STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Apabila Rasulullah Saw. bergegas dalam perjalanan, maka beliau akan menghimpun antara shalat Maghrib dan Isya”.
Dari Nafi’ r.a, bahwasannya Ibnu Umar, bila ia tergesa-gesa dalam perjalanan, maka dijama’kannya shalat Maghrib dengan shalat Isya’ setelah hilang mega merah. Ia berkata : “Bahwasannya Rasulullah Saw. pernah menjamak’ Maghrib dengan Isya’ manakala beliau harus terburu-buru dalam perjalanan”.
Dari Salim bin Abdillah r.a, bahwasannya bapaknya berkata : “Aku melihat Rasulullah Saw. tergesa-gesa dalam suatu perjalanan, maka beliau akan menagguhkan shalat Maghrib untuk dijama’ dengan shalat Isya’.
Dari Anas r.a, dari Nabi Saw., ia berkata : “Apabila beliau tergesa-gesa dalam perjalanan, maka diundurkannya shalat Zhuhur ke waktu Ashar, kemudian dijama’nya keduanya. Dan diundurkannya shalat Maghrib ke waktu Isya’, kemudian dijama’nya keduanya, yakni ketika mega atau awan telah menghilang”.
Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : “Dalam suatu perjalanan yang dilakukan Rasulullah Saw. dalam peperangan Tabuk, Rasulullah Saw. menjamak shalat-shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’. Kata Sa’id, ia pernah menanyakan hal itu kepada Ibnu Abbas, apa sebab Nabi Saw. melakukan demikian. Jawab Ibnu Abbas : “Rasulullah Saw. bermaksud tidak hendak menyusahkan seorangpun dari umatnya”.
Dari Mu’adz bin Jabal r.a, ia berkata : “Ketika terjadi perang Tabuk, Rasulullah Saw. menjamak shalat Zhuhur dengan Ashar dan slahat Maghrib dengan shalat Isya’. Lalu kutanyakan kenapa beliau melakukan demikian. Ia menjawab, “Beliau bermaksud untuk tidak menyusahkan umatnya”.
Dari Al Barra’ r.a, ia berkata : “Apabila kami shalat di belakang Rasulullah Saw. kami lebih suka di sebelah kanan beliau, karena sesudah shalat beliau menghadapkan mukanya kepada kami (ke kanan). Bahkan aku pernah mendengar beliau membaca doa : “Ya Tuhanku, jagalah aku dari siksa-Mu pada hari di mana seluruh hamba-Mu akan dikumpulkan menjadi satu”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila shalat telah diiqamatkan, maka tidak ada lagi shalat kecuali melakukan shalat fardlu”.
Dari Ibnu Buhainah r.a, ia berkata : “Pada suatu waktu, ketika shalat Shubuh telah diiqamatkan, Rasulullah Saw. melihat seorang laki-laki mengerjakan shalat sunnat. Maka bersabda Rasulullah Saw. kepadanya, “Apakah kamu akan melaksanakan shalat Shubuh empat rakaat ?”
Dari Abu Usaid r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila kamu masuk masjid, maka ucapkanlah : ‘Allahummaftah li abwaba rahmatilah”. Dan apabila keluar, hendaklah kamu ucapkan doa : ‘Allahumma inni as aluka min fadhlika'”
Dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata : “Aku pergi berperang bersama-sama Rasulullah Saw. Ketika pulang, aku terlambat karena untaku letih. Rasulullah Saw. tiba terlebih dahulu daripada aku, sedangkan aku tiba besok pagi. Aku langsung menuju masjid, dan kudapati beliau sedang berada di pintu masjid. Beliau bertanya, “Apakah anda baru tiba ?” Jawabku, “Iya”. Sabda beliau, “Tinggalkan ontamu, masuk ke masjid, lalu shalatlah dua rakaat !”. Kata Jabir : “Aku pun masuk, dan setelah melakukan shalat dua rakaat, aku pun kembali lagi”.
Dari Ka’ab bin Malik r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. biasa tiba dari perjalannnya, siang hari waktu Dhuha. Apabila beliau tiba, mula-muka beliau pergi ke masjid, lalu shalat di situ dua rakaat, dan sesudah itu beliau kemudian duduk”.
Dari Mu’adzah r.a, ia bertanya kepada Aisyah r.a, ia berkata : “Berapa rakaat Rasulullah Saw. shalat Dhuha ?” Jawab Aisyah, “Empat rakaat, dan sesudah itu kalau mau beliau menambahinya”.
Dari Ummu Hani’ r.a, ia berkata : “Pada hari penaklukan Makkah, Nabi Saw. masuk ke rumahnya lalu ia shalat delapan rakaat, yang belum pernah dilihatnya beliau shalat sependek itu. Hanya saja beliau menyempurnakan ruku’ dan sujud”.
Dari Abu Dzarr r.a, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Semua tulang yang ada pada tubuh salah seorang kamu adalah sudah merupakan sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah. Setiap takbir adalah sedekah. Perintah kepada kebajikan adalah sedekah. Dan mencegah dari yang mungkar adalah sedekah. Dan semuanya itu senilai dengan dua rakaat shalat Dhuha”.