STRATEGIC ASSESSMENT. Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Hendaknya seseorang diantara kalian merasa malu terhadap dua malaikat pencatat amal perbuatan yang selalu bersamanya, sebagaimana seseorang merasa malu terhadap dua orang tetangganya yang saleh yang selalu bersamanya sepanjang siang dan malam.” (HR. Al Baihaqi).
Dari Anas r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Jihad itu bukanlah seseorang memukulkan pedangannya di jalan Allah, melainkan seseorang yang menjamin kedua orang tua dan anaknya, maka dialah orang yang berjihad. Dan siapa yang menjamin dirinya sendiri agar tidak meminta-minta kepada orang lain, maka dialah orang yang berjihad.” (HR. Ibnu Asakir).
Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak dianggap benar-benar beriman seseorang yang kekenyangan sedangkan tetangga di sebelahnya kelaparan.” (HR. Bukhari).
Dari Aisyah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada seseorang pun diantara umatku yang menjamin kehidupan tiga orang anak perempuan atau tiga orang saudara perempuan, lalu ia berbuat baik kepada mereka, kecuali mereka akan menjadi penghalangnya untuk masuk neraka.” (HR. Al Baihaqi).
Dari Anas r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bukanlah orang yang terbaik di antara kalian seseorang yang mengabaikan urusan dunianya demi urusan akhiratnya, dan bukan pula seseorang yang mengabaikan urusan akhiratnya demi urusan dunianya sehingga ia mendapatkan keduanya secara bersamaan. Sesungguhnya dunia dunia itu merupakan sarana untuk menuju akhirat, dan jangan sekali-kali kalian menjadi beban bagi orang lain.” (HR. Ibnu Asakir).
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak diwajibkan sedekah bagi orang muslim terhadap hamba sahaya dan kuda miliknya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bukanlah orang yang benar-benar miskin itu seseorang yang berkeliling meminta-minta kepada orang lain, lalu ia pergi setelah diberi sesuap atau dua suap makanan, dan sabiji atau dua biji kurma. Tetapi orang-orang yang benar-benar miskin itu ialah orang yang tidak memiliki kecukupan yang menjaminnya, dan keadaannya pun tidak diketahui sehingga ia tidak diberi sedekah, dan ia pun tidak mau bangkit untuk meminta-minta kepada orang lain.” (HR. Syaikhan).
Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bukanlah orang mukmin yang sempurna imannya, yaitu seseorang yang tidak menganggap musibah sebagai nikmat dan kemakmuran sebagai musibah.” (HR. Thabrani).
Dari Abu Darda’ r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan amal daripada akhlak yang baik.” (HR. Ahmad).
Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bagi orang yang terbiasa mengucapkan kalimat La ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) tiada perasaan terasing baginya sewaktu ia mati, dan tiada pula sewaktu ia dalam kubur, serta tiada pula sewaktu ia dibangkitkan hidup kembali. Seakan-akan melihat mereka ketika dibangkitkan kembali sedang mengibaskan tanah dari kepalanya seraya mengucapkan, Alhamdulilladzi adzaba ‘annal hazana (Segala puji bagi Allah yang telah melenyapkan kesedihan dari kami).'” (HR. At Thabrani).
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Kaya yang sesungguhnya bukan karena kebanyakan harta, tetapi kaya yang sesungguhnya adalah kaya jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Ubaidah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada salat pun yang lebih utama daripada salat fajar (salat subuh) pada hari Jumat yang dilakukan dengan berjamaah, aku menduga bahwa tiada seorang pun dari kalian yang mengerjakannya melainkan dosanya diampuni.” (HR. Hakim).
Dari Abu Darda’ r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan La ilaha Illallah (Tiada Tuhan selain Allah) sebanyak seratus kali, kecuali Allah membangkitkannya kelak di hari kiamat dalam keadaan wajahnya seperti bulan di malam purnama. Dan tiada seorang pun yang amalnya diangkat dalam keadaan lebih utama daripada amalnya kecuali hanya orang yang mengucapkan seperti ucapannya atau lebih dari itu.” (HR. Al Baihaqi).
Dari Ibnu Mas’ud r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bukan termasuk golongan kami seseorang yang menampar mukanya sendiri dan menyobek-nyobek bajunya serta menangis sambil menjerit-jerit seperti kelakuan orang-orang jahiliyah.” (HR. Muttafaq’alaih).
Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah seseorang memutuskan hukum di antara dua orang yang bersengketa sedangkan ia dalam keadaan marah.” (HR. Jamaah).
Dari Dhamrah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bukanlah termasuk golongan kami, seseorang yang tidak berbelas kasihan terhadap orang-orang yang lebih kecil di antara kita, dan pula tidak menghargai hak orang-orang yang lebih besar. Dan bukan termasuk golongan kami seseorang yang menipu kami. Dan seseorang belum dikatakan sebagai mukmin yang sesungguhnya hingga ia mencintai orang-orang mukmin lainnya seperti kecintaannya terhadap dirinya sendiri.” (HR. At Thabrani).
Dari Abdullah bin Busrin r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bukan termasuk umatku, orang pendengki, pengumpat dan peramal. Aku pun bukan termasuk golongannya.” (HR. At Thabrani).
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulillah Saw. bersabda, “Bukan dinamakan kuat orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang mampu menahan dirinya di kala sedang marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesudahku benar-benar umatku akan diselimuti oleh fitnah-fitnah yang seakan-akan gelapnya malam. Di zaman itu seseorang di pagi hari dalam keadaan mukmin, kemudian di sore harinya menjadi kafir. Banyak kaum yang menjual agamanya dengan harta duniawi yang sedikit.” (HR. Al Hakim).
Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Seseorang yang tertinggal salat Asar, bagaikan orang yang kehilangan istri dan harta bendanya.” (HR. Syaikhan).
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Seseorang yang membunuh diri dengan mencekik dirinya, kelak ia akan mencekik dirinya pula di dalam neraka dan orang yang bunuh diri dengan menusuk dirinya, kelak dia akan menusuk dirinya pula dalam neraka.” (HR. Bukhari).
Dari Abu Abbas r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Malam dan siang adalah dua kendaraan, karena itu naikilah keduannya sebagai sarana menuju akhirat.” (HR. Ibnu Addi’).
Dari Jabir r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Air Zamzam tergantung kepada niat peminumnya; Barangsiapa meminumnya untuk menyembuhkan penyakit, niscaya Allah akan menyembuhkan penyakitnya, atau pengganjal rasa lapar, niscaya Allah akan membuatnya kenyang; atau untuk suatu keperluan, niscaya Allah akan memenuhinya.” (HR. Syaikhan).
Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Air Zamzam merupakan penawar bagi semua penyakit.” (HR. Ad Dailami).