STRATEGIC ASSESSMENT. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah membunuh atau menangkap 69 mata-mata yang terkait dengan badan mata-mata Israel Mossad selama latihan kontraterorisme besar-besaran di tenggara negara itu. Jenderal Ahmad Shafaei, juru bicara latihan “Martir Keamanan”, mengatakan pada total 23 mata-mata telah tewas dan 46 lainnya ditangkap dalam berbagai operasi pembersihan sejak Pasukan Darat IRGC meluncurkannya di provinsi Sistan dan Baluchestan pada tanggal 1 November.
Tujuh teroris juga telah menyerahkan diri selama periode tersebut. “Fakta yang tidak dapat disangkal tentang mata-mata adalah bahwa mereka bergantung pada kekuatan arogan, khususnya dinas intelijen rezim Zionis yang jahat dan kejam,” kata Shafaei, dilansir Press TV.
Pejabat itu menyatakan bahwa beberapa anggota tim mata-mata yang dibubarkan adalah warga negara non-Iran, yang telah disewa oleh badan intelijen asing untuk melakukan tindakan sabotase dan teror di dalam Iran.
Dalam operasi terbaru, enam teroris ditangkap dan empat lainnya dieliminasi, tiga di antaranya adalah warga negara non-Iran, tambahnya. Selain itu, Pasukan Darat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah membubarkan tim mata-mata di provinsi tenggara negara itu, Sistan dan Baluchestan, menewaskan empat teroris dan menangkap enam lainnya.
Pada tanggal 26 Oktober, sepuluh anggota pasukan penegak hukum Iran tewas dalam serangan teroris di distrik Gohar Kuh, Taftan, provinsi Sistan dan Baluchestan. Kelompok mata-mata yang disebut Jaish al-Adl mengaku bertanggung jawab atas serangan, yang merupakan salah satu serangan paling mematikan di provinsi tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok tersebut telah melakukan sejumlah serangan teroris di Iran, terutama di Sistan dan Baluchestan.
Taktiknya termasuk penculikan penjaga perbatasan serta menargetkan warga sipil dan kantor polisi di provinsi tersebut untuk memicu kekacauan dan ketidaktertiban. Pada bulan Januari, Iran melancarkan operasi militer yang mana markas besar kelompok mata-mata yang bermarkas di Pakistan tersebut menjadi sasaran serangan rudal, yang menghancurkan infrastrukturnya.