STRATEGIC ASSESSMENT, Presiden Rusia, Vladimir Putin, meminta perempuan di negaranya untuk memiliki setidaknya delapan anak di tengah melonjaknya jumlah korban perang dengan Ukraina. Diharapkannya, cara ini bisa membantu meningkatkan populasi Rusia hingga beberapa dekade mendatang.
Diketahui, angka kelahiran di Rusia terus menurun sejak tahun 90-an. Ditambah, mengacu pada data yang dikelola oleh Kyiv, hingga kini terdapat lebih dari 300 ribu korban di Rusia sejak awal konflik dengan Ukraina.
“Banyak masyarakat kita yang mempertahankan tradisi keluarga, yaitu membesarkan empat, lima, atau lebih anak,” ungkap Putin dalam pidato melalui tautan video di Dewan Rakyat Rusia Sedunia di Moskow beberapa hari lalu, dikutip dari The Independent, Rabu (6/12/2023).
“Ingatlah bahwa di keluarga Rusia, nenek dan nenek buyut kami memiliki 7 dan 8 anak. Mari kita lestarikan dan hidupkan kembali tradisi ini. Mmeiliki banyak anak, keluarga besar, harus menjadi norma dan cara hidup bagi seluruh masyarakat Rusia,” sambungnya.
Putin sendiri diketahui hanya memiliki dua anak dari mantan istrinya yakni Lyudmila. Kedua putrinya taj lain Maria Vorontsova dan Katerina Tikhonova.
Namun beredar rumor di pers Rusia, bahwa Putin nuga memiliki banyak anak dari perselingkuhannya dengan jutawan Svetlana Krivonogihj dan pesenam peraih medali emas olimpiade Alina Kabaeva.
Rusia telah mencatat penurunan angka kelahiran sejak sebelum bubarnya Uni Soviet. Para ahli menyebut, penurunan kelahiran tersebut sebenarnya berkaitan dengan memburuknya situasi perekonomian dan peraturan aborsi yang ketat, sehingga para calon orang tua menjadi terhalang untuk memiliki anak.
Presiden Rusia pun telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang anjlok di negaranya. Di antaranya dengan menerapkan berbagai insentif pemerintah bagi individu yang memiliki anak, termasuk imbalan finansial bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu anak.
Sumber: Detik
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin, sumber foto: Kremlin.ru