STRATEGIC ASSESSMENT. Bos tentara swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menegaskan upaya pemberontakan pasukannya terhadap militer Rusia pada akhir Juni lalu penting demi menyingkirkan para pengkhianat. Alih-alih merasa gagal, Prigozhin justru mengklaim pemberontakan pasukannya yang sangat singkat itu berhasil meraup simpati dan dukungan warga Rusia.
“Saya ingin Anda memahami bahwa ‘March of Justice’ (pemberontakan) kami ditujukan untuk memerangi pengkhianat dan memobilisasi masyarakat kita. Dan saya pikir kami telah mencapai banyak hal itu,” kata Prigozhin dalam pesannya di Telegram.
“Dalam waktu dekat, saya yakin Anda akan melihat kemenangan-kemenangan kami selanjutnya di depan,” paparnya menambahkan. Dalam kesempatan itu, Prigozhin, yang kini tengah mengasingkan diri di luar Rusia, juga meminta dukungan kepada warga Negeri Beruang Merah.
Ia bahkan mengatakan pasukannya masih aktif merekrut anggota, terlepas dari ultimatum Presiden Vladimir Putin yang hanya memberikan anggota Wagner Group tiga opsi. Ketiga opsi itu yakni meneken kontrak dengan militer Rusia, pulang, atau ikut Prigozhin ke pengasingan di Belarusia.
Dikutip Al Arabiya, saluran Telegram Grey Zone yang berafiliasi dengan Wagner Group juga tampak mengunggah iklan perekrutan anggota. Salah satu iklan itu berbunyi: “Terlepas dari kenyataan bahwa Markas Wagner di Rusia untuk sementara berhenti beroperasi, Wagner Group terus merekrut personel.”
Saluran Telegram itu juga mengunggah gambar yang disebut-sebut memperlihatkan pembangunan salah satu dari tiga markas baru Wagner Group yang terletak di Osipovichi, Belarusia Mogilev.
Wagner Group menjadi sorotan setelah membelot dan mengkhianati Putin dengan menyerbu markas militer Rusia di Rostov pada 23-24 Juni lalu. Prigozhin bahkan sempat mengerahkan pasukan Wagner menuju Moskow. Ia menegaskan upaya pemberontakan bukan untuk menggulingkan Putin.
Namun, pemberontakan itu berlangsung singkat setelah Prigozhin memutuskan menarik seluruh pasukan usai negosiasi dengan pemerintah Rusia. Meski sempat menyebut pembelotan Wagner sebagai pengkhianatan dan hendak menjatuhkan hukuman, Presiden Putin mencabut segala tuntutan tersebut. Dia bahkan membiarkan Prigozhin pindah ke Belarusia, negara tetangga Rusia.