STRATEGIC ASSESSMENT. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur meminta kepada warga Aceh Timur untuk menghentikan seluruh aktivitas pengeboran sumur minyak secara ilegal. Permintaan tersebut agar tidak terulang lagi kasus terbakarnya sumur minyak yang memakan korban.
Pernyataan kepala ESDM tersebut di kecam oleh Biro penerangan Aceh merdeka, karena menurutnya hal itu sangat tidak wajar,” Kami dari Angkatan Atjèh Meurdèhka membantah pernyataan kata ilegal Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).”ungkap Sjukri selaku biro penerangan/informasi Aceh merdeka.
Sjukri bin Ibrahim mengatakan, sumber daya alam Aceh adalah sumber pendapatan bagi rakyat Aceh tidak ada kata ilegal untuk mereka rakyat dan itu legal menurut undang-undang Negara Ateh dan untuk rakyat Aceh,”tegas Sjukri.
Pernyataan ilegal atas sumber alam Aceh yang dirampok oleh penjajah Indonesia sekarang adalah perang penjajahan Indonesia neo-colony yang sebenarnya atas bangsa Aceh, sedangkan kita tau yang bekerja di perusahaan Migas Aceh adalah kebanyakan orang orang yang didatangkan dari luar Aceh, dan sangat minim orang Aceh yang boleh masuk bekerja di perusahaan migas tersebut dan di saat masyarakat lokal Aceh melakukan pengoboran minyak secara tradisional anda katakan ilegal, apakah masyarakat Aceh hanya diperbolehkan jadi penonton di negerinya sendiri”ungkapnya.
“Mereka yang datang merampok sumber alam kita dengan topeng sebagai keselamatan untuk masyarakat Aceh. Kami Angkatan Atjèh Meurdèhka adalah angkatan keselamatan tanah pusaka bangsa Atjeh yang kini sedang dirampas dan dibagi-bagikan kepada bangsa penjajah Jawa yang didatangkan beramai-ramai dengan memakai topeng sebagai “transmigrants”; dengan alasan keselamatan ekonomi dan kekayaan alam Aceh yang kini sedang dirampok oleh penjajah Jawa dengan dalang mereka kaum imperialis Barat atas nama “pembangunan” kepada rakyat Acheh.
Sjukri juga menghimbau kepada bangsa Acéh. Peusaboh haté dan nawaitu geutanjoë lagèë njang ka geuamanah uléh éndatu dan Almarhum Paduka Wali Neugara Atjèh, Tengku Tjhik di Tiro Hasan Muhammad dan Gisa Bak Meunumatnjan Mangat Ta Peudong Keulai Harkat Dan Martabat Bansa Atjèh Meurdehka bibeuëh nibak penjajah Indonesia.
Bangsa asli harus sadar; penjajahan tidak pernah memberikan sesuatu tanpa mengharapkan balasan. Apa saja yang diperoleh oleh bangsa asli melalui perjuangan politik atau perjuanngan bersenjata, bukanlah hasil dari pada kebaikan atau pun kemurahan hati penjajah; ia hanya menunjukkan betapa mereka tidak dapat bertahan untuk memberikan sesuatu dan lebih-lebih lagi, bangsa asli harus sadar bahwa, bukanlah penjajah yang memberikannya, tetapi penjajah itulah yang merampasnya dari bangsa terjajah, kebanyakan dari pada mereka lupa daratan atau hilang ingatan, karena bangsa terjajah sudah terbentuk sedemikian rupa. Kalau perlu bangsa asli sepenuhnya menerima kompromi dari penjajah, tapi pada dasarnya tidak menyerah secara prinsip. (halaman 114). Kata sjukri.
Pemimpin yunani, mengatakan: “Bahagia hidup tergantung pada merdeka, dan merdeka tergantung pada berani,” ungkap Sjukri Ibrahim alias Wareeh dengan tegas (www.theatjeh.net)