STRATEGIC ASSESSMENT. Umat Islam tentunya memiliki keinginan untuk menunaikan ibadah haji atau umrah. Namun untuk menunaikan dua ibadah tersebut tidak lah mudah. Untuk ibadah haji, selain biayanya cukup mahal, kita juga harus menunggu hingga puluhan tahun. Sedangkan umrah memang bisa dilakukan kapan pun, namun tetap saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Haji dan umrah wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu menurut pendapat yang shahih dari mazhab Syafi’i. Apabila tidak mampu, ada sejumlah amalan yang pahalanya setara haji dan umrah.
Rasulullah SAW menyebutkan amalan-amalan yang pahalanya setara haji dan umrah sebagaimana diriwayatkan para sahabat. Salah satunya dzikir setelah salat Subuh sampai matahari terbit kemudian diikuti dengan salat dua rakaat. Anas RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa salat Subuh berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah SWT sampai terbit matahari, kemudian ia salat dua rakaat, maka amalan itu sama dengan pahala menunaikan ibadah haji dan umrah secara sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR At Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan).
Ada berbagai macam bacaan dzikir yang bisa dibaca setelah salat Subuh, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW. Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menukil riwayat yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan Ibnu Majah yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud, salah satu dzikir yang dibaca pada pagi hari adalah sebagai berikut: ا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir). Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya kekuasaan dan hanya bagi-Nya segala puji. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Dalam Kitab Shahih Bukhari juga terdapat hadits yang memuat bacaan dzikir ringan di lisan, tapi memberatkan timbangan amal.
Dari Abu Hurairah RA ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ (Artinya: “Ada dua kalimat, yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman, ‘Subhanallah wa bi hamdih (Maha Suci Allah dan Segala puji hanya bagi-Nya)’, dan ‘Subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah yang Maha Agung).” (HR Muttafaq ‘Alaih).
Dalam Kitab Shahih Muslim juga terdapat bacaan dzikir yang paling disukai Allah SWT. Bacaan tersebut adalah: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إلا الله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ (Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar). Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”
Membaca dzikir setelah subuh juga memiliki keutamaan lain. Dalam Al-Gunyah li Thalibi Thariq al-Haq ‘Azza wa Jalla karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani terdapat riwayat dari al-Hasan bin Ali RA mengenai keutamaan dzikir setelah subuh.
Al-Hasan bin Ali RA mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa salat Subuh di masjidnya kemudian duduk dzikir kepada Allah Ta’ala hingga menjelang matahari terbit, ketika itu dia memuji Allah lalu menunaikan salat dua rakaat, Allah akan memberinya sejuta istana di surga. Setiap istana terdapat sejuta bidadari. Masing-masing bidadari ditemani sejuta pelayan, dan di sisi Allah dia termasuk orang-orang yang bertobat.”