STRATEGIC ASSESSMENT. Bacapres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan di hadapan para peneliti dan duta besar negara sahabat dalam kegiatan Diskusi Panel Centre for Strategic and International Studies (CSIS), di Pakarti Center Building, Jakarta. Sebagai sebuah negara besar dengan berbagai macam potensinya, Indonesia harus berperan lebih aktif dalam konstelasi global. Hal tersebut disampaikan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan di hadapan para peneliti dan duta besar negara sahabat dalam kegiatan Diskusi Panel Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Anies memandang bahwa perlu perubahan terhadap mindset seluruh komponen bangsa. “Bahwa setiap dari kita harus menyadari bahwa kita warga tiga dunia, antara lain warga daerah, warga Indonesia/nasional, dan warga dunia,” ujar Anies.
Dengan begitu, Anies menekankan, Indonesia akan lebih berperan aktif dalam konstelasi global. “Bahwa kebijakan luar negeri kita perlu diperluas, kita perlu lebih proaktif lagi, bukan saja terkait yang dikerjakan Kemenlu, tapi juga oleh seluruh komponen bangsa,” ucap Anies.
“Kita perlu bangun kesadaran kolektif bahwa kita adalah warga dunia, sehingga ruang partisipasi bangsa Indonesia itu mendunia artinya ketika di luar sana ada krisis kita ikut hadir untuk membantu, ada perhelatan kita hadir berpatisipasi, jadi kita datang sebagai anggota atau warga dunia,” tambahnya
Bahkan Anies menceritakan bagaimana saat dirinya melihat sejarah KTT Asia Afrika yang menjadi referensi penelitian akademik duta besar Kanada dan KTT tersebut masih diperbincangkan lintas waktu lintas generasi.
“Ketika Indonesia menyelenggarakan KTT Asia Afrika, bangsa ini menjadi buah bibir dan referensi berbagai negara, dibicarakan berdekade-dekade lamanya karena kita hadir sebagai warga dunia menyampaikan pengalaman kita menjadi bangsa yang merdeka, bersatu dan itu jadi inspirasi dimana-mana,” tuturnya.
Anies memandang bahwa ke depan bangsa Indonesia harus memulai menawarkan kekuatannya kepada dunia khususnya pada budaya, sehingga dapat melahirkan diplomasi yang sifatnya tak hanya transaksional tetapi berdasar pada nilai sehingga ke depan Indonesia juga akan menjadi penentu agenda-agenda besar dunia.
“Sekarang kita punya kekuatan budaya yang kita bisa tawarkan kepada dunia, kita ingin saksikan ke depan restoran indonesia ada di kota-kota besar dunia, kita ingin kuliner kita jadi item diplomasi kita apalagi kuliner kita terbaik dunia, inilah perlunya negara hadir untuk memfasilitasi dan mendorong agar lebih maju lagi,” kata Anies menerangkan.
“Kemudian, kehadiran kita di badan-badan global perlu didorong. Hubungan dengan dunia tak sekadar transaksional tapi membawa nilai-nilai bangsa yang harapannya ikut menentukan agenda dunia ke depan,” tambahnya.