STRATEGIC ASSESSMENT. Dari Abdullah bin Sa’ib r.a, ia berkata : “Pada suatu waktu Rasulullah Saw. mengimami kami shalat Shubuh di Makkah. Ketika itu beliau membaca surat Al Mukminun. Setelah sampai kepada ayat yang menyebutkan Musa dan Harun atau barangkali menyebutkan Isa as (perawihya ragu) tiba-tiba beliau diserang batuk, lalu beliau ruku’. “Dan Abdullah bin Saib hadir pada waktu itu”.
Dari Amir bin Huraits r.a, ia berkata : Ia mendengar Rasulullah Saw. membaca dalam shalat Shubuh : “Wallaili idza ‘as’as (Surat Takwir)”.
Dari Quthbah bin Malik r.a, ia berkata : “Ia mendengar Nabi Saw. membaca dalam shalat Shubuh : “Wannakhla baasiqaatin lahaa thal’un nadlidun”.
Dari Jabir bin Samurah r.a, ia berkata : “Nabi Saw. biasa membaca dalam shalat Shubuh : “Qaaf, wal qur’aanil maajid”.” Tetapi sesudah itu beliau membaca surat yang pendek saja.’”
Dari Jabir bin Samurah r.a, ia berkata : Bahwa Nabi Saw. membaca dalam shalat Dhuhur : “Wallaili idzaa yaghsyaa”. Di dalam shalat Ashar membaca surat yang panjangnya sama dengan itu, dan di dalam shalat Shubuh mambaca yang lebih panjang lagi.’”
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im r.a, dari ayahnya, ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah Saw. membaca surat Ath Thur dalam shalat Maghrib’”.
Dari Al Barra’ bin Azib r.a, ia berkata : “Saya pernah shalat Isya’ bersama Rasulullah Saw., ketika itu beliau membaca surat At Titin”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Saw. bersabda, “Apabila kamu mengimami shalat orang banyak, hendaklah kamu pendekkan (bacaan), karena di antara makmum terdapat pula anak-anak, orang tua, orang yang lemah, dan orang sakit. Alabila shalat sendirian, ia boleh shalat sekehendak hatinya.”
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu menjadi imam, hendaklah mempercepat shalatnya, karena di antara yang makmum itu ada yang sudah tua dan ada pula orang yang lemah. Apabila ia shalat sendiri, panjangkanlah (bacaan) shalatnya berapa ia suka.”
Dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya saya telah mulai shalat dan saya ingin memperlama shalatku, kemudian saya mendengar tangis anak kecil, maka saya percepat karena saya kuatir ibunya jadi gelisah”.
Dari Ibnu Abu Aufa r.a, ia berkata : “Apabila Rasulullah Saw. bangun dari ruku’, beliau membaca : ‘Sami’allahu liman hamidah. Allahumma rabbana lakal hamdu mil ussamma-waati wami ul ardli wakil umaa syi’ta min syai-in ba’du’”.
Dari Abu Sa’id Al Khudriy r.a, ia berkata : “Apabila Rasulullah Saw. bagun dari ruku’, beliau membaca : “Rabbanaa lakal hamdu mil-us samaawaati wal ardli wamil umaa syi’ta min syai-in ba’du ahlas sanaa-i wal majdi ahaqqu maa qaalal ‘abdu wakullunaa laka abdun allahumma laa mani’a limaa athaita walaa mu’thiya limaa mana’ ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu’”.
Dari Ali bin Abi Thalib r.a, ia berkata : “Saya dilarang Rasulullah Saw. membaca (Qur’an) dalam ruku’ dan sujud”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya adalah ketika ia sujud. Karena itu perbanyaklah doa”.
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Saw. dalam sujudnya membaca, “Allahummaghfirlii dzanbii kullahu diqqahu wajillahu wa awwalahu wa aakhirahu wa’alaniyyatahu wasirrahu”.
Dari Aisyah r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. di dalam ruku’ dan sujudnya biasa memperbanyak bacaan : ‘subhaanaka Allahumma rabbanan wabihamdika Allahum-maghfirlii’. Beliau mwmbaca doa itu karena mengamalkan perintah Al Qur’an.”
Dari Aisyah r.a, ia berkata : “Semenjak turun ayat : ‘Idzaa jaa-a nashrullahi wal fathu’ maka saya lihat beliau sering berdoa atau membaca dalam ruku’ dan sujudnya, ‘subhaanaka rabbi wabihamdika Allahummaghfirli’”.
Dari Mutharrif bin Abdullah bin Sikhkhir, bahwa Aisyah memberitahu kepadanya, bahwa Rasulullah Saw. di dalam ruku’ dan sujudnya beliau membaca : ‘Subbuhun qudduusun rabbul malaa-ikati war ruuhi’”.
Dari Abdullah bin Abbas r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Saya diperintahkan sujud dengan tujuh anggota badan dan tidak diperbolehkan melapisinya dengan rambut atau dengan pakaian, yaitu kening dan hidung, dua tangan, dua lutut dan dua ujung kaki”.
Dari Abbas bin Abdul Muththalib r.a, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila seorang hamba bersujud, maka sujud pula bersertanya tujuh anggota tubuhnya, yaitu : muka, dua telapak tangan, dua lutut dan dua tumitnya”.
Dari Anas r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. bersabda, “Sempurnakanlah sujudmu ! Janganlah salah seorang dari kamu melunjurkan kedua lengannya seperti anjing melunjurkan kaki depannya”.
Dari Musa bin Thalhah r.a, dari ayahnya, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila kamu telah menancapkan sebuah pancang (batas) di hadapanmu, maka hendaklah kamu mengerjakan shalat tanpa mempedulikan orang yang lewat di luar pancang tadi”.
Dari Musa bin Thalhah r.a, dari ayahnya, ia berkata : “Dulu, kami mengerjakan shalat, sementara kuda-kuda lewat di depan kami. Hal itu kami menceritakan kepada Rasulullah Saw., maka beliau bersabda, ‘Letakkan semacam pancang (batas) di hadapanmu, maka apa yang lewat di balik pancang itu tidak akan mengaganggu shalatmu’”.
Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : “Nabi Saw. pernah melintangkan kendaraannya, kemudian beliau shalat menghadap ke arah kendaraannya itu”.
Dari Abdullah bin Umar r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila kamu sedang shalat, maka janganlah kamu biarkan orang lewat di hadapanmu. Kalau ia nekad, hendaklah kamu memukulnya, karena sesungguhnya orang itu adalah setan”.
Dari Abu Juhaim r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Andaikata orang yang lewat di depan Mushalli itu tahu betapa besar dosanya, pasti berdiri 40 (hari, bulan atau tahun) lebih baik baginya dari pada lewat di depan Mushalli”.
Dari Sahal bin Sa’ad As Sa’idi r.a, ia berkata : “Jarak antara tempat sujud Rasulullah Saw. dengan dinding, kira-kira ada jarak yang cukup untuk lewat kambing”.
Dari Abu Dzarr r.a, ia bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang mula-mula dibangun di muka bumi ini ?” Rasulullah Saw. menjawab, “Masjidil Haram !” Saya bertanya, “Sesudah itu masjid apa ?” Beliau menjawab, “Masjidil Aqsha !” Saya bertanya, “Berapa lamanya jarak antara kedua masjid itu dibangun ?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun. Dan dimana saja kamu berada, jika waktu shalat telah tiba, maka shalatlah (segera), karena bumi ini adalah merupakan masjid juga”.
Dari Hudzaifah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Kita diistimewakan Allah dari umat-umat yang lain dengan tiga macam keistimewaan : Shaf kita diatur seperti shaf malaikat; bumi dijadikan seluruhnya bagi kita menjdi tempat sujud (shalat), dan tanahnya suci untuk kita pergunakan apabila tidak mendapatkan air”.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Saya diberi enam kelebihan atas nabi-nabi yang lainnya : Saya diberi Al Quran. Saya diberi kemenangan dengan cara menakuti musuh. Dihalalkan bagiku harta-harta hasil rampasan perang. Tanah dijadikan untukku sebagai sesuatu yang suci dan dapat dijadikan tempat sujud. Saya diutus kepada segenap makhluk. Dan saya dijadikan sebagai penutup para nabi”. Beliau juga menuturkan hal lainnya lagi.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Saya diutus dengan perkataan-perkataan yang ringkas tapi mencakup (Al Quran), dan saya dimenangkan dengan perasaan gentar di hati musuh-musuhku, dan ketika saya tidur, diberikan kepadaku kunci-kunci perbendaharaan bumi, lalu diletakkan di hadapanku”.
Dari Utsman bin Affan r.a, ia berujar kepada orang banyak ketika membangun masjid Rasulullah Saw. : “Sekarang kamu telah banyak. Sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah Ta’ala, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga nanti’”.
Dari Muhmud bin Labid r.a, ia berkata : Sesungguhnya Ustman bin Affan bermaksud mendirikan masjid. Tetapi orang-orang tidak suka dengan itu. Mereka lebih suka kalau Ustman membiarkannya saja. Lalu Ustman berkata, “Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membuatkan pula baginya (rumah yang mulia) di surga kelak’”.
Dari Anas r.a, ia berkata : “Rasulullah Saw. pernah melakukan shalat di kandang kambing, sebelum dibangun masjid”.
Dari Abdullah r.a, ia berkata : “Saya mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw. yang pada waktu itu beliau sedang shalat. Beliau tidak menjawab salamku. Ketika saya dari rumah seorang Najasyi, saya mengucapkan salam kepada beliau. Tetapi kali ini beliau malah berkenan menjawabnya. Aku lalu bertanya, “Ya Rasulullah, aku mengucapkan salam kepada anda ketika anda sedang shalat, namun mengapa anda tidak berkenan menjawab salamku ?” Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya di dalam shalat itu ada suatu kesibukan (khusyu’)’”.
Dari Zaid bin Arkam r.a, ia berkata : “Dahulu kami bercakap-cakap dalam shalat. Seorang laki-laki bercakap-cakap dengan teman di sampingnya, sehingga turun ayat, “…….shalatlah kamu karena Allah dengan khusyu’” (Al Baqarah : 238). Kemudian kami diperintah untuk diam dan dilarang berbicara’”.
Dari Abu Qatadah Al Azhari r.a, ia berkata : “Saya melihat Nabi Saw. sedang menjadi imam shalat bagi manusia, sementara Umamah binti Abu Al Ash yakni putri Zainab binti Nabi Saw. berada di pundak beliau. Apabila ruku’, beliau menurunkan Umamah, dan apabila bangkit dan sujud, beliau menggendongnya lagi”.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Sesungguhnya Nabi Saw. melarang shalat dengan berkacak pinggang”.
Dari Mu’aiqib r.a, ia berkata : “Nab Saw. pernah berkata tentang menyapu tempat sujud ketika shalat, untuk meratakan atau membersihkannya. Beliau bersabda, “Jika kamu memang harus melakukannya, maka sekali saja”.
Dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw. melihat ludah di dinding kiblat dan beliau lalu menggosoknya. Kemudian beliau berpaling dari para sahabat dan bersabda, “Apabila salah seorang dari kamu tengah shalat, janganlah ia meludah ke arah depannya, karena Allah berada di depanmu ketika kamu sedang shalat”.
Dari Aisyah r.a, ia berkata : Rasulullah Saw. pernah memakai baju yang bergambar. Beliau juga sempat melihat baju yang bergambar itu. Setelah shalat, beliau bersabda, “Bawa pergi baju ini kepada Jahem bin Hudzaifah, dan datangkan kepadaku baju biasa yang polos saja. Sesungguhnya baju yang bergambar tadi sempat menggangguku dalam shalat”.
Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Saw. bersabda, “Apabila makanan telah dihidangkan dan waktu shalat telah datang, maka mulailah dengan menyantap terlebih dahulu sebelum kamu melakukan shalat maghrib, dan jangan tergesa-gesa”.
Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila santapan malam sudah terhidang, sedangkan shalat sudah diiqamatkan, maka makanlah dahulu, dan janganlah kamu tergesa-gesa sampai rampung menyantapnya”.