STRATEGIC ASSESSMENT-Jakarta. Menteri BUMN Erick Thohir mengancam pengusaha soal kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng di Indonesia yang tak kunjung selesai dalam waktu hampir dua tahun belakangan ini. Ia mengatakan kalau pengusaha swasta tak segera membantu pemerintah mengatasi masalah itu, perusahaan pelat merah yang dikomandoinya bakal bergerak.
Ia pede kalau swasta tak mau membantu pemerintah, BUMN bisa mengatasi masalah minyak goreng. Kepercayaan diri didasarkan pada kapasitas BUMN dan lahan seluas 600 hektare yang dimiliki perusahaan pelat merah saat ini.
“Kami ingatkan, BUMN bisa bangun dari tidur kalau harga minyak goreng tidak selesai-selesai. Karena itu kita akan mendorong konsolidasi tanah BUMN 600 hektare, lebih besar dari Golden Agri (Resorces). Bukan berarti kita memotong swasta, niatnya kami hanya ingin memastikan minyak goreng ada untuk kebutuhan masyarakat,” katanya dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2023, Selasa (28/2).
Masalah kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng terjadi di Indonesia sejak pertengahan 2021 lalu. Pada saat itu, harga minyak goreng yang biasanya hanya di kisaran Rp14 ribu per liter tiba-tiba melesat ke atas Rp20 ribu.
Tak hanya melesat, minyak goreng saat itu juga langka di berbagai daerah. Pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan banyak jurus untuk mengatasi masalah itu. Pertama, meluncurkan minyak goreng kemasan sederhana Rp14 ribu per liter di ritel dan pasar tradisional secara bertahap pada Januari-Juni 2022. Total minyak goreng yang digelontorkan 2,4 miliar liter.
Untuk menyediakan minyak goreng ini pemerintah menggelontorkan subsidi Rp7,6 triliun yang diambilkan dari dana perkebunan kelapa sawit.
Kedua, menerapkan kewajiban bagi produsen memasok minyak goreng di dalam negeri (DMO) sebesar 20 persen dari total volume ekspor mereka dengan harga domestik (DPO) mulai 27 Januari lalu. Dengan kebijakan itu harga eceran tertinggi ditetapkan yaitu minyak goreng curah Rp11.500 per liter; Minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter; Minyak goreng kemasan Rp14 ribu per liter.
Harga mulai berlaku 1 Februari 2022. Tapi, meskipun pemerintah sudah jungkir balik mengendalikan harga minyak goreng, yang terjadi malah sebaliknya; muncul masalah baru.
Untuk kebijakan satu harga Rp14 ribu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag waktu itu, Oke Nurwan menyebut kebijakan itu membuat masyarakat menyerbu minyak goreng di ritel. Akibatnya, minyak goreng jadi langka di pasaran.
Karena gagal, pemerintah kemudian mengeluarkan jurus baru; memberlakukan harga eceran tertinggi minyak goreng curah naik dari Rp11.500 per liter jadi Rp14 ribu per liter
Supaya itu bisa berjalan, pemerintah akan memberikan subsidi lewat Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Pemerintah juga kemudian memberlakukan larangan ekspor CPO supaya harga minyak goreng bisa ditekan ke Rp14 ribu per liter.
Namun lagi-lagi kebijakan itu malah menimbulkan masalah. Karena tak berhasil, Jokowi kemudian mencopot M Lutfi dari posisinya sebagai menteri perdagangan. Sebagai pengganti Lutfi, ia menunjuk Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan.
Di bawah komando Zulkifli, harga minyak goreng dan kelangkaannya berhasil dijinakkan melalui Program Minyakita yang dijual Rp14 ribu per liter. Tapi itu hanya berjalan beberapa bulan saja.
Belakangan ini, Minyakita langka dan juga harganya naik. Zulkifli Hasan mengungkap ada beberapa biang kerok yang menjadi penyebab Minyakita langka dan harganya naik. Biang kerok itu adalah;
– Penurunan penyaluran minyak goreng akibat realisasi pemenuhan minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) bulanan turun dari 100,94 persen pada November menjadi 86,31 persen pada Desember 2022.
– DMO kemudian turun lagi pada Januari 2023 menjadi 71,81 persen dari target pemenuhan bulanan 300 ribu ton.
– Program biodiesel B35 yang menyebabkan pasokan bahan baku minyak goreng berkurang (www.cnnindonesia.com).