STRATEGIC ASSESSMENT- Sebanyak 100 tokoh yang menolak hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, mendukung usulan hak angket DPR untuk menyelidiki kecurangan yang terjadi. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang memimpin pernyataan sikap 100 tokoh tersebut.
“Mendukung usulan berbagai pihak agar DPR-RI menggunakan hak angket (Penyelidikan) terhadap Penyelenggaraan Pemilu/Pilpres 2024 agar proses pengusutan kecurangan bersifat komprehensif, baik hukum maupun politik,” kata Din dalam konferensi pers di sebuah hotel, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024).
Mereka pasti sadar apa yang mereka lakukan ini akan berdampak dan berbahaya di lapisan menengah ke bawah akan ada gesekan bahkan saling serang antar pendukung masing masing paslon,sudahlah katanya mengutamakan kepentingan bangsa sekarang saatnya para tokoh mendinginkan suasanya setelah pencoblosan ini enggak usah menjadi provokator membuat perpecahan anak bangsa.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin mengaku pemilihan presiden (pilpres) 2019 terlihat kurang bermutu karena banyaknya pendukung fanatik baik terhadap Joko Widodo-Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno,din syamsudin salah besar pemikiran ini tidak mewakili jutaan warga indonesia dan ini pemikiran din syamsudin pribadi,terus menurut din seperti apa pemilu yang baik,baik menurut din belum tentu baik menurut orang lain.
“Rasanya pilpres kali ini kurang bermutu, terutama diantara para pendukung fanatik,” kata Din di acara ‘Diskusi Publik Membedah Isu-isu Strategis pada Debat Capres/Cawapres Demi Kemajuan Bangsa hari ini’, Jakarta Pusat, Selasa (26/2).
Bekas Utusan Khusus Presiden Jokowi ini mengatakan bahwa fanatisme politik yang ditampilkan para pendukung itu kurang didasari pada literasi politik, kecerdasan politik, informasi politik, serta pengetahuan.
“Kita terjebak fanatisme absolut dan akhirnya bermain ‘pokoe’,” kata Din.
Din syamsudin dan semua tokoh yang sekarang ini paling sibuk framing hak angket,pemakzulan jokowi walau hasilnya akan gigit jari dan sia sia,ada pertanyaan kemana tokoh tokoh ini waktu pilpres 2014-2019 kemana suara mereka apa mereka belum lahir di bumi ini tapi semua tau mereka sudah ada dan masuk katagori orang pintar tapi kemana mereka pada saat itu suaranya tidak sekeras ini sampai din syamsudin ngajak perang,DIN SYAMSUDIN AJAK PERANG JOKOWI, kalau ini benar ngajak perang jokowi masih menjabat bisa bahaya bos,
Analisanya sebenarnya mudah din syamsudin beraffiliasi dengan kelompok mana dan negara mana sebenarnya politik saling menjatuhkan akibat kalah di pilpres 2024 jadi sasaran tembaknya kadang tidak logis sedangkan jokowi masa jabatannya akan habis oktober setelah pelantikan presiden terpilih,Rakyat indonesia lebih cerdas dari toko tokoh penting karena mereka rata rata kepentingannya hanya lipstik saja tidak ada yang murni buat bangsa.