STRATEGIC A SSESSMENT. Dari Abdurrahman bin Samurah r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah kamu bersumpah dengan (nama) berhala dan jangan pula dengan (nama) bapak-bapak kamu”.
Dari Abdurrahman bin Samurah r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. mengatakan kepada saya : “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta jabatan. Jika engkau diberi jabatan karena permintaan, niscaya diserahkan jabatan itu kepada engkau (lepas dari bimbingan Tuhan). Tetapi, kalau engkau diberi jabatan dengan tiada permintaan, niscaya engkau ditolong dalam menjalankan jabatan itu (dipimpin oleh Allah). Dan kalau engkau bersumpah, lalu engkau melihat (merasa) ada yang lebih baik dari itu bayarlah kafarat sumpah dan kerjakanlah yang lebih baik”.
Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya bernadzar (berjanji dengan Tuhan) di masa Jahiliyah (sebelum masuk Islam) bahwa saya akan i’tikaf (beribadah) satu malam di Masjidil Haram”. Nabi menjawab : “Penuhilah nadzarmu itu”.
Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : “Sa’ad bin Ubadah meminta fatwa kepada Rasululah Saw. tentang nadzar yang pernah dinadzarkan oleh ibunya, tetapi ia wafat sebelum sempat melaksanakannya. Rasulullah Saw. bersabda, “Bayarlah sebagai penggantinya”.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah kamu bernadzar, karena nadzar itu tidak dapat menolak takdir sedikitpun juga, ia hanyalah alat mengeluarkan sesuatu dari orang yang bakhil”.
Dari Imran bin Hushain r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada perlu membayar nadzar yang berupa maksiat dan tiada pula apa yang tidak dipunyai (disanggupi) oleh seseorang”.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : “Sesungguhnya Nabi Saw. bertemu dengan seorang tua yang berjalan kaki antara dua orang anaknya, bergantung kepada keduanya. Lalu Nabi bertanya : “Mengapa begini ?” Kedua anaknya itu menjawab : “Ya Rasulullah, ia (bapaknya) bernadzar (berjalan kaki ke Ka’bah). Nabi berkata : “Berkendaraanlah wahai orang tua, Allah tidak butuh kamu dan nadzarmu”.
Dari Uqbah bin Amir r.a, ia berkata : “Saudaraku yang perempuan bernadzar, akan berjalan kaki ke Baitullah, dengan kaki telanjang. Ia menyuruh saya supaya menanyakan untuknya kepada Rasulullah Saw. (tentang itu). Lalu saya tanyakan dan beliau menjawab : “Hendaklah ia berjalan dan berkendaraan”.
Dari Anas r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Bernamalah kamu dengan namaku (Muhammad) dan jangan bergelar dengan gelarku (Abu Qasim)”.
Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya nama yang disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman”.
Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Bahwa putri Umar bernama Ashiah (orang durhaka) lalu dinamakan (diganti namanya) oleh Rasulullah Saw. dengan Jamilah (yang cantik)”.
Dari Zainab binti Ummi Salamah, ia berkata : “Dahulu namaku Barrah, lalu diganti oleh Rasulullah Saw. dengan nama Zainab”.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : “Sesungguhnya nama yang paling hina di sisi Allah Swt. adalah seorang yang dinamakan Raja segala Raja”.