STRATEGIC ASSESSMENT. Saat menghadiri Musyawarah Nasional BEM- SI di Sumbawa, yang dihadiri Ketua-ketua BEM dari 85 Kampus dan 200an peserta dari seluruh Indonesia, Tokoh Nasional Rizal Ramli menyatakan Munas BEM-SI kali ini memiliki arti yang sangat penting.
Ia menyatakan alasannya adalah karena suasananya berbeda dengan munas-munas sebelumnya.
“Kali ini Munas diadakan dalam situasi darurat. Darurat Demokrasi, Darurat Hukum dan Korupsi yang semakin masif.
Selain itu juga terjadi Darurat Politik yang semakin kacau balau dan semakin tidak terkait dengan agenda kesejahteraan rakyat, semakin jauh dari cita-cita Proklamasi dan semakin tidak sejalan dengan Pancasila,” kata Rizal Ramli.
Ia menyatakan saat ini di Indonesia, seluruh sistim kenegaraan mengalami dekadensi moral, etika, martabat dan prilaku. Contohnya, mega skandal Rp300 trilliun di Kementrian Keuangan sangat tidak bermoral dan sangat memalukan.
Lembaga akademik yang merupakan benteng moral dan etika hari ini runtuh karena kasus-kasus skandal korupsi melibatkan Rektor Universitas Lampung dan Universitas Udayana.
“Lembaga-lembaga demokrasi,seperti DPR/MPR sudah lumpuh, tidak lagi berperan mewakili kepentingan rakyat dan bangsa. Bayangkan persoalan mega skandal Rp300 triliun DPR/MPR diam, membisu. Rakyat dan mahasiswa hari ini yang harus memperjuangkan suara kebenaran,” tuturnya.
Ketika terjadi skandal Century yang melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, DPR pada tahun 2009 cepat membentuk Pansus DPR untuk mengusut skandal yang merugikan negara Rp6,7 triliun.
“Hari ini DPR diam seribu bahasa, tidak berani mengambil langkah interplasi, tidak berani membentuk Pansus untuk mengusut tindakan korupsi dan money laundrying yang sangat merugikan rakyat,” tuturnya lagi.
Rizal mengemukakan bahwa wajar kalau publik menduga bahwa DPR hanya menjadi ornamen demokrasi dan bahkan sudah menjadi bagian dari masalah bangsa kita saat ini.
“Ini waktunya untuk melakukan perubahan sesegera mungkin. Benteng terakhir penjaga konstitusi tinggal rakyat dan mahasiswa,” kata Rizal tegas.
Ia bahkan mengajak semua peserta yang hadir untuk kembali meluruskan sejarah dan kembali ke cita-cita kemerdekaan dan penegakan Pancasila.
“Saudara-saudara, Munas yang sedang berlangsung ini bertempat di Sumbawa, tempatnya sangat jauh. Namun, sangat berarti. Peserta yang hadir disini mewakili pulau, suku di bangsa ini. Ini Munas yang bergelora dengan idealisme dan semangat kebangsaan. Di tempat ini, di Sumbawa mari kita menyusun bersama agenda perubahan. Mari kita rebut kembali kemerdekan dan keadilan untuk rakyat,” kata Rizal tegas.