STRATEGIC ASSESSMENT-Washington. Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan peringatan keras kepada Pemerintahan China pimpinan Presiden Xi Jinping. Hal ini terkait tuduhan bahwa Beijing berencana untuk membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN International di Washington, Scholz mengatakan China akan menghadapi sanksi yang tidak ditentukan jika ikut campur dalam konflik Ukraina dan menawarkan bantuan militer ke Rusia.
“Saya pikir itu akan memiliki konsekuensi, tetapi kami sekarang berada dalam tahap di mana kami memperjelas bahwa ini tidak boleh terjadi,” kata Scholz dalam wawancara yang juga dikutip Russia Today.
Beijing telah menghadapi gelombang tuduhan yang berkembang dari pejabat dan media Barat dalam beberapa pekan terakhir karena berpotensi terbuka untuk memasok Rusia dengan bantuan militer. Meski begitu, China terus membantah tuduhan tersebut dengan menegaskan pihaknya mendukung perdamaian di Ukraina.
“China akan tetap berkomitmen pada kebijakan perdamaian luar negeri yang independen,” kata Perdana Menteri Li Keqiang.
Sekembalinya dari Washington, Scholz menolak untuk menjawab pertanyaan terkait apakah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunjukkan kepadanya bukti nyata untuk mendukung klaim bahwa China sedang mempertimbangkan pengiriman senjata ke Rusia.
“Kita semua setuju bahwa tidak boleh ada pengiriman senjata, dan pemerintah China telah menyatakan tidak akan mengirimkan apapun. Itulah yang kami tuntut dan kami mengawasinya,” paparnya. Selain Perdana Menteri Li, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning juga membantah tuduhan Negeri Tirai Bambu memberikan senjata pada Rusia. Ia menyebut hal tersebut sebagai informasi palsu, seraya menegaskan sanksi baru-baru ini yang dijatuhkan AS atas perusahaan China ‘tidak beralasan’.
“Memberikan sanksi kepada perusahaan China tanpa alasan adalah sesuatu yang munafik dan merupakan tindakan intimidasi yang terang-terangan,” pungkasnya (www.cnbcindonesia.com)