STRATEGIC ASSESSMENT. Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), menyiarkan sebuah video baru yang menunjukkan sosok seorang sandera Israel, Alexander Turbanov. Dalam video tersebut Turbanov tampak meminta tolong untuk dibebaskan dan diselamatkan. Ironisnya, Turbanov meminta tolong diselematkan dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Permintaan tolong Turbanov dalam video tersebut dia kepada pemimpin partai Shas Israel, Aryeh Deri. “Turbanov memohon Deri untuk menyelamatkannya dari penahanan karena dia adalah “satu-satunya penyelamat”,” kata laporan Khaberni mengutip pernyataan si sandera di video.
Kenapa Turbanov meminta diselamatkan dari Netanyahu yang seharusnya menjadi penolongnya? Rupanya kebijakan perang Israel di bawah kemimpinan Netanyahu dianggap tidak memprioritaskan keselamatan dan pembebasan sandera.
“Turbanov menggambarkan pemerintah Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu sebagai “pemerintahan yang ditinggalkan”. Dia melontarkan seruan bantuan kepada Israel dengan judul “Selamatkan kami” dengan permohonan untuk mengintensifkan upaya pembebasan para tahanan,” laporan Khaberni.
Dalam pernyataannya, tahanan Israel berusia 28 tahun itu mengirim pesan kepada Deri yang mengatakan, “Saya mohon Anda tidak membiarkan Netanyahu dan pemerintahannya meninggalkan dan melupakan kami.”
Dia menambahkan, kepada Deri, “Tolong jangan biarkan nasib kami menjadi kematian dalam kegelapan terowongan di Gaza tanpa dikuburkan di Israel.”
Tahanan Israel yang ditahan di Gaza tersebut mengingatkan sang pemimpin partai Shas akan fatwa mendiang rabbi Yahudi Ovadia Yosef, yang “memberikan fatwa bahwa melepaskan tahanan tidak sama dengan beribadah, dan hal yang mustahil harus dilakukan demi mereka (para sandera).”
Ovadia Yosef dianggap sebagai pemimpin spiritual dan pendiri Partai Shas Yahudi Timur, dan dia adalah rabi yang dikenal karena sikap rasisnya yang ekstrem terhadap orang Palestina dan Arab.
Turbanov menekankan kalau fatwa ini mengikat Deri, dan di pundaknya ada “tanggung jawab penuh dan bersejarah untuk melakukan hal yang mustahil untuk mengembalikan para tahanan.”