu hasratmu yang sangat kuat untuk mempelajari hadits. Orang yang paling beruntung pada hari kiamat karena memperoleh syafaatku adalah orang yang mengucapkan ‘La ilaaha illallah’ (Tiada Tuhan selain Allah) dengan setulus hatinya”.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash, dia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Ketahuilah Allah tidak mencabut ilmu agama dengan cara mencabutnya dari hati manusia, tetapi Allah mencabut dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak ada lagi ulama yang tersisa, maka masyarakat akan menjadikan orang-orang yang bodoh sebagai pemimpin. Para pemimpin bodoh itu apabila ditanya mereka akan menjawab tanpa dasar ilmu agama, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan semua orang”.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda, “Siapa saja yang diperhitungkan (dihisab) amal perbuatannya pasti akan disiksa”. Aisyah berkata: Kemudian aku bertanya, “Tidakkah Allah berfirman (yang artinya)”….maka dia akan diperhitungkan amal perbuatannya dengan mudah”. (Al-Insyiqaq : 8). Rasulullah Saw. menjawab, “Ayat tersebut maksudnya sekedar diperlihatkan catatan amal perbuatannya, tapi siapa saja yang dipanggil untuk diperhitungkan amal perbuatannya pasti dia akan celaka”.
Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa, dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa saja yang berkata bahwa aku pernah mengucapkan suatu hal padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka dia pasti akan ditempatkan di dalam neraka”.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Saw., beliau bersabda, “Namailah diri kalian dengan diriku, tetapi janganlah kalian menggunakan nama julukanku. Siapa yang melihatku dalam mimpinya, maka dia benar-benar melihatku, karena setan tidak bisa menyamai diriku. Siapa saja yang berkata dusta tentang aku, maka dia pasti akan ditempatkan di dalam neraka”.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Orang-orang mengatakan bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan hadits banyak sekali dari Rasulullah Saw. Kalau saja tidak ada dua ayat di dalam Al-Qur’an niscaya aku telah menyampaikan hadits yang telah aku terima. Kemudian Abu Hurairah membacakan ayat (yang artinya) : “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk-petunjuk sesudah Kami terangkan kepada mereka dalam Al-Kitab, mereka niscaya dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh orang-orang yang menjatuhkan laknat, kecuali orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri dan membuktikannya. Mereka yang Aku terima tobatnya. Dan Aku Maha Penerima tobat dan Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah : 159-160). Kata Abu Hurairah selanjutnya : “Sesungguhnya saudara-saudara kami kaum Muhajirin sibuk berniaga di pasar-pasar, dan saudara-saudara kami kaum Anshar sibuk mengelola harta mereka, sedangkan aku (Abu Hurairah) senantiasa menemani Rasulullah untuk mengenyangkan perutku. Aku hadir di majelis Rasulullah saat mereka tidak hadir, dan aku menghafal hadits yang tidak mereka hafal.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a, dia berkata: Ketika aku berjalan bersama Nabi Saw. melalui reruntuhan Madinah. Pada suatu tempat beliau bersandar pada sebatang pohon kurma. Beberapa orang Yahudi lewat. Mereka satu sama lain saling berkata, “Tanyakan kepadanya (Nabi Muhammad Saw.) tentang ruh’. Sebagian yang lain menjawab, “Jangan bertanya kepadanya, karena dia tidak akan memberikan jawaban yang membuat kalian tidak suka”. Sebagian lagi mengatakan, “Kita harus bertanya kepadanya”. Lalu seorang dari mereka mendekat untuk bertanya, “Hai Abul Qasim (panggilan Nabi Saw.), apakah ruh itu ?” Nabi diam. Ibu Mas’ud berkata: Berarti beliau sedang menerima wahyu, maka aku tetap menunggu. Setelah Wahyu selesai, beliau menyampaikan wahyu tersebut (yang artinya) : “Mereka bertanya kepadamu mengenai ruh. Jawablah bahwa ruh itu urusan Tuhanku, dan kamu sekalian tidaklah diberi ilmu kecuali hanya sedikit sekali”. (QS Al-Isra’ : 85).