STRATEGIC ASSESSMENT. Menjelang berakhirnya masa jabatan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat (Jabar), Presiden Jokowi ternyata sudah mengantongi dua nama bakal calon Penjabat (Pj Gubernur Jabar) yang akan menggantikan Ridwan Kamil. Namun karena masih ada cukup waktu hingga masa jabatan Ridwan Kamil selesai, Jokowi belum mengungkap kapan akan
mengumumkan dua nama bakal calon Pj Gubernur Jabar tersebut.
“Ya satu dua (nama) ada lah,” kata Jokowi kepada media usai peresmian Tol Cisumdawu, Sumedang, Selasa pekan lalu sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden.Presiden Jokowi memastikan sudah ada orang-orang (dua nama dimaksud) yang ia pantau untuk menduduki jabatan Pj Gubernur Jabar menggantikan Ridwan Kamil.
Sebagaimana diketahui, jabatan Ridwan Kamil dan Ruzhanul Ulum sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat akan habis pada 5 September 2023. Sebab itu, mereka akan digantikan oleh penjabat gubernur hingga ada gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat hasil Pilkada Serentak 2024 yang akan dilakukan pada 27 November 2024.
Nama Pj Gubernur akan diusulkan oleh Menteri dalam Negeri atas usulan DPRD provinsi setempat. Terakhir, nama-nama itu akan diusulkan ke Presiden Jokowi. Sebagai presiden, Jokowi punya hak untuk menentukan Pj Gubernur yang diambil atau dipilih dari aparatur sipil negara (ASN) pimpinan tinggi madya setara eselon I.
Sementara itu, bersamaan dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa dirinya sudah mengantongi 2 nama bakal calon PJ Gubernur Jabar, kini beredar bocoran 2 nama yang disebut-sebut akan menggantikan Ridwan Kamil. Dua nama tersebut adalah Asep N Mulyana dan Rudy Sufahriadi alias Rudy Gajah. Nama lengkapnya Dr Asep Nana Mulyana lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat 14 Agustus 1969. Asep pernah menjabat Kajati Jawa Barat, setelah sebelumnya menjadi Kajati Banten. Asep menamatkan studi di Fakultas Hukum Universitas Mataram (1994). Ia kemudian mendapatkan beasiswa untuk mengikuti Program Magister Ilmu Hukum di Universitas Diponegoro (2001).
Asep yang memulai karier di Kejaksaan pada tahun 1996 sebagai Staf pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI (1996-1998), menyelesaikan Program Doktor Ilmu Hukum di Universitas Padjadjaran (2012) dengan predikat cum laude. Pria Tasikmalaya ini juga serta pernah menduduki berbagai jabatan struktural di Kejaksaan Agung, Kejaksaan-Tinggi dan Kejaksaan Negeri sbb: Tahun 2011: Plt Kepala Kejaksaan Negeri Sumber
Tahun 2012-2013: Kepala Kejaksaan Negeri Stabat
Tahun 2013-2014: Kepala Bagian Sunproglapnil pada Sesjam
Pidsus serta Kasubdit Tindak Pidana Khusus Lain pada Direktorat Eksekusi dan Eksaminasi.
Tahun 2014-2015: Kepala Kejaksaan Negeri Semarang (2014-2015)
Tahun 2015 (Januari-Oktober): Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Sumut
Tahun 2015-2019: Asisten Khusus Jaksa Agung Republik Indonesia
Tahun 2019: Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Kejaksaan Agung.
Setelah itu, Asep N Mulyana menjabat Kepala Kejati Banten, kemudian menjadi Kepala Kejati Jawa Barat lalu menjadi Dirjen
Perundang Undangan Kemenkumham.
Sementara itu, Irjen Rudy Sufahriadi, namun akrab disapa Rudy Gajah. Ia adalah mantan Kapolda Jawa Barat pada 2020. Pasca terjadinya kegiatan Rizieq Shihab di wilayah Megamendung, Bogor di masa Covid 19, ia kemudian ditugaskan sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.
Sebelumnya, lulusan Akpol 1988 ini pernah menjabat sebagai Kapolda Sulteng pada 2016. Pada saat penugasannya di Sulteng inilah, Rudy Gajah harus menghadapi kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Melalui Operasi Tinombala yang berada di bawah tanggung jawabnya, Polda Sulteng berhasil menembak mati pimpinan MIT Poso, Santoso alias Abu Wardah.
Setelah itu, karirnya lantas moncer dan mendapat promosi bintang dua (Irjen) pada 2018. Lalu Rudy Gajah ditugaskan menjadi Kepala Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri.
Pria kelahiran 23 Agustus 1965 ini memiliki pengalaman di bidang reserse. Namun demikian, dia banyak ditugaskan di Korps Brimob ataupun di bidang antiteror.
Ia mengawali karir perwiranya sebagai Komandan Peleton Brimob Kie 516 di Kelapa Dua pada 1988. Kemudian, dia mendapat promosi sebagai Komandan Kompi Brimob empat tahun setelahnya, yakni pada 1992. Kemudian, ia ditugaskan sebagai Kepala Unit Reserse Brimob di Direktorat Reserse Polda Metro Jaya pada 1997. Lalu Rudy Gajah ditugaskan sebagai Komandan Batalyon A Satuan Brimob Polda Papua pada 2001 dan dilanjut sebagai Wakil Kepala Satuan Brimob Polda Maluku pada 2001. Rudy Gajah pernah bertugas di satuan Gegana Korps Brimob Polri sebagai Wakil Kepala Satuan I pada 2004.
Gegana diketahui pasukan elit di Polri yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang anti teror, penjinakan bom, intelijen, penanganan KBR (Kimia, Biologi, Radioaktif hingga anti anarkis. Setelah itu, dia mulai berhadapan dengan teroris MIT saat ditugaskan sebagai Kapolres Poso pada 2005. Dua bulan menjabat di wilayah itu, Rudy Gajah nyaris menjadi korban penembakan teroris.
Ia pernah hampir kena tembak usai menunaikan sholat Subuh berjamaah di Masjid Raya Poso pada 24 Januari 2006. Dua orang tal dikenal dengan mengendari sepeda motor mendekati Rudy dan melontarkan tembakan, namun ia berhasil menghindar.
Sedangkan, aktifis mahasiswa dan NGO di Bandung yang tidak mau disebutkan namanya menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk memilih Asep Nana Mulyana sebagai Pj Gubernur Jawa Barat menggantikan Ridwan Kamil, karena syarat menjadi Pj Kepala Daerah adalah dari ASN, sedangkan Polri tidak mau disebut ASN karena mereka memiliki undang-undang sendiri, dan tidak mau mengikuti UU ASN. “Jadi Jokowi harus taat dan tertib hukum dengan memilih kepala daerah yang sesuai peraturannya,” tambahnya selain menegaskan sosok kepala daerah yang mengerti manajemen pemerintahan, manajemen pelayanan publik, 8 pokja dalam reformasi birokrasi dan lain-lain, sedangkan kalau ahli keamanan sudah diamanahkan ke TNI dan Polri.