STRATEGIC ASSESSMENT, Jumlah korban meninggal dunia akibat serangan Israel di Gaza, Palestina, ternyata paling banyak perempuan dan anak perempuan. Data ini sangat memilukan hati.
Data korban perang ini diungkap oleh NGO global, ActionAid. Disebutkan, lebih dari tiga perempuan tewas setiap jam di Gaza.
Perempuan dan anak-anak peremuan di Gaza disebut terbunuh dan terluka pada tingkat yang mengerikan. Selain itu, hak-hak mereka seperti makanan, air, dan layanan kesehatan juga tidak diberikan setiap hari. Padahal, mereka mengalami tekanan psikologis dan trauma yang sangat besar akibat perang antara Hamas dan Israel ini.
“Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi perempuan atau anak perempuan saat ini. Jumlah perempuan dan anak perempuan yang tewas dalam kekerasan ini meningkat setiap jamnya,” kata Riham Jafari, Koordinator Advokasi dan Komunikasi ActionAid Palestina dilansir Al Arabiya, Selasa (12/12/2023).
“Setiap hari mereka harus berjuang mati-matian untuk memenuhi kebutuhan paling dasar mereka,” imbuhnya.
5 Ribu Perempuan Tewas
Dokter di Gaza mengatakan kepada ActionAid, setidaknya dua ibu terbunuh setiap 60 menit, sementara tujuh perempuan terbunuh setiap dua jam di daerah kantong yang terkepung tersebut.
Tercatat, lebih dari 5.000 perempuan telah tewas sejak Israel mengobarkan perang di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan.
Ibu Melahirkan Secara Caesar Tanpa Dibius
Menurut ActionAid, sekitar 50.000 perempuan di Gaza sedang hamil. Sekitar 180 calon ibu setiap hari mempertaruhkan nyawa mereka untuk melahirkan tanpa perawatan medis yang memadai dengan menjalani operasi caesar dan operasi darurat tanpa sterilisasi, anestesi, atau obat penghilang rasa sakit.
Seorang bidan di rumah sakit al-Awda di Gaza utara mengatakan kepada ActionAid, bahwa puluhan wanita Palestina yang sedang hamil melahirkan di tengah bombardir militer Israel.
“Selama (serangan) Israel di Gaza, kami menyaksikan sejumlah kasus perempuan yang selamat dari kekerasan akibat serangan tersebut,” kata ActionAid mengutip seorang dokter di rumah sakit tersebut.
Dari data ActionAid diketahui 800 ribu perempuan di jalur Gaza mengungsi dari rumah mereka. Para perempuan itu saat ini tinggal di fasilitas yang sangat padat – sebagian besar memiliki satu kamar mandi untuk setiap 700 orang dan satu toilet untuk setiap 150 orang, kata Jafari kepada Al Arabiya dalam pernyataannya.
Hanya sedikit atau bahkan tak ada air bagi mereka untuk mencuci, tidak ada privasi, tidak ada sabun untuk menjaga kebersihan, dan tidak ada produk sanitasi.
Sumber: Detik
Foto: AP Photo