STRATEGIC ASSESSMENT. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tidak akan dilanjutkan. Hal itu diungkapkan Airlangga usai rapat terbatas terkait PSN di Istana Kepresidenan, Jakarta.
“Ada beberapa proyek yang dihentikan karena memang belum mulai dan belum ada dikeluarkan APBN,” katanya. Airlangga menyebut proyek-proyek itu antara lain pelabuhan New Ambon, kawasan industri di Tanggamus Lampung, Proyek Air Baku di Provinsi Bali, Tol Rantau-Prapat-Kisaran, Tol Langsa-Lhokseumawe, Tol Lhokseumawe-Sigli, Tol Dumai-Sigambal-Rantau Prapat, SPAM Juanda, SPAM Jatigede, dan SPAM Kamijoro,
“Itu seluruhnya dikeluarkan dari PSN karena proyeknya antara off taker dan finansialnya belum closing,” ujarnya.
Selain itu, Airlangga menjelaskan ada beberapa proyek PSN yang berubah nomenklaturnya. Seperti tol Trans Sumatera Jambi-Rengat, hingga tol Trans Jawa Probolinggo-Banyuwangi.
“Pak presiden berikan arahan termasuk terkait tol Trans Sumatera Jambi Rengat, karena loan dari AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank) itu sebuah perbankan berikan Rp 23 triliun,” kata Airlangga. “Kemudian tol Probolinggo-Banyuwangi perlu dilanjutkan dengan skema Public Private Partnership, kemudian perluasan kawasan Industri Batang dan juga berkaitan MRT East West,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga mengungkapkan sampai 4 Oktober telah diselesaikan 170 proyek PSN dengan nilai investasi Rp 1.299,41 triliun. Kemudian ada 61 proyek dalam tahap konstruksi.
Airlangga membeberkan 17 yang sudah rampung senilai Rp 259,41 triliun, seperti proyek pelabuhan, transportasi massal seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung senilai Rp 125,7 triliun dan LRT Jabodebek Rp 29,9 triliun. Selain itu juga ada beberapa proyek kawasan industri, bendungan, hingga jalan tol.
Politisi Partai Golkar ini juga membeberkan 16 proyek yang akan selesai dan belum diresmikan senilai Rp 179,46 triliun. Seperti Tol Cinere-Jagorawi, Serpong-Cinere, dan tol Pasuruan-Probolinggo. “Termasuk beberapa bendungan tol Kisaran – Tebing Tinggi, pelabuhan Deli Kupang, Makassar New Port, dan berbagai bendungan dan termasuk di Papua Barat juga selesai seperti LNG Train 3, proyek satelit multifungsi, Proyek Tangguh LNG juga siap diresmikan,” ujar Airlangga.
Selain itu, Airlangga juga memberikan laporan kepada Jokowi setidaknya ada 12 proyek yang akan rampung sampai Oktober 2024 mendatang.
“Kami sudah menyampaikan ke bapak presiden kami menghitung proyek yang akan selesai sampai 20 Oktober 2024 itu jumlah proyek selesai sebanyak 25 proyek dengan nilai Rp 151,58 triliun, itu baik proyek jalan tol kawasan industri, bandara, Benoa Tourism, jalan tol, kawasan industri, dan juga berbagai kampus universitas islam,” kata Airlangga.
Lalu pada kurun waktu 20 Oktober 2023 sampai 24 Desember 2024 setidaknya ada 12 proyek PSN yang masih dalam tahap konstruksi dengan nilai Rp 23,45 triliun. Juga 42 proyek PSN dengan nilai Rp 1.427,36 triliun yang kemungkinan selesai lewat tahun 2024.
“Karena sifatnya proyek sudah berjalan dan financial closing, tentunya proyek ini berlanjut sampai selesai,” ujar Airlangga.
Dunia cemas dengan pecahnya perang antara Israel-Palestina. Genderang perang resmi ditabuh usai Israel dihujani ribuan roket serangan Hamas pada Sabtu (7/10).
Mengutip CNN, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah negaranya akan melakukan “balas dendam besar” atas serangan yang dilakukan pasukan Hamas. Ia juga bersiap untuk “perang yang panjang dan sulit”.
Pernyataan perang Israel disepakati kabinet hanya beberapa jam usai serangan Hamas. Ini adalah yang pertama kali dideklarasikan dalam 50 tahun terakhir sejak 1973, di mana kala itu terjadi Perang Yom Kippur. Perang Yom Kippur berlangsung pada 6 Oktober-26 Oktober 1973. Ini merupakan perang antara Israel dengan negara-negara Arab yang dipimpin oleh Suriah dan Mesir.
Setidaknya lebih dari 700 orang di Israel tewas dan lebih dari 2.000 jiwa terluka akibat serangan Hamas. Sementara itu, 400 warga Palestina di Gaza tewas terkena serangan balasan Israel via udara yang menyasar wilayah padat penduduk.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai eskalasi Israel-Palestina menambah ketidakpastian ekonomi global. Apalagi, dunia belum benar-benar pulih dari konflik geopolitik Rusia-Ukraina.
Yusuf yakin Indonesia tidak akan mengalami dampak langsung dari konflik tersebut. Akan tetapi, ia mewanti-wanti gejolak harga komoditas hingga perubahan harga pangan dunia.
“Untuk konflik Israel-Palestina sebenarnya yang dikhawatirkan adalah ketika ini tidak hanya melibatkan kedua negara tersebut, namun melibatkan negara-negara terutama di Timur Tengah yang beberapa di antaranya adalah negara produsen minyak,” kata Yusuf kepada CNNIndonesia.com.
“Artinya ketika negara-negara ini (produsen minyak) terindikasi melibatkan diri pada konflik geopolitik antara Israel dan Palestina, maka ini saya kira bisa berpengaruh terhadap pergerakan harga komoditas minyak, berpotensi akan mengalami kenaikan,” imbuhnya.
Meski begitu, Yusuf melihat Indonesia masih punya peluang untuk bertahan di tengah panasnya konflik tersebut. Alasannya, Indonesia dianggap punya pasar domestik yang relatif besar.
Ia menyebut pasar domestik tidak terlalu terpengaruh terhadap kondisi perekonomian global secara langsung. Dengan begitu, perekonomian tanah air masih bisa bergerak atau cenderung aktif dibandingkan negara-negara yang ketergantungan dengan perekonomian global.
“Saya kira kalau konteksnya Indonesia, kita juga sudah melihat di beberapa periode krisis geopolitik sebelumnya dampak ke Indonesia itu sebenarnya tidak langsung dan relatif kecil. Sehingga saya kira menjaga kondisi pasar domestik merupakan hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk tetap kuat di tengah kedua gejolak,” jelasnya.
Yusuf pun berpesan agar Pemerintah Indonesia tidak jemawa dan terus berupaya meningkatkan perekonomian dalam negeri. Ia menyarankan beberapa sektor yang perlu digenjot, antara lain industri manufaktur.
Menurutnya, sektor ini adalah salah satu kue Indonesia yang perlu diperhatikan, terutama dalam urusan menjaga pertumbuhan ekonomi. Jika industri manufaktur bisa tetap terjaga di tengah gejolak, maka ekonomi Indonesia akan senantiasa tumbuh.
Ia meramal komponen perekonomian Indonesia juga akan berubah ke depan. Beberapa aspek yang bakal bereaksi terhadap konflik Israel-Palestina, antara lain ekspor, investasi, dan konsumsi masyarakat.
“Misalnya kalau kita bicara ekspor tentu harga dari komoditas global yang meningkat itu berpotensi juga akan ikut mempengaruhi kinerja dari ekspor. Namun, di saat bersamaan terjadi potensi kenaikan harga minyak sehingga nilai impor minyak juga berpengaruh,” tutur Yusuf.
“Sementara itu, investasi secara umum sebenarnya tidak akan terlalu berdampak langsung dari kondisi geopolitik. Konsumsi rumah tangga juga akan relatif sama. Artinya, keduanya akan lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi dari perekonomian di dalam negeri,” sambungnya.
Yusuf juga mewanti-wanti belanja pemerintah yang akan terpengaruh konflik ini. Menurutnya, bisa saja subsidi hingga harga BBM di tanah air membengkak.
“Dari sisi belanja pemerintah, bukan tidak mungkin pemerintah menyesuaikan, terutama untuk asumsi makro harga minyak. Ini akan mempengaruhi bagaimana kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan subsidi BBM,” jelasnya.
Senada, Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Andri Perdana menyebut ancaman besar dari gejolak Israel-Palestina adalah melonjaknya harga minyak dunia. Sempat mereda, harga minyak dunia kembali meroket 5 persen usai genderang perang ditabuh.
Israel ataupun Palestina memang bukan produsen minyak dunia. Namun, pasar dunia akan kembali berhati-hati dengan konflik kedua negara tersebut, apalagi ada kekhawatiran harga minyak dunia terbang jika Iran benar terlibat aktif dalam konflik ini.
“Terlebih, harga BBM di Indonesia secara bersamaan sudah mengalami kenaikan baru-baru ini. Harga BBM subsidi memang masih belum naik, tetapi ini dikhawatirkan menyebabkan stok BBM subsidi menjadi lebih langka karena pengguna BBM nonsubsidi kembali mengonsumsi BBM subsidi, serta kemungkinan keterbatasan produksi dari Pertamina,” wanti-wanti Andri.
Jika kekhawatiran ini terjadi, Andri menyebut dampaknya akan merembet ke inflasi di tanah air. Padahal, Indonesia sudah sanggup mengendalikan inflasi dengan cukup baik sejak awal 2023.
Ia pun mendesak Pemerintah Indonesia bersiap mengantisipasi lonjakan harga minyak dunia. Jika tidak, ini akan kembali menambah beban fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) imbas kenaikan biaya subsidi dan kompensasi energi yang sangat tinggi, seperti yang terjadi tahun lalu.
“Kementerian ESDM dengan Pertamina perlu mengkaji seberapa besar mereka harus mengamankan kontrak forward agar meminimalisir risiko harga minyak dunia melebihi asumsi Kemenkeu untuk berada di bawah US$90 per barel sepanjang tahun ini,” sarannya.
“Lalu, seberapa besar tanggung jawab Pertamina agar bersedia menanggung beban jika terjadi kenaikan biaya produksi dibandingkan dengan membebankannya terhadap kapasitas fiskal negara seperti tahun kemarin,” tandas Andri.
Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono melihat titik krusial konflik Timur Tengah sekarang adalah kenaikan harga minyak yang kini sudah menembus level US$85 per barel. Ia mencontohkan pada konflik Rusia-Ukraina sebelumnya, di mana harga minyak dunia terbang hingga US$100-US$150 per barel.
Ujungnya, inflasi energi akan melonjak yang berpotensi mengerek inflasi secara keseluruhan. Pada tingkat global, lonjakan inflasi ini akan mendorong kenaikan suku bunga dan imbal hasil surat utang di negara-negara maju.