STRATEGIC ASSESSMENT. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW memberi pesan tentang keutamaan sholat Tahajud. Beliau SAW bersabda:
” ينزل ربنا تبارك وتعالى إلى السماء الدنيا كل ليلة حين يبقى ثلث الليل الآخر فيقول: من يدعوني فأستجيب له، من يسألني فأعطيه، من يستغفرني فأغفر له، حتى ينفجر الفجر”
Allah turun ke langit dunia pada setiap malamnya, yaitu saat sepertiga malam terakhir seraya berfirman, “Siapa yang berdoa pada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni.’ Keadaan itu berlangsung hingga tiba waktu fajar.” (HR Muslim).
Keutamaan sholat Tahajud juga diabadikan dalam Surat Al Isra ayat 79. Allah SWT berfirman:”Dan pada sebagian malam hari, shalat Tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS Al Israa ayat 79).
Nabi Muhammad SAW biasa menunaikan ibadah sholat Tahajud, yang disertai dengan doa yang sering diucapkan oleh beliau SAW. Berikut doanya:
“Allahumma antal maliku laa ilaaha illa anta, anta robbi, wa anaa ‘abduka dzolamtu nafsi wa’taroftu bi dzambi, faghfirlii dzunuubi jamii’an, innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, wahdinii li ahsanil akhlaaq laa yahdii li ahsanihaa illa anta, washrif ‘annii sayyi aha illa anta, labbaika wa sa’dayka wal khoiru kulluhu fii yadayka, wasy syarru laisa ilayka, anaa bika wa ilayka, tabaarokta, wa ta ‘aa layta, astaghfiruka wa atuubu ilaika.”
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu, ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau.”
“Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari-Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dari-Mu dan aku bertobat kepadaMu.” (HR Abu Daud dari Ali bin Abi Thalib).
Walaupun sudah mengantuk berat, usahakan amalkan ini dulu sebelum tidur karena punya manfaat besar bagi kehidupan di kubur nanti. Bayangkan bagaimana gelap dan sempitnya kubur bisa Allah buat menjadi harum dan terang. Dengan amalan ini sebelum tidur, Allah akan berikan kubur yang harum dan terang sehingga menjadi tempat yang nyaman setelah meninggal.
Menurut Syekh Ali Jaber, kebiasaan membaca surat Al Mulk sebelum tidur bukan hanya membuat kubur jadi terang tapi juga harum. Oleh karenanya, sempatkanlah waktu sebelum tidur untuk baca surat Al Mulk agar diberi kubur yang harum dan terang oleh Allah SWT.
Menurut Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul, manusia tidak hanya mengalami peristiwa menakutkan saat terjadi kiamat saja, melainkan juga ketika masuk alam barzakh atau alam kubur. Ia akan mengalami ketakutan yang luar biasa saat menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.
Pembahasan tentang kedua malaikat ini biasanya seputar ciri-ciri fisik, tugas dan materi-materi yang menjadi pertanyaannya.
Selain itu penting juga mengetahui bahasa yang digunakan malaikat Munkar dan Nakir ini. Apakah menggunakan bahasa Arab atau bahasa lain untuk bertanya kepada ahli kubur?
Dilansir dari NU Online ada hadis Rasulullah SAW yang terjemahannya menyebutkan “Cintailah Arab karena tiga hal, pertama karena aku orang Arab, kedua Al-Qur’an bahasa Arab, dan ketiga penduduk surga menggunakan bahasa Arab,”.
Tetapi tidak ada keterangan perihal bahasa yang digunakan di alam kubur atau alam barzakh. Syekh M Nawawi Al-Bantani dalam Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam mengatakan bahwa kedua malaikat yang bertugas di alam kubur itu akan menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh ahli kubur tersebut ketika hidup di alam dunia.
Artinya: Keduanya (malaikat Munkar dan Nakir) bertanya kepada setiap ahli kubur dengan bahasa yang bersangkutan. Keduanya bertanya, “Siapa tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? Apa kiblatmu? Siapa saudaramu? Apa imammu? Apa jalan hidupmu? Apa amalmu?” (Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 17).
Kedua malaikat di alam kubur akan bertanya perihal tuhan, agama, nabi, kitab suci, kiblat dalam ibadah, saudara, pedoman hidup, jalan hidup, dan perilaku sehari-hari dengan bahasa yang digunakan ahli kubur sehari-hari ketika hidup di dunia.
Dengan bahasa itu, ahli kubur dapat menangkap pertanyaan kedua malaikat. Orang yang beriman dan mendapat taufiq dari Allah akan menjawab pertanyaan keduanya dengan tepat.
Jika mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar, maka ahli kubur diminta untuk kembali istirahat sebagaimana pengantin hingga pada waktunya akan dibangunkan oleh orang yang paling dikasihinya.
Artinya: Orang mukmin menjawab keduanya, “Tuhanku adalah Allah yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya. Islam agamaku. Muhammad adalah nabiku, ia penutup para nabi. Ka’bah adalah kiblatku. Orang-orang mukmin adalah saudaraku. Al-Qur’an adalah imamku. Sunnah rasul adalah jalan hidupku. Aku membaca kitabullah, dan beriman serta membenarkannya. Kedua malaikat itu berkata kepada ahli kubur yang beriman itu ketika mendapat taufiq untuk menjawabnya: Kau benar. Tidurlah sebagaimana tidur para pengantin yang tiada dapat membangunkannya kecuali orang yang paling mengasihinya (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 17).
Sementara orang kafir dan munafik akan panik diliputi ketakutan ketika ditanya perihal Nabi Muhammad SAW. Keduanya menjawab “Aku tidak tahu.”
Artinya: “Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim, kedua malaikat itu bertanya kepada ahli kubur,”Apa pendapatmu perihal nabi ini, Nabi Muhammad SAW?’ Ahli kubur yang beriman itu menjawab keduanya, ‘Saksikanlah bahwa dia (Nabi Muhammad SAW) itu hamba dan utusan Allah. Selesai. Adapun orang kafir dan munafik diliputi rasa takut. Keduanya (orang kafir dan munafik) menjawab: Oh, oh, aku tidak tahu,” (Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 17).
Menukil Republika.co.id, di dalam buku ar-Ruh wan-Nafs karya al-Hafizh Abu Abdullah bin Mandah dite rangkan bagaimana hamba yang kafir mendapatkan siksa kubur.
Ketika roh di kembalikan lagi ke tempatnya berbaring, Munkar dan Nakir mendatanginya sambil menaburkan tanah dengan kedua taring nya. Mereka menggali tanah dengan rambutnya. Suaranya seperti halilintar yang menggelegar sementara pandangannya seperti kilat yang menyambar.
Dua malaikat ini mendudukkan mayat itu kemudian berkata, “Siapakah Rabbmu? Dia menjawab, “Aku tidak tahu.” Kemu di an, ada yang berseru dari arah samping kubur. “Kamu memang tidak tahu.” Ma laikat Munkar dan Nakir memukulinya dengan tongkat besi.
Meski timur dan barat menyatu, puukulan ini tidak berkurang. Kuburnya pun menyempit hingga tulangtulang rusuknya tercecer. Pintu neraka dibukakan di hadapannya. Dia melihat tempat duduk di dalam neraka itu hingga tiba hari kiamat.