STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Abu Dzarr r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Abu Dzarr ! Sesungguhnya bakal terjadi sesudahku nanti para pemimpin yang mengundur-undur shalat. Maka shalatlah pada waktunya. Apabila kamu mau melakukan shalat pada waktunya, maka itu masih merupakan kesunahan tersendiri bagi kamu. Jika tidak, maka sesungguhnya kamu sudah menjaga shalatmu”.
Dari Abu Dzarr r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda sembari menepuk pahaku : “Bagaimana sikapmu jika kamu tinggal bersama suatu kaum yang menangguhkan shalat dari waktunya ?” Saya menjawab, “Apa perintah Anda kepadaku ?” Beliau bersabda, “Shalatlah pada waktunya (sekalipun sendirian). Sesudah itu selesaikanlah segala urusan. Jika kebetulan orang shalat dengan berjamaah dan engkau masih berada dalam masjid, maka shalatlah (shalat bersama mereka)”.
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat berjamaah itu lebih utama ketimbang salah seorang kamu yang shalat sendirian dengan dua puluh lima bagian”.
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat berjamaah itu mempunyai nilai lebih atas shalat seseorang yang dilakukan sendirian sebanyak dua puluh lima derajat”. Selanjutnya Rasulullah Saw. juga bersabda, “Malaikat malam dan malaikat siang berkumpul dalam shalat Shubuh”. Abu Hurairah berkata : “Kalau kamu mau bacalah firman Allah : “Dan (dirikanlah pula shalat Shubuh). Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan oleh para malaikat”.
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik ialah shalat Isya’ dan shalat Shubuh. Sekiranya mereka tahu keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh saya bermaksud akan memerintahkan shalat lalu dilaksanakan. Kemudian saya menyuruh seseorang lalu ia shalat bersama manusia. Kemudian ia pergi bersama saya dengan beberapa orang yang punya seikat kayu bakar kepada suatu kaum yang tidak melakukan shalat, lalu rumah mereka dibakar dengan api”.
Dari Abdurrahman bin Amrah r.a, ia berkata : “Suatu hari sesudah shalat Maghrib, Utsman bin Affan masuk ke masjid. Beliau duduk sendirian, lalu saya temui beliau.…
Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. adalah orang yang paling baik budi pekertinya. Terkadang beliau berkenan shalat ketika beliau tengah berada di rumahku. Beliau menyuruh untuk menggelar alas lalu disapu kemudian disirami. Setelah itu kemudian beliau maju menjadi imam sementara kami berada di belakang beliau. Kami shalat bersama-sama. Alasnya hanya terbuat dari pelepah kurma”.
Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. shalat berjamaah bersama-sama dengannya, degan ibunya, dengan bibinya. Anas berkata : “Rasulullah Saw. menyuruhku berdiri di sebelah kanan beliau, dan para wanita di belakang kami”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh berjalannya untuk melakukan shalat, lalu yang cukup jauh dan seterusnya. Seseorang yang menanti shalat sampai ia melakukan bersama imam, lebih besar pahalanya daripada orang yang terus melakukannya kemudian ia tidur”.
Dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata : “Rumah kami cukup jauh dari masjid. Saya ingin manjualnya dan mencari ganti rumah yang dekat dengan masjid. Namun Rasulullah Saw. melarangku dan bersabda, “Setiap langkah yang kamu ayunkan ada satu derajat kebaikan”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia berjalan menuju ke salah satu rumah Allah buat memenuhi salah satu dari sekian kewajiban Allah, maka satu langkahnya saja sudah bisa menghapus satu keburukan, dan satunya lagi bisa menaikkan satu derajat”.
Dari Simak bin Harb, ia bertanya kepada Jabir bin Samurah r.a, ia berkata : “Apakah kamu pernah duduk di sisi Rasulullah ?” Jabir menjawab : “Ya, sering. Beliau tidak akan beranjak dari tempat shalat Shubuhnya sebelum matahari terbit. Jika matahari sudah terbit, beliau baru berdiri. Orang-orang sama bercakap-cakap. Mereka menganggap hal itu sebagai kebiasaan jahiliyah. Mereka tertawa namun beliau hanya tersenyum saja”.
Dari Abu Sa’id Al Khudriy r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila ada tiga orang, maka salah seorang mereka harus menjadi imam bagi yang lainnya, dan yang paling berhak sebagai imam adalah yang paling baik bacaannya”.
Dari Malik bin al Huwairits; ia berkata : “Saya menemui Rasulullah Saw. pada waktu itu kami masih sama-sama mudanya dan usia kami tidak terpaut banyak. Saya tinggal di sisi beliau selama dua puluh malam. Rasulullah Saw. adalah seorang yang sangat pemurah dan lembut sekali. Beliau mengira bahwa saya sedang cekcok dengan keluargaku, sehingga beliau perlu menanyakan kepada saya keadaaan keluarga yang saya tinggalkan. Maka saya ceritakan kepada beliau apa adanya. Kemudian beliau bersabda, “Pulanglah kepada keluargamu. Tinggallah…
Dari Muhammad r.a, ia berkata : “Saya bertanya kepada Anas : “Apakah Rasulullah Saw. membaca doa qunut dalam shalat Shubuh ?” Anas menjawab : “Ya, sesaat sesudah ruku'”.
Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. selama satu bulan selalu membaca doa qunut sesudah ruku’ dalam shalat Shubuh. Beliau mendoakan celaka atas orang yang suka menghujat dan orang yang jahat. Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya”.
Dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila salah seorang kamu tertidur atau lupa sehingga meninggalkan shalat, maka hendaklah segera ia lakukan shalat itu begitu ia ingat, karena sesungguhnya Allah berfirman : “Dirikanlah shalat karena ingat Aku'”.
Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. pernah shalat sunah dalam perjalanan di atas ontanya. Beliau menghadap kemanapun ontanya menghadap”.
Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah, Rasulullah Saw. shalat di atas kendaraannya. Beliau menghadap kemana saja onta itu menghadap”. Tentang hal itu beliau bersabda, “Allah telah berfirman : ‘Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah'”.
Dari ibnu Umar r.a, ia berkata : “Aku pernah melihat Rasulullah Saw. shalat di atas himar (keledai), sementara beliau menghadap ke arah Khaibar”.