STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. berkhutbah Jum’at dengan berdiri, kemudian beliau duduk, lalu berdiri lagi, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muslimin sekarang ini”.
Dari Jabir bin Samurah r.a, ia berkata : “Nabi Saw. melakukan dua khutbah, dimana beliau duduk di antara keduanya. Dalam khutbah beliau membaca Al Qur’an dan memberi peringatan kepada orang banyak”.
Dari Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah r.a, keduanya mengabarkan bahwa mereka mendengar Rasulullah Saw. ketika beliau sedang berkhutbah di atas mimbar sabdanya, “Hendaklah orang-orang yang suka meninggalkan Jum’at menghentikan perbuatan mereka itu, atau Allah akan benar-benar mematri hati mereka, kemudian mereka menjadi orang-orang yang lalai”.
Dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata : “Ketika Nabi Saw. sedang berkhutbah pada hari Jum’at, tiba-tiba datang seseorang. Lau Rasulullah Saw. bertanya kepada orang itu :’Apakah engkau sudah melakukan shalat (tahiyyatul masjid), hai Fulan ?’ Orang itu menjawab, ‘Belum, ya Rasulullah !’ Beliau bersabda, ‘Berdirilah dan shalatlah lebih dahulu (dua rakaat)'”.
Dari Nu’man bin Basyir r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. biasa membaca dalam shalat dua hari raya dan shalat Jum’at, surat Al A’la dan surat Al Ghasiyah. Bahkan shalat Id dan shalat Jum’at bertemu dalam satu hari, beliau juga membaca kedua surat tersebut dalam kedua shalat itu”.
Dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Nabi Saw. biasa dalam shalat Shubuh hari Jum’at mambaca surat Alif Lam Mim Tanzil (surat Al Insan). Dalam shalat Jum’at Nabi Saw. biasa membaca surat Al Jumu’ah dan surat Al Munafiqun”.
Dari Abu Hurauirah r.a, ia berkata : RasulullahSaw. bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian melakukan shalat Jum’at, maka hendaklah ia lakukan shalat empat rakaat sesudahnya”.
Dari Abdullah bin Umar r.a, bahw apabila beliau telah selesai mengerjakan shalat Jum’at beliau pulang dan mengerjakan dua rakaat di rumah, kemudian ia berkata : “Rasulullah Saw. biasa mengerjakannya seperti itu”.
Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : “Saya berkesempatan menghadiri shalat hari raya Fitri bersama Nabi Allah Saw., Abu Bakar, Umar, Utsman. Mereka semua melakukan shalat Id sebelum khutbah”.
Dari Jabir bin Samurah r.a, ia berkata : “Saya shalat Id bersama Rasulullah Saw. tidak hanya satu kali atau dua kali; semuanya itu dilakukan tanpa adzan dan iqamah”.
Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : “Pada hari raya Idul Adha dan Idul Fitri, Rasulullah Saw. shalat (Id) dua rakaat, tanpa shalat (sunnat) sebelum dan sesudahnya”.
Dari Ubaidillah bin Abdullah r.a, bahwa Umar bin Khaththab r.a pernah bertanya kepada Abu Waqid Al Laitsi tentang bacaan yang dibaca oleh Rasulullah Saw. dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Abu Waqid menjawab : “Dalam dua shalat Id itu beliau membaca surah Qaf dan surah Al Qamar”.
Dari Abbad bin Tamim r.a, dari pamannya, ia berkata : “Nabi Saw. pergi ke mushalla hendak shalat istisqa’ (minta hujan). Mula-mula beliau menghadap ke kiblat, setelah itu beliau membalikkan selendangnya dan shalat dua rakaat”.
Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata : “Saya melihat Rasulullah Saw. mengangkat kedua tangannya (tinggi-tinggi) ketika berdoa (minta hujan) sehingga kelihatan keputihan ketiaknya”.
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah kamu lihat apabila seorang manusia mati (terkadang) matanya terbuka (melotot) ?” Para sahabat menjawab, “Ya”. Rasulullah Saw. bersabda, _”Itu adalah ketika matanya mengikuti ruhnya”.
Dari Ummu Salamah r.a, ia berkata : “Ketika Abu Salamah meninggal, saya berujar : ‘Awak orang asing meninggal pula di negeri asing. Akan saya ratapi sepuas-puasnya, sehihgga menjadi buah bibir orang’. Ketika saya bersiap-siap untuk meratapinya, tiba-tiba datang seorang perempuan dari dusun menawarkan diri hendak menolongku meratap. Kemudian Rasulullah Saw. mendatanginya seraya bersabda, “Apakah engkau ingin memasukkan setan ke dalam rumah yang darinya setan telah diusir oleh Allah ?” Rasulullah Saw. bersabda demikian sampai dua kali, maka saya pun tidak lagi menangis'”.