STRATEGIC ASSESSMENT. Memperdebatkan boleh dan tidaknya memperingati Pergantian Tahun sepertinya tidak kunjung usai. Persoalan sederhana yang seharusnya tak perlu dibesar – besarkan apalagi hingga perlu diterbitkan Fatwa dengan dukungan dalil – dalil Agama.
Setiap Peringatan atau perayaan jika dibicarakan keburukannya tentu saja ada, hanya saja kuantitas dan kualitas keburukannya berdampak besar atau tidak terhadap prilaku beragama dan berbangsa sehari – hari.
Namun yang sangat diharapkan dengan adanya Peringatan dan Perayaan Tahun Baru itu lebih banyak daripada yang kita khawatirkan. Hadirnya Suasana Gembira dan bergairah menghadapinya, mempersiapkan diri dengan sejumlah program dan kegiatan untuk tahun baru yang akan dilalui, memberi fokus pada apapun yang kita evaluasi dari tahun sebelumnya. Bukankah itu sangat positif.
Didalam Ajaran Islam ditekankan agar pada Setiap Pergantian waktu diperoleh manfaat sebaiknya seperti mempertimbangkan hal – hal berikut ini :
1. Merenungi Waktu dan Amal
Imam Ali bin Abi Thalib as pernah berkata:
“Waktu adalah kehidupan, maka manfaatkanlah sebaik-baiknya sebelum ia berlalu.”
Pergantian tahun bisa dijadikan momen untuk refleksi, memperbaiki diri, dan merencanakan amal yang lebih baik di masa depan.
2. Manfaatkan Waktu Sebelum Kehabisan
Imam Hasan al-Mujtaba as mengatakan:
“Barang siapa yang harinya berlalu tanpa perbaikan, maka dia merugi.”
Setiap hari, termasuk hari di pergantian tahun, sebaiknya diisi dengan usaha memperbaiki diri.
3. Muhasabah (Introspeksi Diri)
Imam Musa al-Kazim as berkata:
“Bukan termasuk pengikut kami orang yang tidak melakukan perhitungan atas dirinya setiap hari.”
Pergantian tahun bisa menjadi pengingat untuk melakukan muhasabah, menilai amal baik dan buruk yang telah dilakukan.
4. Tidak Meniru Kebiasaan yang Tidak Bermanfaat
Dalam riwayat-riwayat Ahlulbait, umat Muslim dianjurkan untuk tidak meniru kebiasaan atau tradisi yang tidak memiliki manfaat spiritual, moral, atau sosial. Jika perayaan tahun baru hanya diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bertentangan dengan nilai-nilai Islam, maka hal tersebut perlu dihindari.
5. Memulai Tahun dengan Doa dan Amal Baik
Imam Ja’far al-Shadiq as berkata:
“Setiap awal hari atau waktu adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.”
Oleh karena itu, pergantian tahun dapat menjadi momen untuk memulai dengan doa, dzikir, atau amal baik.
Kesimpulan
Meskipun tidak ada dalil khusus mengenai tahun baru didalam Ajaran Islam, namun Ahlulbait Nabi Muhammad SAW mengajarkan pentingnya memanfaatkan waktu, introspeksi, dan memulai setiap momen dengan kebaikan. Tahun baru, baik Masehi maupun Hijriah, bisa menjadi pengingat untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan meningkatkan amal shalih.
Mari kita Sambut Tahun Baru 2025 dengan Kegembiraan dan Optimisme
~ Andi Naja FP Paraga ~