STRATEGIC ASSESSMENT, Teks Sumpah Pemuda meskipun sudah sering dirubah tetapi substansinya tak akan pernah berubah. Sejarah Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda pun tersimpan rapi. Jejak Rekam Pemuda didalam Revolusi Indonesia menuju Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tetap abadi. Namun beberapa sikap paradoks Pemimpin Bangsa terhadap pemuda menjadi catatan buruk dimasa lalu tentu harus menjadi pelajaran berharga.
Apresiasi Pemerintahan Orde Lama (ORLA) mengirim banyak pemuda menempuh pendidikan di beberapa negara merupakan langkah Strategis dan Sistematis untuk memastikan Sumber Daya Manusia(SDM) Pemuda untuk menjadi Pemuda Pelopor Penggerak Pembangunan Bangsa. Namun pergantian pemerintahan dari Orde Lama(ORLA) ke Orde Baru(ORBA) justru mempersulit mereka kembali ke Tanah Air. Ada beberapa yang kembali, Satu diantaranya adalah BJ Habibie yang kemudian kita kenal sebagai Pencipta Pesawat Terbang dan menjadi Menristek RI bahkan sempat menjadi Wakil Presiden dan Presiden RI. Dapat dikatakan bahwa kualitas rata – rata Pemuda yang menempuh study diluar negeri tentu seperti BJ Habibie. Sayangnya kebijakan yang menolak kepulangan mereka itu jelas sangat merugikan Indonesia, namun Negara – negara yang mengakomodir mereka sebagai Warga Negara jelas sangat beruntung.
Potret Pemuda berikutnya di Era Orde Baru(ORBA) tentulah tak sesuai dengan Konsep Bung Karno. Pemuda hanya mengisi Pos – pos Pegawai Negeri Sipil atau menjadi dosen, selebihnya menjadi Seniman, Olahragawan dan tentu sebagian besar memilih menjadi petani, nelayan atau menjadi Karyawan dan buruh/pekerja. Walaupun pemerintah menghadirkan satu kementerian bernama Menteri Pemuda dan Olah Raga namun tak memberi pengaruh besar terhadap kehidupan pemuda di masa itu. Kampus – kampus memang banyak menghasilkan sarjana – sarjana namun begitu sedikit yang bisa diakomodir di dunia kerja, bahkan kata Mendikbud RI Prof Dr Fuad Hasan yang menggagas Link and Macth antara Dunia Pendidikan dengan Dunia Kerja Pada Tahun 1993 tak bisa dinilai berhasil. Faktanya Tahun 1998 terjadi Reformasi justru yang menggerakkan sebagian besar adalah pemuda dan mahasiswa.
Lantas bagaimana Potret Pemuda di Era Pasca Reformasi hingga saat ini ? Mari kita perhatikan dan cermati bersama. Kondisinya tidak berbeda dengan Era ORBA bahkan mungkin lebih parah. Meskipun mereka Sarjana bahkan Master sedikit sekali yang beruntung menjadi ASN/PNS, bahkan banyak yang memilih jadi Pekerja Kontrak, atau memilih pekerjaan apa saja walaupun tak sesuai dengan keahlian dan pendidikannya. Jika ada yang memilih jadi Kepala Desa dan Aparat Desa karena mereka memang tinggal di Desa dimana posisi tersebut diraihnya bukan karena keahlian dan pendidikannya, tetapi lewat pemilihan oleh Warga Desa. Ada yang mencoba bertarung di jalur politik dengan menjadi Caleg DPRD Kabupaten dan DPRD Propinsi, tetapi nasib mereka juga ditentukan oleh masyarakat pemilih, sekali lagi jika terpilih bukan karena keahlian dan pendidikannya, tetapi melewati ketegangan politik dan biaya yang tidak sedikit.
Mungkin pertanyaan yang menarik untuk diajukan saat ini, apakah hadirnya Calon Wakil Presiden Usia Muda dapat menjadi harapan bagi Angkatan Muda untuk memperbaiki nasib mereka yang jumlahnya 60% dari Mayoritas Pemilih pada Pemilu 2024? Bisa YA bisa TIDAK. Namun faktanya Semua kebijakan dalam hidup berbangsa dan bernegara memang merupakan Keputusan Politik. Dengan politik tidak ada yang tidak bisa dirubah atau diperbaiki. Tentu semua Pemuda berharap ada perubahan besar setelah Pemilu 2024 karena itulah masa Transisi yang paling menakutkan bagi Angkatan Milenial dan Generasi -Z.
Selamat Hari Sumpah Pemuda Tahun 2023
Hormat Kami
Andi Naja FP Paraga
Pemerhati Sosial