STRATEGIC ASSESSMENT. Aksi buruh yang menyebabkan macet panjang di Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat, mendapatkan tuaian negatif dari masyarakat. Padahal, apa yang dilakukan oleh para buruh tersebut hanyalah respon dari kepengecutan para pemimpin daerah, baik Gubernur, Bupati maupun Walikota, yang tidak mau menemui massa aksi untuk duduk dan berunding bersama.
“Kasus semalam, menunjukkan bahwa mereka (buruh) marah. Gubernur tidak mau mendengar, sehingga jalan macet puluhan KM. Andai mereka mau duduk bersama, mencari solusi, tentu tidak akan terjadi hal seperti ini, mereka yang harus tanggung jawab,” ujar Presiden Partai Buruh, Said Iqbal dalam konferensi pers via Zoom, belum lama ini.
Tuaian negatif tersebut pun turut dirasakan langsung oleh Said Iqbal. Dirinya hanya meminta kepada masyarakat untuk bersabar dan mengerti, bahwa apa yang diperjuangkan oleh buruh, juga demi kepentingan banyak pihak.
“Memang itu merugikan pihak lain, tapi itu juga upaya teman-teman buruh, yang tengah memperjuangkan nasib kita semua demi kesejahteraan bersama. Karena anda yang terkena macet juga menjadi bagian yang tengah kami perjuangkan.”
“Mungkin anda terkena macet di jalan, tapi ada jutaan buruh dan masyarakat kecil lainnya yang mengalami macet ekonomi.”
Terlebih, Badan Pusat Statistik (BPS) telah melansir hasil survey bahwa kebutuhan untuk biaya hidup di Jakarta mencapai Rp 14,88 Juta (15 Juta) /bulan.
“Buruh marah karena kenaikan upah tidak sesuai dengan dengan gaya hidup. Rp 15 juta/bulan, bandingkan dengan upah minimum 2023 di mana hanya Rp 4,9 juta, sepertiga dari biaya hidup atau 70% sisanya darimana buruh menombok? Walaupun upah minimum 2024 naik Rp 5,2 Juta, tetap tidak bisa membiayai.”
“Hal itu juga berlaku di Bodetabek, daerah satelit Jakarta, dengan upah minimum 2024 rata-rata Rp 5,2 juta. Dari mana sisanya? Sedangkan buruh tidak bisa mencari biaya sampingan, karena dari Pagi – Malam bekerja dan hanya mengandalkan upah perbulan.”
“Itu lah kenapa aksi buruh tidak berhenti dan justru makin meluas. Saya pahami hal itu, sebagai Presiden Partai Buruh, sebagai Ketua Serikat Buruh, dan juga pengurus ILO Governing Body, maaf atas ketidaknyamanannya, tapi perjuangan teman-teman buruh akan tetap dilanjutkan.”
Terakhir, Said Iqbal menyampaikan, bahwa aksi-aksi serupa akan tetap dilanjutkan, sekaligus mempertimbangkan untuk melakukan Aksi Mogok Nasional Lanjutan.
“Kemarin Aksi Mogok Nasional Awalan telah melibatkan hampir 1 juta buruh pada 30 November. Insya Allah Aksi Mogok Nasional Lanjutan akan dilakukan dalam waktu dekat, dengan melibatkan 5 juta buruh stop produksi,” pungkasnya.
Lima juta buruh di seratus ribu pabrik berencana melakukan mogok nasional lanjutan jika tuntutannya tidak dipenuhi.