STRATEGIC ASSESSMENT. Dalam daftar calon anggota legislatif sementara (DCS) Pemilu 2024 yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak terdapat nama Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko. Effendi Simbolon merupakan anggota DPR dari fraksi PDIP di Komisi X. Kedua politikus PDIP tersebut tercatat dalam rekam jejak digital pernah secara terbuka mendukung Prabowo Subianto, padahal di awal Agustus 2023, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, seluruh kader di daerah yang tidak mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024 akan terkena sanksi pemecatan. Terkait dengan hal tersebut dan perkembangan dinamika politik terkini, Redaksi menghubungi Achmad Yakub yang merupakan aktifis 98 di Sumatera Selatan. Berikut petikan wawancara (22 Agustus 2023) :
STRATEGIC ASSESSMENT : Bagaimana tensi hubungan PDIP-Jokowi-Prabowo saat ini?
Achmad Yakub : Tarik menarik dukungan Jokowi terhadap capres Prabowo dan Ganjar Pranowo (PDIP) secara komunikasi politik kita baca bahwa para pihak sedang “check sound” reaksi publik atas posisi elektabilitas dua capres tersebut. Sementara arus bawah masing-masing pihak isu tersebut digunakan utk memanaskan mesin politik agar konsolidasi internal menguat.
STRATEGIC ASSESSMENT : Apa tujuan politik dibalik manuver Budiman Sudjatmiko?
Achmad Yakub : Secara pribadi Budiman Sudjatmiko mempunyai hak politik bebas, namun sebagai kader PDIP selayaknya terpimpin untuk mendukung Capres putusan partai. Manuver Budiman Sudjatmiko sisi lain mencerminkan keadaan internal PDIP yang belum bulat memenuhi aspirasi para kadernya.
STRATEGIC ASSESSMENT : Tidak dicalonkannya Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko oleh PDIP dalam caleg, apa risikonya?
Achmad Yakub : Risikonya justru bagi Budiman Sudjatmiko dan Effendi Simbolon peluang menjadi legislator tertutup, bagi PDIP yang dikenal disiplin dalam menegakkan putusan partai diuji konsistensinya.
STRATEGIC ASSESSMENT : Mengapa akhir-akhir ini pernyataan Hasto Kristiyanto dan Megawati cenderung sinis dan menyerang Prabowo?
Achmad Yakub : Sindiran sindiran politis dari Sekjen dan Ketua Umum PDIP, sebagai wujud wanti wanti atas operasi tim Prabowo yang memotong para kader PDIP untuk menyeberang mendukung Prabowo Subianto. Hal ini sebenarnya menjadi peluang bagi PDIP untuk menguatkan konsolidasi internal menghadapi berbagai koalisi besar lainnya. mengingat PDIP saat ini hanya bersama PPP, sebagai mitra kerjasama politik yang juga harus dirawat bukan sebaliknya dikecilkan