STRATEGIC ASSESSMENT. Koordinator Relawan Prabowo Subianto, Fauzi Baadila, dan rombongan mengunjungi DPP Pro Jokowi (Projo). Mereka mendiskusikan soal tantangan zaman.
Pantauan detikcom di kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, pertemuan tersebut dilangsungkan secara tertutup. Pertemuan tersebut berlangsung kurang lebih 2 jam. Selain Fauzi Baadilla, hadir juga beberapa pengurus rumah besar relawan Prabowo 08.
“Pertemuan ini memang menjadi pertemuan yang penuh kehangatan, penuh romantika juga. Karena memang semua teman-teman lama ketika Reformasi 98,” kata Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi kepada wartawan usai pertemuan.
Budi Arie berharap pertemuan ini dapat terus menjaga semangat persatuan menjelang Pilpres 2024. “Dari pertemuan ini kita mengharapkan bahwa semangat persatuan nasional bisa terus menggelora di dada kita khususnya menghadapi kontestasi Pilpres 2024,” sambungnya. Budi menjelaskan pertemuan tersebut menandakan persamaan suara dan pandangan antara Projo dan Tim Relawan Prabowo. Pihaknya juga akan terus berdiskusi tentang tantangan zaman dan agenda pembangunan kerakyatan agar bisa terus berkelanjutan.
“Yang pasti gini, agenda perjuangan sudah sama, cara pandang melihat tantangan bangsa ini ke depan sudah sama. Terus bagaimana mengelola tantangan kenegaraan untuk meneruskan kemajuan Indonesia sudah sama. Terus apalagi? Masa figurnya bisa beda?” ujarnya.
“Kita terus berdiskusi tentang banyak hal. Tapi soal tantangan zaman ke depan ini Indonesia menghadapi geopolitik yang luar biasa, tantangan ekonomi, dan juga persatuan nasional, serta bagaimana agenda pembangunan kerakyatan ini bisa terus berlanjut,” lanjutnya.
Sementara itu, Fauzi Baadila menegaskan silaturahmi ini juga bersifat mendengar pendapat dan masukan dari Projo. Fauzi menegaskan semua pihak harus saling merangkul. “Kami memang dari tim harus silaturahmi kan ke Projo dan dengar pendapat masukan. Kita harus merangkul semua. Agar ada pemikiran-pemikiran yang mungkin kita belum tahu dan harus kita dapetin. Kita sekarang lagi berburu,” ujar Fauzi Baadila.
Sementara, arah koalisi Partai Amanat Nasional (PAN) masih menjadi tanda tanya. PAN belum memutuskan apakah merapat bersama koalisi Gerindra dan PKB atau justru berlabuh ke PDIP pada Pilpres 2024. Di tengah persimpangan jalan ini, PAN sudah menyatakan bakal mengusung Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) dengan siapapun mereka berkoalisi.
Tapi misi menjadikan Erick Thohir sebagai cawapres tidak mudah. PAN sempat menjalin silaturahmi dengan PDIP, namun pertemuan itu ternyata belum menghasilkan kesepakatan politik di antara keduanya. Belakangan, PAN mendekati koalisi Gerindra dan PKB yang juga tidak berjalan mulus. PKB malah balik menyindir manuver PAN yang meminta bantuan Gerindra untuk menjembatani komunikasi soal Erick menjadi cawapres Prabowo Subianto .
Ketua DPP PKB Indah Dita Sari menyebut sebagai pendatang baru, PAN mestinya ikuti antrean di belakang. “Saya baca ada pernyataan begitu di media. Takjub sih saya. Ini PAN pendatang baru dalam Koalisi KIR (Kebangkitan Indonesia Raya). Lha, pendatang baru kok minta duduk di depan. Ibarat naik busway belakangan, ya cari tempat duduk di belakang, lah,” ucap Dita dalam keterangannya.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro berkata idealnya PAN merapat ke koalisi Gerindra-PKB. Salah satu pertimbangannya adalah elektabilitas calon presiden Prabowo Subianto yang konsisten menunjukkan tren positif. “Jadi kalau membaca hasil survei, harusnya nalar politik PAN itu ke Gerindra dan PKB, ketimbang Ganjar maupun PIDP,” kata Agung saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Faktor lain adalah fakta PAN yang mengusung Erick akan sulit diterima jika merapat ke PDIP yang mengusung capres Ganjar Pranowo. Agung menyebut hubungan Erick dan Ganjar kurang mulus, terutama karena kasusPiala Dunia U-20. Indonesia dicoret FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 beberapa waktu lalu.
Salah satu yang diduga menjadi penyebabnya adalah sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak kehadiran Timnas Israel di ajang itu. Kedua kepala daerah itu adalah kader PDIP. Menurut Agung, kasus ini sedikit banyak mengindikasikan Erick dan Ganjar tidak sejalan atau berseberangan. “PDIP juga enggak nyaman sama Erick juga dalam beberapa kasus. Jadi saya kira kecenderungannya lebih ke Gerindra dan PKB,” ucap Agung.
Sikap tidak bersahabat PKB disebut Agung masih bisa dicari solusinya. PKB merasa tersinggung dengan manuver PAN menduetkan Prabowo dan Erick Thohir. Namun Agung kendala itu bisa diselesaikan lewat kesepakatan antara semua partai koalisi. Kesepakatan ini pun mesti saling menguntungkan”Istilah saya mengkompensasi seandainya Cak Imin tidak menjadi cawapres Prabowo dan Erick yang dipilih, kira-kira apa yang paling pas insentif elektoral untuk Cak Imin sehingga bisa bertahan di sana (koalisi),” ujarnya. “Tergantung Cak Imin, Prabowo, dan Zulhas,” sambung dia.
Terpisah, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam berpendapat langkah PAN mengusung Erick sebagai cawapres justru bisa menjadi batu sandungan untuk bergabung dalam sebuah koalisi.
“Menurut saya langkah PAN menawarkan pak Erick ke koalisi itu malah mereduksi, mengecilkan semangat politik dan gagasan PAN seolah ‘kalau enggak mau pak Erick saya enggak mau di koalisi’,” tutur dia. Menurut Surokim PAN harus bersikap lebih luwes. Selain itu, PAN juga harus memprioritaskan keselamatan partai. Surokim berpendapat yang terpenting dalam memilih koalisi adalah seberapa besar koalisi tersebut bisa mendongkrak suara PAN sehingga lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) di Pemilu 2024.
“Bagaimana dia mengusung capres yang punya peluang untuk menang kemudian bisa mengangkat, punya coattail effect terhadap PAN bisa lolos ke parlemen,’ ujarnya. Agung sendiri tak yakin PAN bisa dengan entengnya melepaskan Erick Thohir. Agung berkata setidaknya ada empat faktor mengapa PAN terkesan ngotot mengusung Erick sebagai cawapres.
Faktor pertama soal elektabilitas. Kata Agung, tak bisa dipungkiri nama Erick selama berada di urutan lima besar posisi cawapres berdasarkan survei sejumlah lembaga. “Yang kedua isi tas, logistik untuk melakukan pendanaan atau pembiayaan kampanye Pilpres atau Pemilu bagi dirinya maupun bagi PAN secara keseluruhan seperti itu,” kata dia. “Sehingga simbiosis mutualisme antara PAN dan Erick tercipta dan di titik ini saya kira menjadi rasional dan saya kira menjadi realistis bagi PAN untuk mengusung Erick Thohir sebagai salah satu cawapres,” imbuhnya. Faktor selanjutnya adalah soal kapasitas yang dimiliki oleh Erick. Pasalnya, saat ini Erick menjabat sebagai Menteri BUMN sekaligus Ketua PSSI.
Dengan latar belakang posisi itu, Erick dipandang mampu untuk mengelola dan memimpin. Misalnya, Erick bisa fokus untuk mengurusi masalah ekonomi, sementara capresnya lebih fokus pada urusan politik atau narasi Indonesia ke depan. Dan faktor terakhir, Agung menilai Erick cukup disukai oleh para elite, termasuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Itu (empat faktor) saya kira suatu paket sebagai pertimbangan partai-partai untuk memilih cawapres, karena kalau hanya salah satu unsur saja kekhawatiran terbesar justru cawapresnya hanya menjadi pelengkap, tidak memberikan dampak apapun secara elektoral, secara finansial, secara yang lain,” tutur Agung.
Sementara itu, Surokim menduga faktor utama PAN mengusung Erick sebagai cawapres terkait dengan faktor logisitik. Ia berpendapat PAN mungkin membutuhkan pendanaan yang cukup untuk bisa meraup suara di Pemilu. “Logistik saya kira alasan yang sangat mungkin karena PAN mungkin juga berpikir untuk ekspansi nasional untuk lolos di 4 persen tadi (parliamentary threshold), sehingga memerlukan sokongan logistik,” ujarnya.
Surokim turut menduga hal inilah yang membuat PAN justru tak menyodorkan nama Zulkifli Hasan selaku ketua umum untuk menjadi cawapres. Dan justru menyodorkan nama Erick yang bukan kader partai.
Anggota Dewan Pembina Gerindra Andre Rosiade menekankan kandidat terkuat bacawapres Prabowo Subianto masih Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Meski begitu, Andre terbuka apabila PAN ikut bergabung mendukung Prabowo di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
“Nah pertanyaannya cawapres Pak Prabowo siapa, sampai hari ini saya ingin menyampaikan cawapres Pak Prabowo, figur atau pun kandidat terkuat Gus Muhaimin. Bahwa kandidat terkuat cawapres pak Prabowo adalah Gus Muhaimin,” kata Andre dalam acara diskusi ‘Dialektika Demokrasi’ di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
Andre mengatakan Gerindra dan PKB terus berkoordinasi satu sama lain. Komunikasi masih terus dilakukan dengan intens. “Tapi tentu beliau berdua Pak Prabowo dan Gus Muhaimin terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak. Teman-teman PKB komunikasi dengan berbagai parpol diinformasikan ke kami. Kami Gerindra juga mengkomunikasikan dengan berbagai parpol kami laporkan juga ke PKB. Itu yang kita lakukan,” katanya.
Anggota Komisi VI DPR ini lalu menyinggung isu PAN yang akan bergabung mendukung Prabowo. Dia lantas menjelaskan mekanisme penentuan cawapres Prabowo apabila nantinya PAN bergabung.
“Dan alhamdulillah insyaallah Juli ini akan bertambah koalisinya dan kalau nanti ada partai yang bergabung Juli ini, misalnya PAN, partainya Pak Guspardi (Guspardi Gaus) bergabung dengan kami, tentu nanti Pak Prabowo dan Gus Muhaimin akan mengajak diskusi Bang Zul (Ketum PAN Zulkifli Hasan) untuk mengusulkan pasangan yang akan kita usung. Itu mekanismenya,” kata Andre.
Namun, Andre kembali menegaskan Cak Imin masih menjadi sosok nomor satu di figur bacawapres Prabowo. Dia mengatakan momen deklarasi bacapres dan bacawapres di KKIR masih menunggu momentum yang tepat.
“Tapi sampai saat ini saya ingin sampaikan, siapa cawapres Pak Prabowo? Gus Muhaimin kandidat terkuat sampai saat ini. Pertanyaannya, kapan diumumkan, Pak Prabowo dan Gus Muhaimin lagi menunggu momentum yang pas dan waktu yang tepat untuk umumkan paslon yang akan diusung oleh KKIR sambil menunggu bergabungnya koalisi-koalisi lain,” katanya.
Untuk menyatukan langkah dan gerak bersama, aliansi simpul relawan pendukung Calon Presiden Anies Baswedan sepakat membentuk Forum Bersama Anies Baswedan (Forbes ABW) di Abunawas Restaurant, Kemang, Jakarta Selatan.
Surat Kesepakatan Bersama yang ditandatangani para pengurus simpul relawan itu merupakan bentuk komitmen untuk memperjuangkan dan memenangkan Anies Baswedan sebagai Presiden RI 2024 bersama partai politik pengusung dan pendukung di Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Sedangkan, upaya pemenangan Anies Baswedan, dikatakan juga bahwa Forbes ABW akan berkolaborasi dengan beragam simpul relawan lainnya sebagai sahabat dalam garis perjuangan yang sama demi cita-cita Indonesia yang lebih baik. Berikut isi Surat Kesepakatan Bersama Pembentukan Forum Bersama Anies Baswedan (Forbes ABW), Komunitas Relawan untuk Pemenangan Anies Rasyid Baswedan dalam Pilpres 2024. Kami yang bertandatangan di bawah ini adalah simpul-simpul relawan untuk pemenangan Bapak H. ANIES RASYID BASWEDAN dalam PILPRES 2024, dengan ini menyatakan untuk bersepakat membentuk komunitas relawan ANIES RASYID BASWEDAN yang bernama FORBES ABW (Forum Bersama Anies Baswedan) untuk pemenangan Bapak H. ANIES RASYID BASWEDAN dalam Pilpres 2024.
FORBES ABW dibentuk sebagai upaya untuk menyatukan langkah dan gerak simpul-simpul relawan untuk bersatu dalam satu komunitas bersama, yang setiap simpul relawan mempunyai peran dan kedudukan yang setara dalam menjalankan aktivitas FORBES ABW. Setiap simpul relawan yang tergabung di dalam FORBES ABW diwakili oleh presidium-presidium yang secara struktural mempunyai peran dan kedudukan yang setara dalam struktur komunitas FORBES ABW. Atas dasar kesepakatan ini, kami tuangkan dalam penandatanganan dalam pembentukan FORBES ABW. Kami yang tergabung dalam FORBES ABW ini sebagai berikut: Gana Mahendra – BRIGADE 024; Goespeppy Siswanto – RAMAAI-PK24; Thoriq Thalib, S.H. – REKANAN (Rekan Anies Baswedan); Eddy Lukman – A FREN (Anies for Presiden); Eka Nuryawan – Tim Advokasi Anies Baswedan; Dr. Djuju Purwantoro – Tim Advokasi Anies Baswedan; Soraya Shahab – RESMI (Restorasi Semangat Indonesia); Ari Suryaningsih – JARNIES INDONESIA (Jaringan Relawan Nasional Anies); Fadilla – RESMI (Restorasi Semangat Indonesia); Chepy Trisna PS., S.E., S.H., M.H. – SATGAS BRAFO-A (Satuan Tugas Bekasi Raya for Anies); Matsani Manong – PIJAR (Pikiran Jiwa Anies untuk Rakyat); Dr. Fifi Hanaffia, S.E., M.M. – BNKAB 24 (Barisan Nasional Komando Anies Baswedan 24); Zufadli – FORUM UMKM INDONESIA; Dr. Eliya Cinto, M.Pd. – FDCIA (Forum Doktor dan Cendekia Indonesia Anies) dan FAGI ANIES (Forum Alumni Guru Indonesia); Budi Samsudin – Presidium Relawan Kota Depok; Hj. Atikah Mansyur, S.E. – FANN (Forum Anies National Network); Idris Sanur, S.E., S.Sos. – RUMAH GADANG ANIES INDONESIA; Firman Abadi – RELAWAN ANIES BASWEDAN NUSANTARA; Dion Vernandes, S.S. – RAMPAS RI 1 (Relawan Angkatan Milenial Pendukung Anies Baswedan); Muhammad Husen db. – MANIES INDONESIA (Mata Anies Indonesia); Ir. Nano Suyatno – BARRNAS (Barisan Relawan Anies); Yandri, S.H. – JARNIES INDONESIA (Jaringan Relawan Nasional Anies) ; Usamah Abdat – ANIES WANGI (Anies Banyuwangi); Sulung Nof – REKANAN (Rekan Anies Baswedan).
Sebanyak 170 purnawirawan yang tergabung dalam Forum Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri untuk Perubahan (FP3) melakukan deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024. FP3 merupakan forum bersama Purnawirawan Pati TNI dan Polri lintas angkatan dan lintas matra dari pangkat bintang satu sampai bintang tiga.
“Mendukung ketiga partai politik yang tergabung dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan Nasdem, Demokrat, PKS dan sekaligus mengusung Anies Baswedan sebagai capres perubahan,” kata Koordinator Umum FP3, Letjen TNI (Purn) Ediwan Prabowo di Jakarta. Kata Ediwan, dukungan itu diberikan lantaran pihaknya prihatin dengan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini yang belum mencerminkan keadaan seperti diharapkan.
Sebab, marak praktek hukum dan pengelolaan pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat dan merugikan negara. Selain itu, juga kekhawatiran soal terjadinya perpecahan serius antar anak bangsa.
“FP3 berpandangan, dengan adanya pemerintahan baru dengan visi perubahan diharapkan dapat menyatukan kembali anak bangsa, bisa memperbaiki semua masalah yang rugikan negara dan mampu membawa Indonesia yang lebih baik dan sejahtera,” ucap Ediwan. Setelah deklarasi dukungan ini, kata Ediwan, pihaknya berharap partai pengusung bisa segera mengumumkan sosok calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies.
https://fb.watch/lCv2tYDlqh/?mibextid=2Rb1fB
Di sisi lain, lanjut dia, pihaknya mengimbau kepada para personel Polri dan TNI yang masih aktif bertugas untuk menjaga netralitas pada Pilpres 2024. “Untuk benar-benar bersikap netral dan menjadi contoh netralitasnya dalam penyelenggaraan Pemilu 2024,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ediwan juga mengajak semua elemen untuk bisa turut serta dalam membuat situasi aman dan kondusif selama pelaksanaan Pemilu 2024. “Jangan sampai ada kerusuhan dan perpecahan antar anak bangsa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan resmi diusung sebagai capres oleh Koalisi Perubahan Untuk Persatuan yang berisikan NasDem, Demokrat dan PKS. Anies juga telah memberi isyarat akan mengumumkan sosok cawapres pendampingnya di Pilpres 2024 selepas pulang ibadah haji.