STRATEGIC ASSESSMENT. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah mulai berjalan usai Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking Nusantara superblock pada 20 Desember 2023 lalu. Rencananya, akan ada hotel bintang 5, hotel bintang 4, apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan sekolah internasional di Nusantara Superblock tersebut.
Selain itu, proyek pembangunan infrastruktur dasar juga sudah dimulai seperti kantor, istana presiden, jalan, kantor menteri, instalasi air, dan jembatan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Basuki Hadimuljono memastikan tidak akan ada warteg (Warung Tegal) di sekitar proyek Ibu Kota Negara (IKN) untuk para pekerja. Pemerintah, kata dia, akan menyiapkan dapur umum untuk para pekerja konstruksi.
Selain warteg, penggunaan bedeng untuk istirahat para pekerja juga tidak diperbolehkan. Tujuannya agar lokasi proyek tidak terlihat kumuh di ibu kota baru yang terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu. Basuki mengatakan pada bulan Februari sampai Maret 2024 akan ada sebanyak 16 ribu pekerja di proyek IKN. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan 22 tower khusus untuk para pekerja.
Menurutnya, hal ini dilakukan agar pembangunan proyek-proyek besar yang biasa berdampak negatif terhadap kehidupan sosial bisa dihindari.
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut, kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah rusak bahkan sebelum ditetapkan sebagai kawasan ibu kota baru Indonesia itu. Total ada sekitar 120.000 hektare lahan hutan yang harus direhabilitasi ataupun direstorasi.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri mengatakan, pihaknya berkewajiban untuk mempertahankan keanekaragaman hayati di IKN. Namun untuk mencapai hal itu, pihaknya perlu berupaya ekstra.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Pungky Widiaryanto mengungkapkan, besaran tutupan hutan di IKN saat ini hanya sekitar 16% dari total 256.142 hektare luas kawasan.
Berdasarkan data terakhir kunjungan lapangan OIKN, ada sekitar 120.000 hektare lahan yang perlu direhabilitasi atau direstorasi. Kondisi ini menunjukkan, OIKN punya PR besar dalam memulihkan kondisi lahan IKN yang telah rusak dari sebelumnya. Adapun dalam rencana besarnya, 65% atau sekitar 177.000 hektare dirancang sebagai kawasan lindung/hijau.
Selain itu, secara keseluruhan ada sekitar 3.889 spesies keanekaragaman hayati (kehati) di IKN. Dari jumlah tersebut, 440 jenis di antaranya masuk ke dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Artinya, spesies tersebut terancam punah.
Atas kondisi ini, pihaknya mendorong kerja sama dengan sejumlah mitra, termasuk dalam mendeteksi keberadaan flora dan fauna terkait. Selain itu, OIKN juga tengah dalam proses penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati IKN sejak Juli 2023 lalu. Ditargetkan dokumen ini akan rampung dan bisa diimplementasikan pada awal 2024 mendatang.