STRATEGIC ASSESSMENT, Survei yang dilakukan oleh Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) pada 28 November-5 Desember 2023 di Pulau Jawa mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat Pulau Jawa berpendapat bahwa politik dinasti sangat membahayakan masa depan demokrasi. Dalam survei tersebut, sebanyak 60% publik di Pulau Jawa mengatakan bahwa politik dinasti membahayakan masa depan demokrasi, sementara yang mengatakan tidak membahayakan masa depan demokrasi hanya sekitar 29,7%, dengan 10,3% yang mengaku tidak tahu/tidak jawab.
Selain itu, temuan survei juga menyebutkan bahwa peta elektoral pasangan capres-cawapres 2024 di Pulau Jawa masih kompetitif. Adapun urutan elektabilitas ketiga pasangan capres-cawapres 2024 di Pulau Jawa adalah: Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (34,2%), Ganjar Pranowo-Mahfud MD (30,7%), dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (26,3%), sementara yang tidak tahu/tidak jawab sebanyak 8,7%.
Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif’an menyatakan bahwa hasil survei tersebut memperlihatkan bahwa prediksi Pilpres 2024 yang akan berjalan satu putaran hampir tidak mungkin akan terjadi mengingat jarak antar pasangan yang masih dalam margin of error.
Airlangga Pribadi Kusman, Ph.D, Pengajar Departemen Politik Fisip Universitas Airlangga, yang menjadi salah satu pembedah hasil survei, menekankan bahwa politik gagasan, integritas, dan kualitas rekam jejak menjadi sangat penting dalam mempengaruhi pemilih. Temuan menarik lain dari survei tersebut adalah bahwa pemilih masih menjadi swing voter sebesar 44% dan undecided voter sebesar 8,7%. Hal ini memperlihatkan bahwa banyak dari publik yang masih belum puas dengan kampanye pilpres yang disuguhkan yang banyak diliputi oleh politik gimmick, sehingga substansi politik seringkali tidak ditampilkan dengan baik.
Survei tersebut juga memperlihatkan kekhawatiran publik terhadap bahaya politik dinasti di masa depan, yaitu model dinasti yang dibangun berdasarkan corak kekuasaan negara yang dianggap merugikan demokrasi. Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa publik Pulau Jawa menolak Presiden Joko Widodo yang ingin membangun politik dinasti (72%). Survey juga menunjukan kekhawatiran publik atas intervensi aparat negara sebesar 47% yang dapat menciderai pemilu yang jujur dan adil serta membajak jaminan atas jaminan hak politik rakyat.
Kesimpulannya, hasil survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia memperlihatkan pentingnya politik gagasan, integritas dan kualitas rekam jejak dalam mempengaruhi pemilih. Lebih lanjut, masyarakat Pulau Jawa menunjukkan kekhawatiran terhadap masa depan demokrasi akibat politik dinasti dan model kekuasaan corak dinasti yang membahayakan demokrasi. Kita membutuhkan kesadaran kritis masyarakat sipil untuk membangun kekhawatiran terhadap masalah pelemahan demokrasi ini.
Foto: Rilis survey Lembaga Arus Survei Indonesia di Hotel Alia Cikini Menteng, Senin, 11 Desember 2023.